Tak Banyak yang Tahu, Ini Kisah Cinta Ustaz Adi Hidayat yang Minta Istrinya Menunggu Selama 7 Tahun

Begini kisah cinta Ustaz Adi Hidayat yang akhirnya menikah dengan wanita yang menunggunya selama 7 tahun lantaran hal ini.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Instagram
Ustaz Adi Hidayat 

SRIPOKU.COM - Tak banyak yang tahu, ternyata begini kisah perjalanan cinta Ustaz Adi Hidayat hingga akhirnya menikah dengan istrinya.

Sosok Ustaz Adi Hidayat dikenal sebagai pendakwah kondang Tanah Air.

Mengikuti perkembangan zaman, Adi Hidayat menyampaikan ceramahnya lewat channel YouTube.

Alhasil, materi-materinya diserbu netizen dan mengantarkannya sebagai ustaz kondang di media sosial.

Pria kelahiran Pandeglang, Banten, 11 September 1984 ini adalah anak dari pasangan Warso Supena dan Rafiah Akhyar.

Masa sekolah Adi Hidayat penuh prestasi, bahkan ia dapat menguasai isi kitab suci Alquran beserta letak barisnya.

Begini kisah cinta Ustaz Adi Hidayat yang dibagikan melalui kanal YouTube Taman Surga TV.

Baca juga: Awas Banyak Tersebar Hadist Palsu Puasa Rajab, Berikut Penjelasan Ustaz Adi Hidayat & Abdul Somad

Hikmah Dibalik Virus Corona Menurut Ustaz Adi Hidayat, Reungan Kesadaran Suatu Saat Pasti 'Pulang'
Ustaz Adi Hidayat (Instagram/@adihidayatofficial)

Awalnya pembawa acara membacakan pertanyaan dari seorang jemaah terkait jodoh.

Jemaah tersebut menceritakan terkait niatnya akan meminang seorang wanita.

Ayah si wanita menerimanya namun dengan syarat harus menunggu sekitar delapan bulan.

Pertanyaannya bagaimana saran ustaz, lebih mengutamakan calon istri saleha atau kebutuhan menikah?

Terkait hal ini, Ustaz Adi Hidayat pun menjawab secara ringkas.

"Pertama untuk perempuan yang belum pernah menikah sebelumnya

Maka akadnya akan terkait erat dengan walinya

Awas hati-hati

Dan hukum wali ini diberikan oleh Allah hukum yang ketat

Karena ketika anaknya salah dinikahkan walinya ikut dosa
Al Baqarah ayat 221, dan seterusnya," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Baca juga: Begini Kondisi Istri dan Anak Sepeninggal Ustaz Maaher At-Thuwailibi, Ustaz Yusuf Mansur Galang Dana

Terkait hal itu, Direktur Quantum Akhyar Institut turut membagikan kisahn cintanya bersama istrinya.

"Anda masih delapan bulan, saya menunggu istri saya selama 7 tahun, istri saya menunggu saya 7 tahun.

Kami mengajukan proposal pernikahan kepada ibunda kami, kata ibu saya, amanahnya harus selesai S2 baru diizinkan menikah," ungkapnya.

Lantaraan hal inilah, Ustaz Adi Hidayat harus menunda niat baiknya untuk menikah bahkan harus teprisah dengan calon istrinya itu.

Hal ini bukan tanpa alasan, lantaran saat itu Ustaz Adi Hidayat harus berangkat ke negara Libya untuk melanjutkan pendidikannya.

"Maka alhamdulilah Allah pisahkan kami, saya ke Tripoli, dan itu jalan allah memisahkan kami supaya kami tidak bermaksiat," lanjut Ustaz Adi Hidayat.

"Masya allah, kami kemudian berpisah disitu, calon istri saya sampaikan jika ada yang terbaik ingin menikahi kamu dan diizinkan oleh ayahmu, nikahi dia, Allah yang memberikan yang terbaik," tambahnya.

"Tapi kalau kamu mau bersabar silahkan bersabar, tunggu saya sampai selesai S2," ungkap Ustaz Adi Hidayat.

"Masya Allah tujuh tahun ditunggu dan sampai sekarang alhamdulilah kami menikah, tujuh tahun, anda masih delapan bulan," jelasnya.

Baca juga: Ustaz Yusuf Mansur Bongkar Kehidupan Ustaz Maheer, Pilu Tahu Istri & Anak Balita Tinggal Dikontrakan

Profil Ustadz Adi Hidayat

Ustaz Adi Hidayat adalah Ulama' asal Indonesia yang memiliki kecerdasan intelektual sangat tinggi, salah satunya dapat menguasai isi kitab suci Al-Qur'an beserta letak barisnya.

Selain itu, ia juga menguasai ilmu hadist dan berbagai kitab agama beserta makna dan posisinya.

Pada 2013, Ustadz Adi mendirikan Quantum Akhyar Institute, dan tiga tahun berikutnya ia bersama dua sahabatnya mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.

Saat ini Ustadz Adi aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya.

Ia juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.

Pendidikan Formal

Adi Hidayat memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik.

Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI.

Di dua sekolah dasar ini juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang.

Dalam program ini, Adi Hidayat juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama.

Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang.

Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama.

Di madrasah ini, Adi Hidayat juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.

Tahun 1997, Adi Hidayat melanjutkan pendidikan Tsanawiyyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut.

Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional.

Di Ponpes ini Adi Hidayat mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama.

Pendidikan Informal

Selain pendidikan formal, Adi Hidayat juga bertalaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.

Selain para masyayikh, Adi Hidayat juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.

Di akhir 2009 Adi Hidayat diangkat menjadi amînul khutabâ, ketua dewan khatib jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah.

Ia juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.

Guru-guru Ustadz Adi Hidayat 

Guru utama beliau, Buya KH Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan beliau terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan.

Selama masa pendidikan ini Adi Hidayat telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Propinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarh al-Qur’an.

Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Univ Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Yogjakarta.

1. Guru Al Quran 

Syaikh Dukkali Muhammad al-'Alim (muqri internasional)

Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa)

Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri)

Belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya)

2. Guru Tafsir 

Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar)

Dr. Bajiqni (Libya)

3. Guru Ilmu Hadits

Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya)

4. Guru Fiqh dan Ushul Fiqh

Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya)

Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria)

5. Guru Ilmu Lughah

Syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar Bahasa Dunia, anggota majma' al-Lughah)

Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan Sastra)

Dr. Abdullah Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf)

Dr. Budairi al-Azhari (Pakar Ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya.

6. Guru Ilmu Tarikh

Ust. Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya).

Selain para masyayikh tersebut, beliau juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di negara Libya.

Prestasi Ustadz Adi Hidayat

Adi Hidayat juga seringkali dilibatkan oleh pamannya KH Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.

Ia dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf.

Tahun 2003, ia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Univ Al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek.

Tahun 2005, Adi Hidayat mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyya Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.

Di Libya, Adi Hidayat muda belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan selainnya.

Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan Adi Hidayat mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.

Pondok Pesantren Ustadz Adi Hidayat

Pada tahun 2011, ia pulang ke Tanah Air, dengan menggondol gelar akademik Lc, dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Dua tahun kemudian, ia pindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.

Selama di Indonesia, ia juga meneruskan pendidikan S2-nya di UIN Bandung dan meraih gelar MA.

Kini ia dikenal dengan sebutan Ustadz Adi Hidayat Lc, MA.

Dua tahun kemudian ia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.

Mendirikan Akhyar TV sebagai Media Dakwah

Pada November 2016, Adi Hidayat bersama dua sahabatnya Heru sukari dan Roy Winarto mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.

Kini, Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya.

Dari sanalah umat Islam mulai mengenalnya.

Materi-materi ceramahnya pun menyebar ke platform media sosial lainnya, seperti instagram dan facebook.

Setelah kondang di media sosial, kegiatan Adi Hidayat makin sibuk di masyarakat.

Ia banyak menerima undangan untuk mengisi ceramah di berbagai forum dan tempat di penjuru Indonesia.

Selain itu juga giat mengukir pena dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.

Biodata Ustadz Adi Hidayat

Nama: Adi Hidayat

Tempat, tanggal lahir: Banten, 11 September 1984

Nama ayah: Alm Warso Supena

Ibu: Hj Rafiah Akhyar

Saudara

Ade Rahmat

Neng Inayatin

Ima Rakhmawati

Ita Haryati

Pendidikan

Ustadz Adi Hidayat menyelesaikan pendidikan formalnya pada beberapa lembaga berikut ini:

Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut (1997 - 2003)

UIN Syarif HIdayatullah, Jakarta (2003 - 2005)

Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 - 2009)

UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

Karya Tulis

Beberapa karya tulis Ustadz Adi HIdayat antara lain:

Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (tahun 2010)

Quantum Arabic Metode Akhyar (tahun 2011)

Ma’rifatul Insan: Pedoman Al-Qur’an Menuju Insan Paripurna (tahun 2012)

Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Quran (tahun 2012)

Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (tahun 2012)

Persoalan Hadist-hadist Populer (tahun 2013)

Ilmu Hadist Praktis (tahun 2013)

Tuntunan Praktis Idul Adha (tahun 2014)

Pengantin As-Sunnah (tahun 2014)

Buku Catatan Penuntut Ilmu (tahun 2015)

Pedoman Praktis Ilmu Hadist (tahun 2016)

Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (tahun 2017)

Muslim Zaman Now (2018)

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved