Teror KKB Papua

KKB Papua Semakin Pongah, Masuki Pemukiman Penduduk: Takut Ditembak, 1.000 Warga Ngungsi

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) sudah keluar kandang. Mereka dilaporkan sudah memasuki permukiman padat penduduk

Editor: Wiedarto
istimewa
Warga Intan Jaya di empat kampung mengungsi usai teror KKB OPM 

SRIPOKU.COM, PAPUA--Kelompok kriminal bersenjata (KKB) sudah keluar kandang. Mereka dilaporkan sudah memasuki permukiman padat penduduk di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Kondisi itu membuat warga ketakutan menjadi korban keberingasan mereka.

Para penduduk yang khawatir akan menjadi korban pun mengungsi ke gereja.

Hal tersebut membuat ribuan warga memilih mengungsi. Kekuatan aparat keamanan pun diperkuat dengan tambahan pasukan yang dikirim dari luar Papua.

Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara menetapkan status keamanan siaga satu akibat situasi Intan Jaya yang mencekam.

Menurutnya, teror KKB terus dilakukan dengan aksi-aksi penembakan untuk menyasar aparat maupun warga setempat.

KKB pun disebut telah masuk ke kawasan kota. Imbasnya, aktivitas warga dibatasi hingga pukul 17.00 WIT demi keamanan.

Namun, selama pagi dan sore, warga tetap melakukan kegiatan jual beli.

Karena ketakutan, sekitar 1.000 warga kini memilih mengungsi ke kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai, Distrik Sugapa.

"Pengungsi tambah dari Mamba, dari (sebelumnya) 600 orang lalu tambah dari Mamba sekitar 400-500 orang, jadi sekarang sudah sekitar seribu orang," ujar Adminstator Diosesan Keuskupan Timika, P Marthen Kuayo, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (16/2/2021).

Pastor pun turut menjemput warga setelah kontak senjata KKB dengan aparat menewaskan seorang anggota TNI Prada Ginanjar.

Marthen mengaku kesulitan mendapatkan kabar dari Sugapa karena jaringan telekomunikasi yang sedang terganggu.

Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Ribka Haluk mengatakan kesulitan berkomunikasi dengan Pemkab Intan Jaya. Akibatnya, data pengungsi hingga koordinasi penentuan kebijakan pun berjalan lambat.

"Untuk masalah bencana sosial di Intan Jaya, sejak November 2020 kami sudah ada komunikasi dengan pemerintah daerah di sana.

Kami sudah meminta mereka menyurat agar itu menjadi dasar untuk kami bertindak. Memang kami tidak bisa ke sana karena penerbangan terbatas," ujar Ribka di Jayapura, Rabu (17/2/2021).

Halaman
123
Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved