Demonstran Myanmar Serukan Mogok Massal, Ditanggapi Junta Militer dengan Ancaman Terselubung
Demonstran di Myanmar menyerukan pemogokan massal untuk memprotes kudeta militer. Sedianya aksi mogok massal itu dilakukan pada Senin (22/2/2021).
SRIPOKU.COM - Junta Militer langsung merespon ajakan demonstran di Myanmar yang menyerukan mogok massal.
Demonstran di Myanmar menyerukan pemogokan massal untuk memprotes kudeta militer.
Sedianya aksi mogok massal itu dilakukan pada Senin (22/2/2021).
Junta Militer tak tinggal diam seruan tersebut ditanggapi oleh junta militer dengan ancaman terselubung ihwal penggunaan kekuatan mematikan.
Awal mula seruan mogok massal ini dilontarkan oleh Gerakan Pembangkangan Sipil di Myanmar, pada Minggu (21/2/2021).
Mereka meminta orang untuk berkumpul bersama guna membuat "Revolusi Musim Semi” sebagaimana dilansir Associated Press.
Saluran televisi milik negara, MRTV, pada Minggu malam waktu setempat menyiarkan pernyataan dari junta militer yang memberi peringatan terhadap rencana pemogokan umum.
Junta militer menuduh para demonstran menghasut massa untuk melakukan kerusuhan dan anarki pada Senin.
“Para pengunjuk rasa sekarang menghasut orang-orang, terutama anak muda dan remaja yang emosional, ke jalur konfrontasi di mana mereka terancam kehilangan nyawa,” bunyi pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menyalahkan pengunjuk rasa karena “melakukan kekerasan”, sehingga mau tidak mau pasukan keamanan harus membalasnya.
Sejauh ini ada tiga pengunjuk rasa telah ditembak mati.
Gerakan protes di Myanmar sebenarnya berlangsung damai dan hanya sesekali terlibat dalam konfrontasi dengan polisi dengan melemparkan botol ke arah polisi ketika diprovokasi.
Di Yangon, kota terbesar Myanmar, truk-truk melaju di jalanan pada Minggu malam waktu setempat.
Truk-truk tersebut dengan nyaring mengumumkan bahwa rakyat tidak boleh menghadiri aksi pada Senin dan harus menaati larangan berkumpul.
Larangan berkumpul dikeluarkan tak lama setelah kudeta tetapi tidak diberlakukan di Yangon, yang selama dua pekan terakhir telah menjadi tempat demonstrasi besar-besaran.