Menangis Lihat Moeldoko Terus Dipojokkan, Ruhut Sitompul Akhirnya Bongkar Fakta Sebenarnya
Mantan Politisi Demokrat, Ruhut Sitompul membuka cerita sebenarnya, soal Moeldoko akhirnya
Penulis: fadhila rahma | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM - Mantan Politisi Demokrat, Ruhut Sitompul membuka cerita sebenarnya, soal Moeldoko akhirnya menerima tawaran sebagai Ketum Demokrat.
Hal ini diungkapkan poltisi PDI Perjuangan itu di acara Mata Najwa tadi malam, Rabu (10/3/2021).
Ruhut awalnya mempertanyakan, soal kenapa Moeldoko sering dipojokkan pasca terpilih menjadi Ketua Umum Demokrat versi KLB di Deli Serdang beberapa waktu lalu.
Padahal kata dia, bukan keiinginan Moeldoko untuk menjadi Ketua Umum Demokrat.
"Saya objektif menilai. Kenapa sih pak Moeldoko terlalu dipojokkan ? Bagi kita kader Demokrat, saya (mantan kader) berterimakasih pada SBY yang ikut membesarkan saya," kata Ruhut.
Ruhut menjelaskan, awalnya tak ada niatan Moeldoko untuk mengambil Demokrat.
"Saat kader mau menyelenggarakan KLB dan meminta Moeldoko menjadi Ketum, saya langsung telpon, tapi Moeldoko bilang masih mau fokus membantu pak Jokowi apalagi kita sekarang masih dilanda Pandemi," kata dia.
Namun Ruhut menegaskan kenapa akhirnya Moeldoko meneriwa tawaran itu.
Menurut dia, Moeldoko diminta dan ditekan kader sehingga mau menerima tawaran itu.
Moeldoko Dinilai Sukarela
Pengamat Politik President University, Muhammad A.S Hikam mengatakan, apa yang berkembang saat ini publik tak bisa melihat apa yang telah dilakukan Moeldoko sebagai tekanan.
"Secara faktual, dari segi tampilan, pidato beliau, itu tampak bahwa masuk ke KLB Demokrat adalah sukarela," kata dia.
Menurut dia, secara hak politik tidak ada masalah langkah politik yang telah dilakukan oleh Moeldoko.
Namun secara etika, mungkin dipermasalahkan, dan sekarang yang sedang terjadi.
" Kalau ada tanggapan dari pak Ruhut, pak Darmizal itu menyakitkan pak Moeldoko, itu analisa lain. Dan kemudian dipakai alasan sekarang seolah olah dipaksa dan disakiti sehingga harus beraksi," kata dia.
Itu Urusan Saya
Menkopolhukam Mahfud MD, menceritakan dirinya sempat konfirmasi ke Kepala Staf Kepresidenan (KSP) soal kongres luar biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) beberapa waktu lalu.
Menurut Mantan Ketua MK itu, presiden Jokowi tak mengetahui, jika Moeldoko ikut KLB Demokrat.
Sebab kata dia, Kamis pagi (5/3/2021) itu KSP Moeldoko masih sempat mendampingi Presiden Jokowi di acara peresmian di Banten.
"Waduh saya tak tahu betul itu, hari kamis pagi saya, sama pak Moeldoko masih meresmikan sesuatu di Banten," kata Mahfud menirukan perkataan Jokowi, Kamis (11/3/2021) di acara Mata Najwa tadi malam.
Namun menurut Mahfud MD, Presiden Jokowi sudah mengetahui soal polemik yang tengah dihadapi Partai Demokrat.
Selain itu, konfirmasi ke Presiden Jokowi, Mahfud MD juga konfirmasi ke Moeldoko.
Menurut dia, urusan tersebut urusan Moeldoko. Karena dirinya tak ditanya soal itu oleh presiden.
"Itu urusan saya, itu saya tak ditanya, dan memang semuanya kaget, dan sorenya orang ribut-ribut," kata dia.
Pemerintah Akui AHY
Mahfud MD menegaskan hingga hari ini pihaknya belum menerima laporan soal KLB Demokrat.
Sehingga pemerintah kata dia, masih mengakui kepengurusan Partai Demokrat AHY dan SBY.
"Sampai hari ini belum ada laporan sehingga Ketuanya Pak AHY dan Majelis tingginya pak SBY, " kata Mahfud.
Proposional soal Demokrat.
Mahfud MD memastikan akan secara proposional memberikan penilaian terkait polemik Partai Demorkat jika hasil KLB resmi mendaftarkan ke pemerintah.
Sebab kata dia, jika KLB Demorkat resmi mendaftarkan, maka baru ada penyelesaian secara hukum administrasi.
Sehingga pihaknya akan berpedoman pada UU kepartaian, dan keputusan Kemenkumham nomor 34 tahun 2017 tentang tata cara pendaftaran partai dan pengurus-pengurusnya dan AD ART yang berlaku.
"Satu yang politik, kita ndak ikut campur kita menganggap itu urusan masyarakat, kita hukumnya saja," kata dia.
Tak Tertarik Menganalisis
Mahfud MD enggan menganalisis gerakan KLB Demokrat sebagai upaya untuk memuluskan langkah pemerintah untuk membuat Jokowi bisa tiga periode.
Namun Mahfud tak tertarik melakukan analisis terhadap spekulasi yang tengah berkembang.
"Ndak apa apa politik itu kan persepsi, ya sudah kalau begitu nanti lihat faktanya saja. Begini jika pemerintah main main pasti akan digebuki juga oleh masyarakat,"
"Karena kita mau bilang pak SBY benar, itu dalilnya banyak, jika bilang pak Moeldoko benar dalilnya banyak," kata dia.
Baca juga: Bela Mati-matian Moeldoko di Mata Najwa, Ruhut Sitompul : Semut Diinjak akan Mengigit
Baca juga: Mahfud MD Tanya Moeldoko soal KLB Demokrat : Itu Urusan Saya, Semuanya Kaget, Sorenya Ribut-ribut