Kemelut Partai Demokrat

Jhoni Allen Sentil SBY, Diungkap Adanya Rekayasa Kongres Partai Demokrat

Mantan tokoh Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun, mengungkap budaya dinasti dan rekayasa kepemimpinan Partai Demokrat.

Editor: Sutrisman Dinah
Warta Kota
Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie 

SRIPOKU.COM --- Mantan anggota Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun mengungkapkan, bahwa saat ini partai itu telah dikuasai dinasti. Jhoni Allen disebut-sebut terkait upaya "kudeta" kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono.

Jhoni Allen mengungkapkan, terpilihnya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai ketua umum di Kongres V Demokrat tahun 2020 itu merupakan rekayasa Susilo Bambang Yudhoyono, yang tidak lain adalah ayah dari AHY.

"Kongres V 15 Maret 2020, di Senayan, Jakarta. Kembali SBY merekayasa tata cara kongres tidak sesuai sebagaimana mestinya," kata Jhoni dalam video yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (01/03/2021).

Jhoni mengatakan, pada Kongres V itu, tidak ada pembahasan tata tertib acara dan syarat pemilihan ketua umum. Laporan pertanggungjawaban dari SBY sebagai ketua umum saat itu, juga tidak ada.

Baca juga: Bantah Ikut Rencana Gulingkan AHY, Marzuki Alie Sebut Ada Gerakan Cukup Masif dalam Partai Demokrat

Baca juga: Moeldoko Mulai Risih Ditekan dan Dituduh Kudeta Partai Demokrat

"Setelah pidato Ketua Umum SBY, peserta Kongres yang tidak punya hak suara diusir keluar dari arena Kongres," ungkap ujar Jhoni.

Seharusnya, menurut Jhoni, peserta Kongres memiliki hak suara yang dapat digunakan saat pemilihan ketua umum atau perbedaan pendapat. Jhoni menyebut SBY mendesain seluruh ketua pengurus daerah mendeklarasikan AHY sebagai ketua umum.

"SBY mendesain seluruh ketua-ketua DPD seluruh Indonesia untuk medeklarasikan AHY sebagai ketua umum. Itulah yang mereka sebut aklamasi," katanya.

Atas dasar itu, Jhoni menilai AHY menjadi ketua umum namun tidak pernah berupaya meraih jabatan itu.

Dikatakan, AHY tidak tahu caranya turun gunung sehingga harus SBY yang menghadapi isu kudeta yang belakangan ini mengemuka.

"Makanya AHY berada di puncak gunung, tapi tidak pernah mendaki. Oleh sebab itu, AHY selaku ketua umum tidak tahu cara turun gunung, sehingga bapaknya SBY yang saya hormati menjadi turun gunung. Inilah yang saya sebut krisis kepemimpinan," kata Jhoni.

Kader Partai Demokrat Michael Wattimena menanggapi pernyataan Jonny Allen Marbun dan meminta, tidak menjelek-jelekan partai di ruang publik. Wattimena yang mengaku berada di Amerika Serikat dalam rangka studi, meminta Jonny Allen menghormati SBY.

“Saya menghargai Bung Jhoni Allen sebagai rekan dan senior namun seharusnya tidak baik berbicara seperti itu menjelek-jelakan Partai Demokrat dan juga Pak SBY. Tidak elok dan baik Bung Jonny bicara depan umum, biar bagaimana juga Bung Jonny pernah ada dalam keluarga Partai Demokrat,” kata Michael Wattimena.

Michael yang juga Ketua Umum DPP (IMDI) Insan Muda Demokrat Indonesia, sayap Partai Demorkat yang mendapat suara pada kongres V Partai Demokrat mengaku kerap di kontak dan diajak bertemu Jhonny Allen.

Setelah pertemuan, dirinya dijanjikan Jonny Allen bertemu dengan Moeldoko. Dijelaskan Michael saat bertemu pada bulan Januari, Jonny menyebutkan bahwa AHY tidak layak jadi pemimpin Partai Demokrat. Disebutkan bahwa AHY gagal sebagai Ketum Partai Demokrat.

Namu apa yang dikatakan Jonny langsung dibantah. Tegas Micghael tidak beralasan rekannya itu menyebutkan AHY gagal dalam memimpin Partai Demokrat. Terlebih perlu adanya pergantian Ketua Umum.

“Saya bilang barometer apa AHY gagal memimpin Partai Demokrat. Saya bilang Partai Demokrat lagi bagus, dan terus meningkat suaranya," kata mantan pimpinan Komisi IV DPR RI.

Dijelaskan pula dalam pertemuan dengan Jonny Allen dirinya diminta untuk mengkondisikan suara pimpinan DPD dan DPC untuk wilayah Indonesia Timur yaitu Maluku dan Papua Barat. “Dalam pertemuan itu kafasitas saya dinilai yang dapat menvgkondisikan suara untuk Indonesia Timur, dan mungkin juga sebagai Ketua Umum DPP IMDI,” paparnya.

“Setelah pertemuan itu, Bung Jonny terus mengontak saya,namun tidak saya gubris. Bahkan lewat anak buahnya. Saya tegaskan bahwa saya tetap setia dan solid kepada pimpinan AHY. Yakin AHY dapat menjadikan Partai Demokrat lebih baik, tentunya menghargai Pak SBY sebagai guru politik dan Guru bangsa,” jelasnya.

Michael meyakini Gerakan yang dilakukan bung jhony tidak usah ditangapi berlebihan tp tetap diantisipasi. Terlebih sepengatahuan dirinya Gerakan tersebut sudah mempunyai sekertariatan di Hotel Aston.

”Sangat wajar bilamana Ketum AHY dan Pak SBY waspada,” kata dia. Ia menyarankan rekan dan senior partainya membuat partai baru buat kontestasi di 2024 . (tribun network/umam)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved