Krisis Myanmar
Semakin Mencekam, Tiga Demonstran Tewas Ditembak di Kepala oleh Aparat Myanmar
Tiga warga Myanmar, Senin kemarin tewas ditembak secara brutal oleh aparat keamanan di Myanmar.
SRIPOKU.COM – Tiga warga Myanmar, Senin kemarin tewas ditembak secara brutal oleh aparat keamanan di Myanmar.
Jumlah korban tewas terus bertambah setelah aparat keamanan menghadapi demonstran anti-kudeta dan menolak pemerintahan junta militer Myanmar.
Aksi demonstran yang digelar berbagai lapisan warga di berbagai kota di Myanmar, sudah berlangsung sebulan. Aksi turun dan pemblokiran jalan raya ini telah menewaskan lebih dari 50 orang akibat tindakan keras aparat kepolisian dan militer.
Seperti dikutip Tribunnews.con dari Reuters, Selasa (09/03/2021), tiga demonstran tewas di Myanmar pada hari Senin itu, terjadi ketika aparat menggerebek lokasi aksi mogok.
Baca juga: Kudeta Myanmar, Polisi Tembaki Warganya Sendiri Hingga 18 Warga Tewas, Bikin PBB Langsung Bertindak
Baca juga: Profil Angel, Gadis 19 Tahun, Ahli Bela Diri yang Tewas Tertembak Saat Demo Protes Kudeta Myanmar
Menurut saksi mata, demonstran di seluruh negeri berusaha melumpuhkan perekonomian dengan aksi mogok menyusul akhir pekan penggerebekan dan penangkapan malam oleh aparat keamanan.
Toko-toko, pabrik, dan bank ditutup di kota utama Yangon, kota terbesar kedua di Myanmar.
Foto-foto yang di-posting di laman Facebook, menunjukkan mayat dua pria tergeletak di jalan di kota utara Myitkyina.
Saksi mata mengatakan, korban tewas itu merupakan peserta aksi protes ketika polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata kearah demonstran. Beberapa orang kemudian terkena tembakan aparat dari bangunan di dekatnya.
Satu saksi mata yan membantu memindahkan mayat-mayat itu, seperti dikutip Reuters, dua orang ditembak di bagian kepala dan meninggal di tempat. Tiga orang lainnya terluka.
Baca juga: Pertemuan Joko Widodo-PM Malaysia Bahas Kudeta Myanmar Sambil Makan Rendang
"Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata," kata saksi pria berusia 20 tahun.
"Kita harus memiliki hak kita untuk memprotes secara damai," katanya.
Belum diketahui secara pasti, pasukan mana yang menembaki demonstran itu, meskipun polisi dan militer berada di tengah aksi protes,.
Di bagian lain, dikabarkan seorang tewas dan dua terluka selama aksi protes di kota Phyar Pon di Delta Irrawaddy, demikian sumber dari seorang aktivis politik dan media lokal.
Sampai sejauh ini, menurut data PBB, aparat kepolisian dan militer telah menewaskan lebih dari 50 orang untuk meredam aksi demonstrasi harian dan pemogokan terhadap kudeta sejak 1 Februari 2020.
Juru bicara militer tidak menanggapi tentang insiden terbaru yang menewaskan tiga demonstran, Senin kemarin. .