Harga Karet di Muratara Masih Rp 5.000-Rp7.000 Per Kilo, Petani: Tak Pernah Sentuh Rp 10 Ribu

SRIPOKU.COM, MURATARA - Harga getah karet di tingkat petani di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) masih berkisar antara Rp 5.000 sampai Rp 7.000 perkilo.

Petani karet membantah isu yang beredar di masyarakat bahwa harga karet sudah mencapai Rp10.000 perkilo. 

"Mana ada, katanya Rp10.000, mana, masih Rp7.000, itulah paling tinggi," kata Nurlima (56), petani karet di Desa Teladas, Kecamatan Rawas Ulu, Senin (1/3/2021). 

• Bupati Ogan Ilir Komitmen, Segera Lunasi Tunggakan Listrik Rp2,5 Miliar pada PLN

Menurut Nurlima, harga karet senilai Rp7.000 perkilo di tingkat petani tersebut selalu berubah-ubah. 

Dia dan beberapa petani lain menjual getah karet kepada toke karet di desanya. 

"Harga Rp7.000 itu tidak mantap, berubah-ubah, kadang Rp 6.000, kadang Rp 5.000, kami jual sama toke di sini," kata Nurlima. 

Senada diungkapkan Asiani (38), petani karet di Desa Remban Kecamatan Rawas Ulu mengaku harga karet paling tinggi Rp 7.000 perkilo.

"Paling tinggi itulah (Rp7.000), kemarin saya jual Rp6.500 (perkilo) sama toke," kata Asiani.

Sementara salah satu perusahaan pengolahan karet di Kabupaten Muratara, PT Kirana Windu membeli karet sesuai harga yang ditetapkan Pemprov Sumsel. 

• Butuh Pinjaman Modal? Bank Palembang Siapkan Rp 12 Miliar untuk UMKM, Tanpa Agunan dan Tanpa Bunga

Perusahaan tersebut mengacu pada daftar harga karet yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel. 

"Lebih kurang tidak jauh beda dari harga yang ditetapkan pemerintah provinsi itu, kita mengacu ke sana," kata Humas PT Kirana Windu, Huzairin. 

"Paling selisihnya masalah biaya tersport, kita kan jauh ke pelabuhan, pengaruhnya di situ," tambahnya.