Pecatan Anggota TNI di Palembang Ditembak Tim Gabungan Polrestabes, Pelaku: Karena Ekonomi
Dibalik penculikan di Palembang, ternyata yang menjadi otak dari penculikan tersebut merupakan pecatan anggota TNI, pelaku terancam pasal, 328 Kuhp
SRIPOKU.COM -- Dibalik penculikan di Palembang, ternyata yang menjadi otak dari penculikan tersebut merupakan pecatan anggota TNI.
Pelaku yang bernama Suhartono ini mengakui, aksi penculikan tersebut akibat desakan ekonomi.
"Saya terpaksa melakukan ini karena tepepet kebutuhan ekonomi pak, aksi ini pun kami lakukan spontan," ungkapnya sambil menahan sakit karena dihadiahi petugas dengan timah panas, saat gelar perkara di Polrestabes Palembang.
Suhartono yang dulu bertugas di Yonif Raider 200 Gandus Palembang ini mengkaui, bahwa yang memculik bocah 4 tahun dan membawa korban ke KM 12, kebun sayur.
"Ketika saya berhasil, bawa korban dengan kondisi mata tertutup dan tangan saya ikan dengan kain," ungkapnya.
Setelah di TKP, Sutriyono yang mengambil korban kembali dengan maksud membawa korban dengan meminta uang tebusan Rp 100 juta.
"Namun lantaran sudah rame dan viral saya pun takut pak, dan menelepon Sutriyono lagi. Bilang sama warga bahwa bocah itu sudah ditemukan," ungkapnnya.
Baca juga: Ini Wajah 2 Pelaku Penculikan Bocah 4 Tahun di Palembang Otak Pelaku Dipelor
Ditanya apakah dirinya hendak kabur usai bocah tersebut di temukan polisi, tambah Suhartono.
"Rencana mau kabur pak ke luar kota, namun binggung uang tidak ada," tutupnya menyesal.
Dibalik aksi penculikan yang dilakukan Suharto dan rekanya Sutriyono, tak ada motor dan murni penculikan.
Keduanya mengaku penculikan ini dilakukan keduanya akan cepet mendapatkan uang.
"Kami nak dapat duet cepet pak, jadi aksi itu sudah kami rencana dua hari sebelumnya. Sebelum beraksi kami awalnya jalan dulu, pas di TKP melihat bocah itu Suharto langsung melakukan aksinya, sedangkan saya stanbay di rumah," ungkap Sutriyono.
Lalu, setelah berhasil, lanjutnya, Suharto membawa korban di rumah kosong di kawasan Tanjung api api tempat kebun sayur dengan kondisi mata tertutup.
"Kode kami pak dengan Suharto, dia telepon "kembang sudah dapat" berarti korban sudah berhasil di culik. Lalu saya pun mendatangi TKP rumah kosong, dengan meminjam motor JK, temannya saya," ungkapnya.
Awalnya sudah berencana meminta tebusan 100 juta, sambung Sutriyono, lantaran berita sudah viral di Medsos, ia pun ketakutan.
"Saya jemput korban di TKP, karena takut tadi, saya pura pura menjadi warga dan bercerita dengan warga saya menemukan anak itu di KM 12, ke kebun sayur. Lalu setelah warga ramai, saya menghilang," katanya.
Akibat ulah keduanya, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satya Putra didampingi Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Edi Rahmat Mulyana mengatakan kepada rekan media Sabtu (20/2) malam kita telah menuntaskan perkara penculikan yang sempat heboh di Kota Palembang.
Dimana kronologi penangkapan, berawal petugas tim gabungan Polrestabes Palembang Pimpinan Kasat Reskrim Kompol Edi Rahmat Mulyana berhasil mengendus keberadaan Sutriyono saat berada di rumah, sekitar pukul 14.00 WIB, tak mau buang waktu petugas langsung meringkus, tanpa ada perlawanan.
Dari nyanyian Sutriyono petugas langsung melakukan pengembangan, mendapatkan nama Joko (37), Pemilik motor Scoopy BG 3204 IP, yang motornya dipakai pelaku Sutriyono untuk membawa keliling-keliling Dzaky, Palembang. Petugas pun berhasil mengamankan Joko sekitar pukul 15.00, saat berada dirumahnya.
Kurang puas dengan dua pelaku yang sudah diamankan, petugas kembali mengendus otak pelakunya, yakni bernama Suhartono.
Alhasil pelaku otak dari penculikan ini pun berhasil diringkus petugas saat berada di kawasan simpang Patal, tepatnya di lampu merah sekitar pukul 16.45 WIB, saat pelaku sedang nongkrong.
Meski sempat terjadi kejar-kejeran antara pelaku dan petugas. Namun oleh kesiagapan petugas pelaku pun berhasil diamankan beserta barang bukti.
"Pelaku Suhartono sendiri terpaksa diambil tindakan tegas karena saat hendak ditangkap melawan petugas," ujarnya.
"Tadi pagi korban Dz sudah kembali kepada orang tuanya, dan sepanjang hari ini tim Satuan Reskrim (Sat Reskrim) di pimpin Kasat Reskrim, Wakasat Reskrim, dan para Kanit. Jadi kita semua sepakat bahwa meskipun korban sudah kembali kepada orang tuanya, tetapi hal tersebut tidak boleh terulang lagi atau berjalan terus di Kota Palembang," katanya memimpin rilis perkara pelaku penculikaKapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satya Putra didampingi Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Edi Rahmat Mulyana mengatakan kepada rekan media Sabtu (20/2/2021) malam kita telah menuntaskan perkara penculikan yang sempat heboh di Kota Palembang.
Lanjutnya, oleh karena itu atas ijin bapak Kapolda dan memberikan semangat kepada kita penyelidikan kami lanjutkan.
"Kemudian berdasarkan keterangan dan keanehan-keanehan yang di kumpulkan dari kemaren dan kita runut dari awal jadi kita malam ini telah menangkap dua orang tersangka," jelas Irvan.
Masih kata Irvan, untuk kronologis nya ada keanehan seorang anak pukul 5 sore berjalan kaki sendirian dengan tangan terikat dan mata tertutup.
"Dengan keanehan seperti itu maka kita lakukan Lidik, dari orang yang menyerahkan pertama kali kepada petugas Polrestabes Palembang, setelah di lidik dan ternyata korban di sekap didalam sebuah rumah kosong," ungkapnya.
Dan anak tersebut yang mengambilnya pelaku bernama Suhartono alias Suharto. Sabtu malam 23.00.
Atas ulahnya kedua pelaku terancam pasal, 328 Kuhp ancam hukuman penjara 12 tahun.