Mantan Pelatih Kiper Sriwijaya FC Ini Ternyata Pernah Patah Tulang Fibula Dikeroyok di Stadion

Dirtek PT SOM Indrayadi kenang ketika mendapat musibah patah tulang fibula dikeroyok penonton saat kerusuhan di Stadion GBK Senayan Jakarta.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ, HANDOUT
Dirtek PT SOM Indrayadi yang juga mantan kiper PS Pusri 

Sarjana Ekonomi Manajemen UMP yang juga jebolan SMAN 11 Pakjo Palembang ini pernah menjadi kiper PS Bangka di kompetisi Piala Soeratin tahun 1985. Indrayadi juga pernah menghuni skuad PS Palembang level junior dan senior.

Indrayadi pernah bergabung di sekolah sepakbola pelajar Palembang di bawah binaan dinas pendidikan, dia mengenyam pendidikan selama tiga tahun di sana.

Kemudian Indrayadi dirinya terpilih masuk Diklat Ragunan, sekaligus mengikuti seleksi pelajar ke Hongkong meski akhirnya tidak terpilih.

Tamat SMA, bakat Indrayadi terpantau klub besar saat itu, Pusri Galatama, dan pada tahun 1989 Indrayadi diajak bergabung.

Tak butuh waktu lama, pada tahun 1991 Indrayadi dipanggil seleksi timnas SEA Games, namun dari tiga kiper yang masuk daftar skuad terakhir, Indrayadi kembali gagal memperkuat timnas.

Pada tahun yang sama, Indonesia lewat PSSI B menggelar turnamen Piala Kemerdekaan, saat inilah Indrayadi mendapat kesempatan.

Indrayadi yang doyan makanan sayur sop ini berhasil lolos seleksi dan menghuni skuad Timnas Indonesia dalam turnamen antarnegara tersebut.

"Ini momen paling berkesan, sebelum dipilih masuk timnas, pelatih timnas saat itu melihat pertandingan Pusri Galatama melawan Pelita Jaya di turnamen Galatama. Kiper utama Herman tidak bisa bermain saya dijadikan starter untuk pertama kali," kata Indrayadi.

Lalu, pelatih timnas melihat potensinya, dari empat pemain Pusri Galatama yang masuk nominasi, Indrayadi yang terpilih masuk timnas.

Namun sayang, pada tahun 1992 Pusri Galatama harus bubar dan berubah nama menjadi PS Pusri. Indrayadi yang senang ke tempat tenang ini pun tetap dipercaya menjadi kiper.

PS Pusri yang mewakili Sumatera Selatan, bertanding di Divisi II Nasional musim 1999 (saat ini Liga 3). Lalu tim tersebut menjadi juara dan promosi ke Divisi 1 (saat ini Liga 2).

"Jadi dulu PS Palembang itu ya PS Pusri, kalau mewakili perusahaan kami namanya PS Pusri kalau mewakili Sumsel atau Palembang maka namanya PS Palembang," katanya.

Pada turnamen antarklub nasional, PS Pusri juga pernah menduduki posisi empat, lalu di turnamen antar-BUMN Indonesia, Indrayadi juga membawa PS Pusri menjadi juara.

"Inilah momen-momen emas yang masih saya ingat sampai sekarang, membawa PS Palembang juara tahun dan PS Pusri juara antar-BUMN," ucap pria yang berpostur atletis.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved