Perkara Narkoba di Prabumulih Meningkat Hingga 80 Persen, Umumnya Pemakai dan Pengedar

Dalam dua tahun terakhir perkara narkotika di Prabumulih meningkat drastis. Umumnya pemakai dan pengedar

Editor: Azwir Ahmad
ho/sripoku.com
Kajari Prabumulih dan jajaran Forkopimda ketika melakukan pemusnahan barang bukti di halaman kejaksaan Prabumulih, Rabu (10/2/2021). 

SRIPOKU.COM, PRABUMULIH - Kepala kejaksaan negeri (Kajari) Prabumulih, Topik Gunawan SH MH mengungkapkan sejak dua tahun terakhir hingga saat ini tindak pidana narkotika di kota Prabumulih mendominasi atau sangat tinggi.

Bikin Rusak Jalan Kota Prabumulih, Ridho Ajak Warga Hadang Truk Bertonase Berat

Puluhan Pejabat Prabumulih Dirolling Jabatan, Promosi dan Mengisi Kekosongan

Jam Kerja PNS Berkeliaran ke Pasar dan Mal, Satpol PP Prabumulih Akan Gelar Razia

"Tercatat sejak 2019 penanganan perkara narkoba di kita meningkat drastis dan tinggi, bahkan hingga saat ini," ungkap Topik dalam sambutan pada acara pemusnahan barang bukti yang telah inkrah di halaman kejaksaan Prabumulh, Rabu (10/2/2021).

Topik menuturkan, peningkatan perkara narkoba setiap tahunnya mencapai 70 hingga 80 persen dan kecenderungan merupakan pemakai serta kurir saja. 

"Kalau misal perkara narkoba itu 300 perkara tiap tahun maka 180 perkara diantaranya dipastikan perkara narkoba, sangat tinggi namun analisa kami hanya sebatas kurir dan pemakai saja, sementara bandar belum ada," jelasnya.

Lebih lanjut Topik menjelaskan untuk barang bukti yang dimusnahkan sendiri merupakan barang bukti narkotika yang telah inkrah sejak Mei 2020 hingga Desember 2020.

"Total ada sebanyak 58 perkara dengan rincian ganja 24,5 gram atau 7 paket, lalu sabu berat 109,363 gram atau 137 paket dan ekstasi 15,279 gram atau 36,5 butir," kata Topik  seraya menuturkan untuk tahun ini grafik terus menaik.

Sementara Wakil Walikota Prabumulih H Andriansyah Fikri SH mengakui jika peredaran narkoba di kota Prabumulih memang sangat tinggi.

"Dulu kota Prabumulih ini dicap nomor dua tertinggi peredaran narkoba di Sumsel setelah Palembang, mungkin ini karena Prabumulih ini kota perlintasan. Mungkin bandar itu ada di kota-kota tetangga tapi bertemu atau bertransaksi di kota Prabumulih makanya tinggi," ungkapnya.

Fikri mengajak seluruh elemen di kota Prabumulih agar bersama-sama memberantas dan meminimalisir peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Prabumulih ini. 

"Kita ketahui masih banyak yang beredar di kota Prabumulih untuk itu mari kita bersama berantas dan meminimalisir peredaran narkoba di kota Prabumulih," tegasnya. (eds)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved