Kudeta Militer Myanmar

Ratusan Polisi Myanmar Tanggalkan Seragam, Gabung Demonstran: Komandan Bingung Ditinggal Anak Buah

Ada yang memaksakan diri mengundurkan diri dari kepolisian untuk bergabung dengan rakyat Myanmar

Editor: Wiedarto
Kolase AFP/SAI AUNG MAIN/ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/WSJ/djo/
Para pengunjuk rasa berlari setelah gas air mata ditembakkan oleh polisi yang mencoba membubarkan mereka selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, Minggu (28/2/2021). Sedikitnya 18 orang tewas dan 30 lainnya terluka. 

SRIPOKU.COM, MYANMAR--Kabar baik bagi para demonstran yang berjuang melawan junta militer Myanmar. Mereka mendapatkan dukungan dari ratusan polisi yang bergabung melawan junta militer.

Membelotnya ratusan polisi itu membuat para komandannya di berbagai satuan kebingungan menangani mereka.  Bahkan, ada yang membiarkan anggota polisinya bergabung turun ke jalan membantu rakyat Myanmar. Para komandan di kepolisian setempat juga tidak bisa berbuat banyak.

Mereka sempat merayu para polisi yang bergabung dengan demonstran agar kembali ke satuannya. Namun, apa yang mereka lakukan tidak berhasil. Dikabarkan, lebih dari 600 polisi Myanmar membangkang dari junta militer.

Mereka membelot dan bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil di Myanmar.
Pembelotan dari kepolisian Myanmar ini meningkat tajam. Terutama sejak kebrutalan militer menumpas demonstran pada akhir Februari.

Ada yang memaksakan diri mengundurkan diri dari kepolisian untuk bergabung dengan rakyat Myanmar. Ada pula polisi yang meraih berbagai penghargaan melarikan diri ke negara lain.

Dilansir dari The Irrawaddy, polisi yang membelot berasal dari berbagai macam divisi dan dari berbagai departemen kepolisian di seluruh Myanmar, Jumat (5/3/2021).

The Irrawaddy melaporkan, ada lebih dari 500 polisi yang berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil pada Kamis (4/3/2021).

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Setelah itu, sekitar 100 lainnya ikut bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil pada Jumat.

Seorang sumber dari kepolisian di Naypyidaw mengatakan, hanya negara bagian Rakhine yang tidak dilaporkan adanya aksi protes dari polisi yang membelot.

Dia mengatakan, partisipasi Kepala Kepolisian Cabang Khusus Tin Min Tun dalam gerakan pembangkangan sipil berdampak besar di lingkungan kepolisian.

Tin Min Tun menulis di Facebook bahwa dia bergabung dengan pegawai negeri yang melakukan pembangkangan sipil.

“Saya tidak mau lagi mengabdi di bawah rezim militer.

Saya bergabung dengan pegawai negeri yang berpartisipasi dalam pembangkangan sipil,” tulis Tin Min Tun. Dia mengungkapkan rasa hormat kepada pengunjuk rasa yang lebih muda yang memimpin gerakan melawan junta militer.

Seorang perwira senior, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa junta militer belum memberikan perintah untuk menindak polisi yang membelot.

“Para komandan hanya meminta untuk membawa mereka kembali, membujuk mereka untuk kembali ke tugas mereka dan menyelesaikan masalah mereka,” imbuh perwira tersebut.

Beberapa sumber dari kepolisian Myanmar mengatakan, tidak ada polisi yang bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil yang kembali bekerja dan tidak ada yang ditahan.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Seorang polisi di Yangon yang bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil mengatakan, dia tidak tahan melihat penderitaan yang dialami rakyat Myanmar.

“Saya tahu sebiji wijen tidak bisa membuat minyak tapi saya tetap memilih untuk pergi, berkata pada diri sendiri bahwa mereka setidaknya akan kehilangan seorang petugas untuk menekan pengunjuk rasa jika saya berhenti,” ujarnya.

Polisi yang berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil mengatakan, mereka hanya akan menerima perintah dari pemerintahan terpilih.

Sedangkan beberapa di antaranya berujar, mereka akan menawarkan jasa jika anggota parlemen Myanmar terpilih membentuk tentara untuk melawan rezim militer.

Mayoritas petugas yang telah bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil mengajukan pengunduran diri.

Sementara, beberapa lainnya hanya memberi tahu atasan mereka bahwa mereka bergabung dengan gerakan itu, kata seorang polisi di Naypyidaw.

Beberapa surat pengunduran diri mengatakan, mereka tidak memiliki keinginan untuk melaksanakan perintah dewan militer dan mengundurkan diri untuk membersamai rakyat.

Reuters melaporkan pada Kamis bahwa setidaknya 19 petugas telah melarikan diri ke Mizoram di India melalui Negara Bagian Chin dan meminta suaka politik.

Beberapa petugas yang membelot memiliki pengalaman selama bertahun-tahun dan telah memenangi penghargaan kinerja yang luar biasa.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ratusan Polisi Membelot Lawan Junta Militer Myanmar, Komandannya Bingung, Pilih Gabung Demonstran, https://surabaya.tribunnews.com/2021/03/06/ratusan-polisi-membelot-lawan-junta-militer-myanmar-komandannya-bingung-pilih-gabung-demonstran?page=all.

Editor: Iksan Fauzi

Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved