Mengintip Baia, Kota Maksiat, Surga Dunia dan 'Penuh Dosa' yang Tenggelam di Dasar Lautan
"Ada banyak cerita intrik yang dikaitkan dengan Baia," kata John Smout, peneliti yang menyelidiki situs kota kuno tersebut, seperti dikutip dari BBC
Lebih dari itu, Baia juga dipenuhi oleh berbagai perkembangan teknologi yang cukup pesat, seperti penemuan semen tahan air yang terbuat dari campuran gamping dan batuan vulkanis.
Hal ini mendorong banyak orang kala itu memanfaatkan untuk membuat kubah-kubah raksasa, fasad atau eksterior marmer, kolam ikan, dan kamar mandi yang mewah.
Namun, reputasi Baia sebagai 'kota penuh dosa' dipercaya sebagai legenda yang mendorong aktivitas vulkanik untuk mengakhiri eksistensinya.
Entah karena kutukan atau peristiwa alami.
Secara ilmu pengetahuan, kawasan kota kuno ini telah melalui banyak perubahan selama brabad-abad, melewati berbagai peristiwa vulkanik, permukaannya beberapa kali naik turun akibat panas bumi dan gerak seismik, membuat sebagian besar wilayahnya terkubur di bawah laut hingga kini.
Baca juga: 8 Fakta Foto Hotel Alexis yang Dulunya Berhantu dan Disulap Jadi Surga Dunia Ini Penampakannya
Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Penampakan Situs
Publik mulai menaruh perhatian terhadap situs sejarah ini sejak 1940-an ketika terbit sebuah serial foto wilayah yang menunjukkan penampakan situs kota di bawah permukaan laut.
Butuh waktu dua dekade kemudian bagi pemerintah Italia untuk mulai 'mengurusnya' dengan serius melalui penelitian bawah laut yang dibantu Angkatan Lautnya.
Situs arkeologi tersebut baru ditetapkan sebagai kawasan dilindungi pada 2002 setelah dilakukan pemetaan tiga dimensi yang menunjukkan beberapa temuan penting, seperti berbagai bangunan berbentuk bulat dan teras-teras raksasa, termasuk di dalamnya Kuil Venus yang sejatinya bukan merupakan kuil, melainkan sebuah pemandian geotermal.
Kini, akibat gerakan lempeng Bumi, kawasan situs sejarah tersebut berada di area yang lebih dangkal, yakni sedalam 6 meter.
Hal ini memberikan kemudahan akses bagi turis untuk menikmatinya dari atas perahu berlantai kaca atau videobraca.
Meskipun begitu, aktivitas penyelaman memerlukan izin ketat karena statusnya sebagai kawasan lindung.
