Muhammadiyah:Awal Puasa Ramadan 2021 Jatuh 13 April, Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriyah 13 Mei 2021
Insya Allah, tidak lama lagi kaum muslimin akan melaksnakan kewajiban untuk melaksanakan rukun Islam ketiga dengan melaksanakan ibadah puasa Ramadan.
SRIPOKU.COM—Insya Allah, tidak lama lagi kaum muslimin akan melaksnakan kewajiban untuk melaksanakan rukun Islam ketiga dengan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Namun penetapan awal Ramadhana,untuk Indonesia masih belum bisa disepakati untuk tanggal yang sama karena beda metode penetapan.
Adalah Muhammadiayah yang sering lebih awal sudah bisa menetapka awal puasa Ramadha.
Mengutip WARTAKOTALIVE.COM bahwa seperti tahun-tahun sebelumnya, Muhammadiyah memiliki kebiasaan menetapkan awal puasa Ramadan jauh-jauh hari dibandingkan ormas Islam lain seperti Nahdlatul Ulama.
Pemerintah sendiri, melalui Kementerian Agama, sejak dulu mempunyai kebiasaan menetapkan awal puasa Ramadan mendekati hari H bulan Ramadan.
Untuk awal puasa Ramadan tahun ini, Muhammadiyah menetapkan awal puasa tahun 2021 jatuh pada 13 April.
Video: Dramatis, Evakuasi Jenazah di Tengah Banjir untuk Dikebumikan
Hal itu merujuk hasil perhitungan astronomi (hisab) yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa Wage, 13 April 2021 Masehi," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Haedar Nashir dalam pernyataannya yang dipantau dari Jakarta, Rabu (10/2/2021).
Ia mengatakan, berdasarkan hasil hisab, pada 12 April petang setelah matahari terbenam, posisi bulan baru (hilal) di Yogyakarta sudah terlihat dengan ketinggian di atas ufuk 3 derajat 44 menit 38 detik.
Hilal juga akan nampak di banyak tempat di Indonesia.
Perhitungan hisab adalah kalkulasi akurat yang salah satunya digunakan untuk memetakan posisi matahari dan bulan.
Muhammadiyah memiliki kebiasaan menetapkan waktu awal puasanya jauh hari sebelum pemerintah melalui Kementerian Agama menggelar Sidang Isbat Awal Ramadhan di setiap tahunnya.
Muhammadiyah mendasarkan penetapan 1 Ramadan menggunakan hisab, sementara Kemenag memakai hisab yang dikombinasikan dengan melihat bulan baru (rukyatul hilal).
Dari tren beberapa kali Sidang Isbat, bulan baru biasanya akan terpantau oleh perukyat jika hilal berada di atas ufuk setinggi minimal 2 derajat setelah matahari terbenam.