Profil Jhoni Allen Marbun, Anggota Dewan Dipecat, Dicap Pengkhianat Partai Demokrat, Dikenal 'Licin'

Jhoni Allen tak terima, dia mulai membongkar satu persatu aib SBY dan AHY selama memimpin partai Demokrat.

Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
Kolase/SRIPOKU.COM
Jhoni Allen Marbun 

SRIPOKU.COM -Partai besutan Susilo Bambang Yudhyono atau SBY disorot publik belakangan ini.

Penyebabnya karena adanya isu kudeta yang menyeret nama pejabat negara yang digadang mau menggantikan ketua umum Partai Demokrat sekarang, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Imbas isu kudeta ini, Demokrat ambil tindakan.

Enam kadernya dipecat karena dinilai terlibat dalam pergerakan kudeta.

Satu kader senior lainnya dipecat karena pelanggaran etika.

Satu dari enam nama yang dipecat tidak hormat dari Partai Demokrat yakni Jhoni Allen Marbun.

Jhoni Allen tak terima, dia mulai membongkar satu persatu aib SBY dan AHY selama memimpin partai Demokrat.

Menurut dia, dinasti politik itu dimulai sejak Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Bali pada 2013.

Ia bilang cap partai dinasti diawali sejak itu.

Baca juga: DUA Kali Dibacok di Kepala, Wajah Bripka Sudarsih Memerah, Timah Panas Cabut Nyawa Sang Bandar

Baca juga: Ingat Jessica Wongso? Divonis 20 Tahun Penjara Usai Bunuh Mirna, Pihak Lapas Bingung Sikap Berubah

Baca juga: Najwa Shihab Skakmat Jhoni Allen : Sudah Jamak Bang, Anda Pun Bersumpah Atas Nama Tuhan

Baca juga: Jhoni Allen Warning Jansen saat Bersumpah Demi Tuhan : Semoga Kau Sehat Keluar dari Ruangan Ini

Profil Jhoni Allen Marbun

Lalu siapakah Jhoni Allen Marbun

Jhoni Allen Marbun merupakan kader aktif Demokrat. 

Saat ini, Johni Allen Marbun duduk sebagai anggota DPR RI di Komisi V. 

Jhonny Allen Marbun
Jhoni Allen Marbun (Kompas.com)

Dikutip dari laman resmi Fraksi Demokrat, Jhoni lahir di Pangururan, 21 Agustus 1960.

Ia menyelesaikan pendidikan S1 dari Kedokteran Hewan IPB. 

Sementara pendidikan S2 ia dapat dari Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia.

Jhoni menjadi anggota DPR pertama pada periode 2004-2009.

Pada Pileg 2019 lalu, kembali maju dari Dapil Sumatera Utara II.

Ia melenggang ke Senayan setelah mengantongi 49.381 suara.

Di DPP Partai Demokrat, Jhoni menjadi pengurus sejak tahun 2005. 

Saat itu, ia menjadi Ketua Bidang OKK.

Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua Umum DPP Demokrat pada periode 2010-2015 dan Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat pada 2015-2020.

Kekayaan

Melansir Wikipedia, dari data LHKPN, Jhoni Allen Marbun terakhir meng-update data kekayaannya tanggal 30 November 2009.

Jumlah kekayaan Jhoni Allen Marbun terlihat me-lonjak 6 kali lipat dibanding data LHKPN pada tahun 2003.

Tahun 2003 lalu, jumlah kekayaannya sebesar Rp 5.612.950.000, pada tahun 2009 tercatat jumlah kekayaan Jhoni sebesar Rp 28. 886.265.750.

Kekayaan Jhoni tersebut meliputi harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan di Bogor, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Tangerang, dan Sukabumi senilai Rp 17.775. 919.558.

Selain memiliki belasan tanah dan bangunan, Jhoni Allen terdata memiliki harta bergerak yakni kendaraan bermotor mencapai total Rp 1.275.000.000, yang terdiri atas Toyota Corolla, 1971 Toyota Land Cruiser FJ40, Toyota Fortuner, Toyota Avanza, Mitsubitshi Kuda, dan Isuzu Panther.

Tak hanya itu Jhoni pun terdata memiliki logam dan batu mulia senilai Rp 550 juta, dan giro serta setara kas lainnya senilai Rp 9.285.346.192.

Di saat mengahadiri rapat Majelis Tinggi Demokrat, terlihat Jhoni memakai kendaraan Toyota Alphard hitam bernopol B 12 SAR yang disinyalir seharga Rp 1 miliar.

Kasus

Jhoni Allen Marbun sering sekali disebut-sebut di ruang publik ataupun di ruang persidangan saat kesaksian dalam suatu tindak pidana korupsi.

Beberapa kabar juga menyebut sosok Jhoni dinilai misterius dalam dugaan kasus korupsi.

Ia terkesan licin dan pintar bernegosiasi.

Kabarnya berbagai cara kadang dilakukan agar dugaan kasus korupsinya tidak tersentuh hukum, baik dengan cara berdukun hingga berguru ke orang pintar atau paranormal.

Kasus-kasus dugaan korupsi Jhoni Allen Marbun pernah dilontarkan oleh anggota DPR RI dari PAN Abdul Hadi Djamal, yang menerima uang dari Hontjo Kurniawan lewat Darmawati dengan total berjumlah Rp 1 miliar,.

Namun uang itu diserahkan kepada Jhoni Allen Marbun guna mempermulus program pembangunan bandara dan pelabuhan di kawasan Indonesia Bagian Timur yang diajukan Hontjo.

Selain itu, Selestinus Angela Ola bekas ajudan Jhoni Allen Marbun melaporkan dan menyerahkan dokumen kepada KPK tentang dugaan korupsi pembebasan tanah makam Pondok Rangon, di mana Jhoni Allen Marbun memborong tanah di sebelah makam Pondok Ranggon dan menjualnya kembali ke Pemda DKI Jakarta.

Dari situ Jhoni disinyalir mendapat untung bersih Rp 11 miliar dari 35.344 meter persegi lahan yang dibebaskan. Selain kedua orang tersebut, Mindo Rosalina Manulang pernah menyebutkan dua anggota DPR RI periode 2004-2009 Emir Moeis (ketua panitia anggaran) dan Jhoni Allen Marbun yang saat itu menjabat wakil ketua panitia anggaran.

Menurut Mindo, pada kasus proyek-proyek Kemendiknas di sejumlah Universitas Negeri, antara lain Universitas Sumatra Utara (USU), pengadaan alat laboratorium Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang, pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan Universitas Udayana, proyek pengadaan peralatan perkuliahan Fakultas MIPA Universitas Negeri Jambi, pembangunan gedung perkuliahan Universitas Negeri Jakarta, pengadaan peralatan laboratorium Fakultas MIPA Universitas Soedirman, pengadaan laboratorium senter IPB Bogor, pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Negeri Mataram, pengadaan laboratorium Robotika dan pembangunan gedung Institut Teknologi 10 November, Emir Moeis dan Jhoni Allen meminta fee sebesar 5% dari DIPA (Daftar Isian Pengunaan Anggaran). Mindo Rosalina Manulang juga menyebutkan Johni Allen menerima uang terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Jhoni Allen Beri Peringatan Keras Jansen saat Bersumpah Demi Tuhan diacara Mata Najwa tadi malam, Selasa (3/3/2021)
Jhoni Allen Beri Peringatan Keras Jansen saat Bersumpah Demi Tuhan diacara Mata Najwa tadi malam, Selasa (3/3/2021) (Tangkapan Layar YouTube Najwa Shihab)

Diskakmat Najwa Shihab

Najwa Shihab skakmat Jhoni Allen Marbun inisiator atau pendukung KLB Partai Demokrat.

Pembawa acara Mata Najwa tersebut, mematahkan argumen Jhoni Allen berawal saat Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon bersumpah atas nama tuhan.

Polemik di Partai Demokrat terus menjadi perhatian publik.

Pasca ada isu kudeta partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono tersebut.

Imbasnya, 7 kader partai Demokrat dipecat dari partai.

Hingga kader senior dan organisasi sayap desak KLB.

Kisruh partai Demokrat berlanjut.

Dalam acara Mata Najwa pun polemik ini kembali dibahas.

Acara Mata Najwa mengangkat tema Adu Kuat di Demokrat : Apa Jasa SBY dalam Kiprah Partai Demokrat ?, Rabu (3/3/2021) malam.

Dalam acara itu Nara Sumber yang hadir yakni, Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, Jhoni Allen Marbun inisiator atau pendukung KLB Partai Demokrat, Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron, dan Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua.

Perdebatan ini berawal dari Jansen yang mengatakan, soal pencalonan di Kongres Demokrat 2020.

Jansen mengatakan, bahwa soal pencalonan Ketua Umum Demokrat ia pastikan dibuka.

Bahkan Jansen bersumpah soal pembukaan bursa calon ketua umum Demokrat.

Sambil menunjukkan id card dirinya saat acara kongres Demokrat 2020.

Namun pendapat itu dibantah oleh Jhoni.

Menurut Jhoni pencalonan Ketua Umum tidak dibuka.

Jhoni pun mulai memberikan nasehatnya kepada juniornya itu.

"Jangan Anda sama-sama kita, saya ingatkan sebagai kader muda, saya sayang sama Anda, jangan pertaruhkan kepercayaan mu dengan sumpah," 

"Ya bang" dijawab Jansen

Namun Jhoni meminta Jansen diam dulu karena dia mau melanjutkan nasehatnya.

"Tunggu dulu jangan dulu kau jawab, ini nasehat untuk Anda," kata Jhoni melanjutkan, dikutip Sripoku.com dari panpage Trans7 7 

Menurut Jhoni peserta kongres yang tidak memiliki hak suara, begitu selesai pidato Ketua Umum disuruh keluar.

"Saya ada disitu, pak Budi ada disitu, saya di sebelah pak SBY," kata Jhoni.

Namun argumen itu kembali dibantah Jansen.

"Kan memang kongres itu pemilik hak suara, maksud abang gimana," kata Jansen.

Jhoni kembali meminta Jansen mendengarkan dulu.

"Peserta kongres adalah seluruh peserta kongres, hak suara dipakai pada saat pemilihan ketua umum," kata Jhoni.

"Persis" jawan Jansen.

"Belum ada proses, baru katanlah pembukaan masuk disuruh peserta dari persidangan," Jawab Jhoni lagi.

"Ingat, ingat lho, supaya kau sadar jangan kau tertutup, karena faktor-faktor lainya saya ingatkan," kata Jhoni lagi.

"Abang mau tanya apa, biar saya jawab," dijawab Jansen.

Jhoni meminta jangan pertaruhkan dibuka demi tuhan.

Kalau dibuka kata Jhoni, Ibas pun mau maju.

"Ibas meminta saya untuk" belum selesai sudah dipatahkan Jansen.

"Faktanya tidak ada dukungan, kalau pencalonan dibuka"

Maksudku jangan kita mengatakan, oencalonan tidak dibuka, AHY itu mendaftar," kata Jansen.

"Baik..baik," kata Najwa mencoba menengahi.

"Mudah-mudahan nanti kau sehat keluar dari ruangan ini, karena kau bersumpah, kau saya ingatkan saja," kata Jhoni.

Najwa langsung menengahi.

"Saya hanya bilang, kalau soal politisi mengatasnamakan atau bersumpah demi tuhan itu sudah jamak bang Jhoni, Anda pun bersumpah demi tuhan ketika Anda bilang SBY tak berkeringat, Anda juga mengatakan hal yang sama," kata Najwa.

"Oh ya itu clear" kata Jhoni

"Kalau begitu tidak fair,kalau Anda bilang dia tidak boleh bersumpah atas nama tuhan kalau pun Anda bersumpah dengan mengatakan hal yang sama"

"Tapi itu bukan poinnya, saya cuma mengatakan, bahwa retorika itu sudah sering kita dengar, politisi membawa nama tuhan" kata Najwa skakmat Najwa ke Jhoni.

Setelah itu perbincangan kembali cair.

Baca juga: Aurel Sembuh dari Covid-19, Langsung Peluk Atta Halilintar Kegirangan, Teriak Kencang Jadi Menikah!

Baca juga: Syahnaz dan Anak Kembarnya Positif Covid-19, Kondisi Keponakan Rafif Ahmad Drop, sempat Demam Tinggi

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved