Kisah Mistis

Jangan Pulang Dulu, Besok Aku Ditemukan, Ahli Forensik Didatangi Korban Pesawat Jatuh,Terbukti Benar

"Waktu itu mau natal (jatuhnya pesawat), lalu tanggal 28 saya dijemput, katanya ditemukan beberapa potongan tubuh di Pulau Jawa

Editor: Wiedarto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Pantauan udara dari pesawat angkut sedang CN-295 dalam misi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di atas perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). TNI AU mengerahkan 150 personel dan empat armada, antara lain pesawat CN 295, helikopter EC 725 Caracal, helikopter NAS 332 Super Puma dan pesawat Boeing 737 dengan dibantu helikopter Basarnas AW 305 untuk melakukan pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari udara di perairan Kepulauan Seribu. 

SRIPOKU.COM, JAKARTA--Polwan Ahli Forensik Pertama di Asia, Kombes Pol. Dr.dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F kembali membagikan pengalaman mistisnya saat mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat. Di mana dirinya mengaku didatangi oleh seorang korban kecelakaan pesawat itu dalam mimpinya.

Hal itu ia alami saat mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat Air Asia pada tahun 2015 lalu. Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Denny Darko, Sabtu (6/2/2021), wanita yang akrab disapa dr Hastry ini mengurai pengalaman mistisnya.  Ia menuturkan, kejadian pesawat Air Asia itu jatuh jelang Tahun 2015.

Pria Ini Ungkap Perlakuan Captain Afwan 2 Hari Sebelum Kecelakaan Pesawat, Aksinya Terekam CCTV

Waspadai 11 Menit Krusial Saat Lepas Landas, Paling Kritis Kecelakaan Pesawat Bisa Terjadi

"Waktu itu mau natal (jatuhnya pesawat), lalu tanggal 28 saya dijemput, katanya ditemukan beberapa potongan tubuh di Pulau Jawa, saya langsung terbang ke Pangkalan Bun," tutur dr Hastry mengawali ceritanya.

Saat itu, dr Hastry mengatakan bahwa ia mendapat perintah dari komandannya, agar semua jenazah yang ditemukan di Pulau Jawa dipulasari dulu di rumah sakit, baru dibawa ke Surabaya untuk identifikasi lebih lengkap.

"Karena ahli-ahlinya akan dikumpulkan di Surabaya," tutur dr Hastry.

Di Pangkalan Bun, dr Hastry pun bertugas untuk menyiapkan semua proses identifikasi agar potongan tubuh jenazah yang ditemukan tidak busuk.

"Selama 2 minggu tiap hari ada jenazah. Paling awet itu kalau ketemu bagian tubuh di kepala," kata dia.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:

Lalu dr Hastry pun menuturkan sulitnya mencari antemortem korban karena sebagian besar korban adalah satu keluarga.

"Jadi tim mencari DNA dari rumah, dari sisir, baju, sepatu, ada juga yang cari antemorten di bandara lewat CCTV," kata dia.

Jelang akhir pencarian, dr Hastry pun diminta oleh atasannya untuk ke Surabaya.

"Kata komandan saya, ada tim DVI dari Abu Dhabi dan Singapura, dan Malaysia mau dateng. Mereka pengen tahu aja DVI Indonesia, karena kita sudah terkenal," tutur dia.

dr Hastry pun menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan untuk membantu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved