Kudeta Militer Myanmar

SITUASI MEMANAS;Wanita Usia 20 Tahun Tewas Ditembak di Kepala: Militer Myanmar Gunakan Peluru Tajam

Seorang demonstran wanita ditembak di kepala, dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Naypyidaw, Myanmar.

Editor: Wiedarto
AFP
Tim medis menolong demonstran yang cedera akibat bentrok dengan aparat 

SRIPOKU.COM, MYANMAR--Seorang demonstran wanita ditembak di kepala, dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Naypyidaw, Myanmar.  Berdasarkan koran lokal The Irrawaddy, polisi disebut menggunakan baik peluru karet maupun tajam melawan pengunjuk rasa yang tak bersenjata.

Karena tindakan itu, enam demonstran dilaporkan mengalami luka, dengan dua di antaranya berada dalam kondisi serius.

Relawan medis yang bertugas saat demonstrasi mengungkapkan, selain demonstran wanita ditembak di kepala, ada juga yang tertembak di dada.

Klip video yang viral di netizen Myanmar menunjukkan perempuan itu langsung roboh ke tanah setelah tertembak.

Polisi di ibu kota Naypyidaw menggunakan peluru untuk membubarkan massa, setelah menyemprot mereka menggunakan meriam air.

Dilansir Mothership Selasa (9/2/2021), sejumlah pengunjuk rasa terluka karena terkena hantaman meriam air.

Korban berusia 20 tahun

Demonstran perempuan yang ditembak di kepala dilaporkan berusia 20 tahun, dengan pelakunya adalah polisi, mengutip laporan AFP.

Warga setempat menceritakan, mereka melihat aparat menembak ke atas sebanyak dua kali sebelum menembaki massa memakai peluru karet.

Jurnalis Reuters Matthew Tostevin yang mengutip dokter melaporkan, wanita yang tak disebutkan identitasnya itu di ruang gawat darurat.

Dokter mengonfirmasi bahwa tembakan itu menggunakan peluru tajam, dan luka yang dihasilkan sangatlah fatal.

Tostevin mengatakan, kecil kemungkinan wanita itu bisa selamat setelah menerima tembakan di bagian kepala.

Sebelumnya pada 1 Februari, militer Myanmar melakukan kudeta dengan menangkap sejumlah pemimpin sipil seperti Aung San Suu Kyi.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing selaku pemimpin junta mengeklaim, tindakan mereka dibenarkan buntut pemilu November 2020.

Saat itu, partai yang dipimpin Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), menang telak dengan meraih 83 persen suara.

Pihak oposisi yang disokong Tatmadaw menuding NLD melakukan kecurangan, dan menjadi alasan militer melakukan intervensi.

DISERBU

Militer Myanmar menyerbu markas besar Partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi ( NLD) di Yangon pada Selasa malam waktu setempat (9/2/2021).

Hal itu terjadi ketika Amerika Serikat ( AS) bergabung dengan PBB dalam yang mengutuk "dengan keras" kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa yang menuntut kembali demokrasi.

"Diktator militer menggerebek dan menghancurkan markas besar NLD sekitar pukul 21.30," demikian yang keterangan yang dituli oleh Liga Nasional untuk Demokrasi mengumumkan di halaman Facebook resminya, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (9/2/2021).

Pernyataan singkat partai itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Penggerebekan itu terjadi setelah demonstrasi meletus selama 4 hari berturut-turut pada Selasa.

Polisi menggunakan meriam air di beberapa kota, menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa di ibu kota Naypyidaw dan mengerahkan gas air mata di Mandalay.

Unjuk rasa itu terjadi, meski ada peringatan dari junta bahwa mereka akan mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang mengancam "stabilitas", dan larangan baru atas pertemuan lebih dari 5 orang.

AS yang telah menyebabkan kecaman global atas kudeta militer Myanmar tersebut, pada Selasa (9/2/2021) memperbarui seruannya untuk kebebasan berekspresi di Myanmar, serta agar para jenderal mundur.

"Kami mengutuk keras kekerasan terhadap demonstran," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price kepada wartawan.

Ia menambahkan bahwa masyarakat Myanmar "memiliki hak untuk berkumpul secara damai."

"Kami mengulangi seruan kami kepada militer (Myanmar) untuk melepaskan kekuasaan, memulihkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, membebaskan mereka yang ditahan dan mencabut semua pembatasan telekomunikasi serta menahan diri dari kekerasan," ucapnya.

Price sebelumnya mengungkapkan bahwa permintaan AS untuk berbicara dengan Suu Kyi telah ditolak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demonstrasi Myanmar, Demonstran Wanita Kritis Setelah Ditembak di Kepala"

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tolak Kudeta Militer di Myanmar, Demonstran Wanita Berusia 20 Tahun Kritis Usai Ditembak di Kepala, https://www.tribunnews.com/internasional/2021/02/10/tolak-kudeta-militer-di-myanmar-demonstran-wanita-berusia-20-tahun-kritis-usai-ditembak-di-kepala?page=all.

Editor: Sanusi

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved