Arisan Online Mangsa Ratusan Orang, Nilai Kerugian Capai Miliaran Rupiah, Begini Kata Kriminolog
Marak kasus penipuan arisan online, banyak menelan korban. Itu terjadi karena masyarakat yang suka ikut ikutan. mudah tergoda iming-iming keuntungan
Penulis: Bayazir Al Rayhan | Editor: Azwir Ahmad
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kasus penipuan berkedok arisan online beberapa hari terakhir sering terjadi di Kota Palembang.
Sebelumnya Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel berhasil membekuk owner arisan online dimana membernya hampir ada di seluruh wilayah di Indonesia. Salah satu membernya pun merupakan warga Palembang yang merugi hingga 500 juta rupiah.
Ternyata tertangkapnya owner arisan online tersebut bukanlah akhir dari terjadinya penipuan berkedok arisan online.
Berselang beberapa hari kemudian beberapa perempuan mendatangi SPKT Polda Sumsel, dengan maksud dan tujuan untuk melaporkan owner arisan online yang mereka ikuti karena telah menggelapkan uang arisan mereka.
Setidaknya kerugian yang dialami para member arisan online tersebut hingga Rp 1,4 miliar. Owner arisan yang mereka ikuti pun hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya.
Sehari setelah kasus pelaporan tersebut, sejumlah perempuan yang didominasi oleh mahasiswi kembali datang ke Polda Sumsel untuk melaporkan owner arisan yang mereka ikuti.
Dari pengakuan para korban, setidaknya total 500 juta member mengalami kerugian dari arisan yang mereka ikuti.
Maraknya kasus penipuan arisan online ini membuat salah satu Kriminolog di Palembang angkat suara.
Sri Sulastri salah satu kriminolog di Palembang menganggap hal tersebut terjadi dikarenakan mudahnya masyarakat ikut-ikutan tanpa memahami secara jelas mengenai arisan online tersebut.
"Masyarakat mudah sekali ikut ikutan, kalau kita tanya ke korban paham tidak arisan online sebagian besar tidak paham hanya ikut ikutan saja melihat orang lain berhasil ikut, arisan tersebut viral diikuti," kata Sri Sulastri, Minggu (14/2/2021).
Hal inilah yang dikatakan Sri Sulastri membuka peluang pelaku untuk melancarkan aksinya tersebut. Para pelaku sering kali mengeksploitasi kelemahan masyarakat.
Dikatakannya, arisan online yang memang benar belum sama sekali ada.
"Kenal tidak, kita berikan uang. akibatnya apa kena tipu ini paling banyak kejadiannya.
Faktor utama mudahnya masyarakat untuk mengikuti, kurang pahamnya terhadap sesuatu. Inilah peluang yang digunakan oleh pelaku, korban tergiur karena keuntungan yang besar," lanjut Sri.
Masyarakat pun diminta untuk tidak mudah ikut-ikutan terkait tawaran arisan online. Lebih baik pahami terlebih dahulu apa yang diikuti dan sejumlah tawaran baik dari keuntungan mengikuti arisan tersebut.
Sri menilai, kesalahan ini terjadi karena korban turut berpartisipasi dalam terjadinya kejahatan ini. Hal tersebut tidak akan berhasil jika masyarakatnya cerdas.
"Terus akan berlanjut selagi masih ada orang yang mudah tergiur walaupun sudah banyak yang tertangkap. Selama kita masih banyak yang berpatokan hanya pada keuntungan, kita akan berpeluang besar menjadi korban," kata Sri.