Vaksin Tahap Kedua Tolok Ukur Sukses Tidaknya Vaksinasi Covid-19 di Sumsel, Lansia Siap-siap
vaksinasi tahap kedua menyasar lansia di atas usia 60 tahun. Hanya saja penerima harus melalui screening yang ketat.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Masyarakat yang memasuki Lanjut Usia (Lansia) bersama pekerja pelayanan publik, menjadi salah satu kelompok prioritas yang akan divaksin Covid-19 pada tahap kedua vaksinasi.
Pada tahap vaksinasi kedua yang bakal dimulai pada awal Maret mendatang, para lansia yang bakal menerima vaksinasi harus melewati sejumlah screening atau pengecekan ekstra ketat sebelum disuntik vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nuraini, menjelaskan vaksinasi tahap kedua menyasar lansia di atas usia 60 tahun.
Hanya saja penerima harus melalui screening yang ketat. Sebelum divaksin lansia penerima vaksin akan ditanyai petugas seputar kondisi fisik, aktivitas, hingga kegiatan ringan dan penyakit penyerta yang dialami.
• AIR Hidrogen, Kini Ramai Diburu: Ringankan Kronis Paru-paru, Efektif untuk Pasien Covid-19
"Untuk vaksinasi lansia ditujukan dulu ke masyarakat Palembang. Para lansia ini memiliki resiko tinggi, jadi proses screeningnya harus ekstra ketat," katanya, Jumat (26/2/2021).
Dijelaskannya, hingga saat ini di kota Palembang terdata ada 140 ribu lansia yang akan menerima vaksinasi vaksin Covid-19 Biofarma.
Para lansia yang menerima vaksin harus terlebih dahulu mengisi data lewat google form oleh pihak keluarga.
Jika para lansia atau pihak keluarga tidak memahami mekanisme pendaftaran, maka si penerima vaksin bisa datang langsung ke sejumlah Fasilitas Kesehatan (Faskes) terdekat untuk dilakukan vaksinasi.
"Yang penting lansia datang dulu ke faskes untuk divaksin, jangan takut. Vaksinasi ini aman untuk lansia, asalkan telah melewati sejumlah screning ketat," tegas Lesty.
Ahli Mikrobilogi Sumsel, Prof Yuwono menjelaskan, pemberian vaksin pada tahap kedua yang diperuntukkan terhadap lansia tidak akan beresiko terhadap para lansia.
• Polres Banyuasin Jalankan Tanggung Jawab Usai Dua Warga Korban Peluru Nyasar Pelaku Penganiayaan
Hanya saja, si penerima vaksin tidak memiliki penyakit penyerta dan telah dinyatakan lulus verifikasi screening oleh nakes.
Yuwono juga memastikan, vaksin produksi biofarma aman untuk disuntikkan ke masyarakat sama halnya dengan vaksin Sinovac asal Cina.
Kedua vaksin ini memiliki bahan dasar dan efikasinya sama. Hanya saja perbedaan produk jadi dan bibit.
Untuk standarisasi efikasi vaksin yang mengacu pada standar organisasi kesehatan dunia atau WHO di atas 50 persen.
Sementara kedua vaksin ini memiliki efikasi atau kemanjuran 65,3 persen, yang artinya aman untuk digunakan.
"Tidak masalah para lansia divaksin, karena vaksin kita efikasinya sudah memenuhi standar WHO.
Hanya saja, para peniliti menegaskan si lansia penerima vaksin tidak boleh memiliki penyakit penyerta atau komorbid," ungkapnya.
Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans Dinkes Sumsel, Yusri menambahkan vaksinasi tahap kedua ini bisa menjadi tolok ukur keberhasilan vaksin di Bumi Sriwijaya.
• SBY Turun Gunung, Sapu Bersih Pro KLB, Siapa Sebenarnya Ayu Palaretin? Minta Uang Rp 500 Juta
Kondisi itu dipengaruhi jumlah vaksin yang diterima jauh lebih banyak ketimbang tahap pertama, yang berarti memiliki cakupan lebih luas dari sebelumnya.
Yusri menilai, jika vaksin diterima banyak masyarakat maka herd immunity (kekebalan komunal) akan mudah terbentuk.
Untuk mencapai kekebalan komunal itu, vaksinasi harus difokuskan kepada orang dewasa di atas usia 18 tahun.
"Pada tahap pertama vaksin hanya mencakup tenaga kesehatan. Kini vaksin diterima oleh lansia dan petugas pelayanan publik.
Orang dewasa lebih banyak beraktivitas ke luar rumah sehingga lebih rentan terjangkit," tuturnya.