PETANI Itu Ternyata Singkatan, Dicetuskan Langsung oleh Bung Karno, Tak Disangka Ini Kepanjangannya!
Nah tahukah kalian kalau Petani ada kepanjangannya? Makna singkatan ini diberikan langsung oleh Bung Karno.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Kita ketahui, Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman
Seperti padi, bunga, buah dan lain lain, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.
Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau kapas untuk penenunan dan pembuatan pakaian.
Setiap orang bisa menjadi petani, baik itu mengolah lahan milik pribadi atau mempekerjakan pekerja tani untuk mengolah lahan pemilik.
Artinya, seseorang disebut petani berdasarkan bidang pekerjaannya, bukan kepemilikan lahannya.
Nah tahukah kalian kalau Petani ada kepanjangannya?
• Resep Membuat Batagor Kuah, Disajikan Hangat nan Pedas Cocok untuk Cuaca Dingin Musim Hujan
• PENGAKUAN Mahasiswi 19 Tahun Kepergok Mesum, Sudah 3 Kali: Agresif Hingga Si Pria Klepek-klepek
• Persiapkan Event Nasional dan PON Papua 2021, Porserosi Sumsel Panggil 10 Atlet Sepatu Roda
Makna singkatan ini diberikan langsung oleh Bung Karno, Presiden pertama Indonesia dan disampaikannya pada tahun 1952.
Ya, Pak Soerkarno adalah penemu kata Petani yang merupakan Akronim dari Penyangga Tatanan Negara Indonesia.
Bagi para petani, sebutan itu tentu sangat membanggakan, apalagi yang menyematkannya adalah presiden pertama Indonesia.
Namun, menurtu iformasi lainnya yakni Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip), Singgih Tri Suistiyono, mengatakan tak tepat untuk mengatakan bahwa petani adalah kata yang diciptakan Soekarno dari akronim penyangga tatanan negara.
Apa yang dikatakan oleh Soekarno di awal-awal 50-an mengenai kepanjangan petani tersebut adalah sebuah retorika untuk mengambil hati para petani.
Seperti yang sudah jamak diketahui, Soekaro memang sangat suka membuat akronim-akronim seperti Berdikari dari berdiri di ata kaki sendiri,Trikora dari Tri Komando Rakyat, Jasmerah dari jangan sampai melupakan sejarah, dan sebagainya.
Suharto juga mengatakan bahwa Soekarno menyebut petani sebagai tiang bangsa. Tiang bangsa di sini bermakna, petani merupakan penyangga perekonomian bangsa Indonesia.
Karena saat itu, hampir 70 persen masyarakat Indonesia bekerja sebagai petani.
“Jadi kalau petani dikatakan penyangga ekonomi itu memang benar. Tapi itu dulu, kalau sekarang harus diteliti lagi, karena yang muda itu sekarang sudah enggak mau lagi bertani, mereka ingin jadi priyayi semua, kerja di kantor,” kata Suhartono.
Soemarsaid Moertono, dalam bukunya yang berjudul State and Statecraft in Old Java menuliskan bahwa petani adalah penyangga supra-village.
Artinya, petanilah yang menyangga kehidupan di atas desa. “Jadi kehidupan di atas desa semuanya ditanggung oleh petani,” lanjut Suhartono.
Soal Soekarno yang menyebut petani adalah penyangga tatanan negara Indonesia, menurut Suhartono hal itu tidak bisa lepas dari kecerdasan Soekarno dalam berpolitik.
Soekarno paham betul, kaum tani memiliki kekuatan yang sangat besar.
Dan sama seperti yang dikatakan Singgih Tri Sutrisno, Suhartono juga mengatakan hal ini tidak bisa dilepaskan dari upaya menarik simpati dan dukungan kaum tani.
“Jadi Bung Karno itu cerdas. Jadi untuk memenangkan perpolitikan, dia tahu harus menguasai dukungan dari kaum tani. Sebab mayoritas penduduk Indonesia itu tani,” ujarnya.
• Bisa Alami Stres, Pelaku yang Tersandung Kasus Candaan Peloroti Celana Teman, Ini Kata Psikolog
• Sudah Punya Lagu Sendiri, Peserta Indonesian Idol Asal Lombok Tereliminasi, Namanya Trending Twitter
• JULUKANNYA MISS Tampar 2021, Setiap Hari Kerjanya Menampar Andin: Siapa Sebenarnya Sosok Natasha?
Karana sebenarnya Kata petani sudah ada jauh sebelum Soekarno membuat akronim Penyangga Tatanan Negara Indonesia.
Kata petani berasal dari kata tani, yang merupakan bahasa sanskerta.
Dalam bahasa sanskerta, kata tani berarti tanah yang ditanami.
Ketika mendapat imbuhan ‘pe’ di depannya, maka kata tani yang awalnya merupakan kata benda akan menjadi subjek. Seperti pelaut yang berasal dari kata laut, setelah mendapat imbuhan ‘pe’ maknanya berubah menjadi orang yang bekerja di laut.
Atau pedagang, yang berarti orang yang pekerjaannya dagang atau berdagang.
Yang artinya Petani adalah orangnya.
Orang yang bekerja untuk bercocok tanam atau orang yang mengolah tanah untuk ditanami.
Bahasa Lain Petani
Dalam konsep kepemilikan tanah dan tenaga kerja selama masa Mataram Islam yang berbasis pada feodalisme, petani juga disebut sikep.
Sikep adalah petani yang diberikan kekuasaan oleh raja untuk mengerjakan atau mengelola tanah.
Sebab, pada zaman itu tanah adalah milik raja.
Sebab, ada juga petani yang tidak memiliki lisensi dari raja untuk menggarap tanah atau bisa dikatakan hanya menumpang.
Mereka adalah tenaga kerja yang mengindung semang kepada sikep yang memang memiliki sike dari raja.
Tapi ada perbedaan antara buruh tani sekarang dengan zaman itu.
Pada masa itu, hubungan antara buruh tani dengan sikep tidak sekadar orang yang bekerja kemudian diberi upah.
Dulu, hubungan antara sikep dan orang yang menumpang memiliki ikatan kultural, tidak sekadar ikatan buruh dan bos atau pemilik modal.
Baca juga: EDHY Tak Gentar Dihukum Mati,Lebih dari itu Pun Saya Siap:Terkena Getah Permainan Oknum Bawahan
Baca juga: Kapolsek Kota Lahat Iptu Irsan Rumsi, Pemegang Satya Lencana Gom Gerakan Operasi Militer VII
Baca juga: BURUAN ! Pingin Masuk PTN Tampa Tes Ditutup 24 Februari 2021 Besok, Ini Cara Mendaftar SNMPTN 2021
Sejarah Petani
Melansir Wikipedia, Bercocok tanam telah dilakukan sejak zaman Neolitik.
Di Zaman Perunggu (5000 hingga 4000 SM), bangsa Sumeria memiliki pembagian kerja di bidang pertanian.
Ketika panen, pekerjaan dilakukan secara berkelompok dengan jumlah orang dalam setiap grup sebanyak tiga orang.
Sedangkan usaha peternakan telah ada sejak ribuan tahun.
Anjing telah didomestikasikan sejak 15000 tahun yang lalu di Asia Timur untuk keperluan berburu.
Kambing dan domba didomestikasikan sejak 8000 tahun SM di Asia.
Babi didomestikasikan di Timur Tengah dan China sejak 7000 tahun SM.
Kuda didomestikasikan sejak tahun 4000 SM.
Metode bercocok tanam
Di negara miskin atau kebudayaan pra-industri, kebanyakan petani melakukan pertanian subsisten, sebuah sistem pertanian organik yang mendayagunakan rotasi tanaman, penyisihan benih, tebang dan bakar, atau metode lainnya.
Di negara maju, petani memiliki sebidang lahan yang luas dan pembudidayaan dilakukan dengan memanfaatkan mesin pertanian untuk mendapatkan efisiensi tinggi.
Dengan menggunakan mesin, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan menjadi jauh berkurang.
Dalam berabad abat ada beberapa nama Petani yang terkenal, sebut saja seperti Jose Bove, Jimmy Carter, George Washington Carver, Thomas Jefferson, George Washington, Liu Bang, Zhu Yuanzhang.
Tak hanya itu, para petani juga memiliki organisasi tersendri yakni.
International Federation of
Agricultural Producers
La Via Campesina
Federasi Serikat Petani Indonesia
HKTI - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
PETANI MANDIRI - Pergerakan Tani Nelayan Indonesia Mandiri
GPN-Gerakan Petani Nusantara
KOPRABUH, KOperasi PRodusen Anugerah BUmi Hijau
Baca juga: BURUAN ! Pingin Masuk PTN Tampa Tes Ditutup 24 Februari 2021 Besok, Ini Cara Mendaftar SNMPTN 2021
Baca juga: Rumah Kades Dikepung Massa, Peristiwa Peloroti Celana Teman, Sosok Iptu Irsan Bikin Suasana Adem
Baca juga: Kekhawatiran Riani Jadi Kenyataan, Sang Ayah Temui Ajal, Korban Ngotot Minta Diantar ke Kebun