Jembatan Musi VI Semakin Indah, Kanan-Kiri Pangkal Jembatan Dilengkapi Ruang Terbuka Hijau
Lahan kosong di bawah jembatan Musi VI dibangun ruang terbuka hijau yang akan menjadi objek wisata bagi masyarakat
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Azwir Ahmad
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dinas PUBM-TR Sumsel bakal membuat ruang terbuka hijau di bawah Jembatan Musi VI Palembang. Taman publik tersebut rencananya bakal dibangun di sisi kiri dan kanan pangkal jembatan.
Kepala Dinas PUBM-TR Sumsel, Darma Budhy melalui kabid jalan PUBM-TR Sumsel, Affandi menjelaskan pembangunan ruang terbuka hijau itu dilakukan untuk memperindah icon anyar kota Palembang tersebut.
Program pembangunan taman ini akan dimasukkan ke dalam perencanaan. Untuk realisasi pembangunan ruang terbuka hijau itu akan dilakukan pada saat APBDP atau anggaran tahun 2022.
"Jadi lahan kosong di bawah jembatan itu akan dibuatkan ruang terbuka hijau untuk masyarakat. Sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai objek wisata," ujarnya didampingi PPTK Jembatan Musi VI Palembang, Aria Darmawan, Senin (22/2/2021).
Menurutnya, keberadaan ruang terbuka hijau dan landscape itu bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, karena berbatasan langsung dengan perumahan penduduk.
Berbeda dengan ruang terbuka hijau di bawah jembatan fly over yang sisinya berbatasan dengan jalan.
Selain menjadi spot wisata masyarakat, keberadaan ruang terbuka hijau ini diyakini dapat menekan animo masyarakat yang selama ini sering membludak di atas jembatan.
"Kita tidak bisa melarang masyarakat mau ke atas jembatan. Paling tidak keberadaan taman ini bisa menekan animo masyarakat yang berwisata di atas jembatan," jelas Affandi.
Sementara itu, Dinas PUBM-TR Provinsi Sumatera Selatan sejak sebulan terakhir melakukan pemadaman sementara lampu warna-warni yang berada di Jembatan Musi VI Palembang.
Pemadaman yang dilakukan tersebut untuk menekan terjadinya pengumpulan atau kerumunan masyarakat, yang hampir tiap hari di salah satu ikon baru kota Palembang tersebut.
Dari hasil evaluasi selama pemadaman, upaya yang dilakukan itu cukup efektif untuk menekan terjadinya kerumunan masyarakat. Terlihat kerumunan warga sudah mulai berkurang dari sebelumnya. Pemadaman yang dilakukan hanya dilakukan terhadap lampu warna-warni saja.
Sementara lampu jalan (PJU) masih tetap dihidupkan pada malam hari. Pemadaman pun dilakukannya hanya dilakukan satau atau dua kali dalam sepekan.
"Untuk PJU itu hidup terus tiap malam, jadi kita putuskan dihidupkan lampu warna-warni hanya pada Minggu dan Rabu malam saja. Ini sangat efektif menekan terjadinya kerumunan masyarakat," ungkapnya. (Oca)