Kemelut Partai Demokrat

Jabatan Ketua Umum Demokrat Direbut KLB, SBY Ungkit Masa Lalu Menyesal dan Malu Pada Moeldoko

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap kecewanya, sampai ia mengungkit masa lalu Kepala Staf Presiden Moeldoko.

Editor: Sutrisman Dinah
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko 

"Banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam, benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini," kata SBY di Perumahan Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat malam.

SBY menyebut Moeldoko tidak berjiwa ksatria, lantaran merebut posisi Ketum Partai Demokrat dengan cara ilegal dan inkonstitusional.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak teruji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral," kata Jenderal Purn (HON) Susilo Bambang Yudhoyono.

Perbuatan Moeldoko disebut SBY telah mempermalukan Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia," kata SBY.

Kemudian, SBY mengungkapkan penyesalan pernah memberikan sejumlah jabatan kepada Moeldoko. Diantaranya memilih Moeldoko untuk menjadi Kasad 20 Mei 2013, menggantikan adik iparnya (ketika itu), Pramono Edhie Wibowo, yang memasuki masa pensiun.

Kemudian, Moeldoko diangkat menjadi Panglima TNI periode 2013 – 2015 menjelang akhir masa jabatan periode dan awal periode kedua Presiden SBY.

SBY mengungkapkan penyesalan dan rasa bersalahnya sambil mengelus dada.

"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya (Moeldoko)," ungkap SBY sembari mengelus dada.

"Saya memohon ampun kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," kata SBY.

Moeldoko Sebut KLB Sah

Sementara itu, begitu setelah dinyatakan terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Moeldoko segera terbang ke Medan dan muncul di arena KLB di luar kota Medan, Sumatera Utara.

Kehadiran di Arena KLB, Moeldoko menyampaikan pidato politik pertamanya, Jumat malam.

"KLB ini adalah konstitusional, seperti yang tertuang dalam AD/ART," kata Moledoko.

Menurut Moeldoko, sebelum menerima amanah untuk dijadikan Ketua Umum Partai Dmeokrat ia terlebih dahulu memastikan bahwa KLB digelar sesuai AD/ART. Setelah memperoleh kepastian, ia pun menyatakan langsung menuju lokasi kongres.

"Sebelum saya datang ke sini, saya memastikan tiga pertanyaan yang tadi saya sampaikan kepada saudara-saudara sekalian. Setelah ada kepastian, Saya dengan sukarela datang kesini walaupun macetnya luarbiasa," kata dia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved