6 Tanda Pasangan tidak Menghormati Kamu dalam Hubungan, Yakin Mau Lanjut? Begini Penjelasan Ahli

Jika dalam sebuah hubungan, salah satu diantaranya tak lagi menghargai pasangannya, hal ini akan menjadi masalah yang berbuntut panjang.

Editor: pairat
Travel Kompas.com
Ilustrasi pasangan 

Sebetulnya, hal ini bukanlah tanda hubungan yang sehat, Kawan Puan.

Kejujuran dan keterbukaan dalam hubungan menjadi kunci komunikasi hubungan yang sehat.

Tak heran jika banyak kasus hubungan yang harus kandas karena adanya kebohongan di antara kedua individu.

"Ketidakjujuran adalah salah satu perilaku yang dapat merusak hubungan apapun," tutur Manly.

Seperti yang disampaikan oleh Manly, kebohongan yang dilakukan oleh pasangan ini berarti, pasangan tidak lagi peduli dengan dampak dari perilakunya terhadap kamu.

Selain itu, hal ini juga berarti pasangan hanya memikirkan dirinya sendiri.

Baca juga: Mengenal Asha Assuncao, Pemeran Livia di Buku Harian Seorang Istri, Berdarah Portugis-Indonesia

3. Pasangan tidak menghargai waktumu

Membuat rencana ketemu, kemudian dibatalkan begitu saja atau datang telat tanpa bilang maaf, salah satu dari Kawan Puan mungkin pernah mengalaminya.

Seolah hanya dirinya yang sibuk dan memiliki waktu yang sangat penting.

Hal ini menjadi salah satu tanda, kalau pasangan kamu sudah tak lagi menghargai waktu yang kamu miliki.

4. Pasangan membuat semakin terpuruk

Ilustrasi pasangan
Ilustrasi pasangan ()

Dalam menjalin sebuah hubungan tentu Kawan Puan menginginkan rasa nyaman untuk terbuka tentang permasalahan apapun.

Pasangan menjadi tempat yang nyaman untuk bercerita sekaligus mendapatakan dukungan yang positif.

Namun, jika pasangan kamu justru menyerbu dengan perkataan yang menjatuhkan dan cenderung tidak memberikan kritik yang membangun, hal ini dapat menjadi tanda dirinya tidak lagi emnghormati kamu.

"Ketika seorang pasangan berbicaran tentang kekurangan dan menjadikan keterbatan kamu sebagai keuntungan baginya, ini adalah indikasi bahwa pasangan tidak menghormati kamu sebagai pasangan," tutur Josh Klapow, PhD, psikolog klinis.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved