MASSA Beringas Pukuli KEPALA Kompol Aditya dengan Batu:Cedera Otak, 2 TAhun Terbaring di Ranjang

Mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri, Kompol Aditya Mulya Ramdhani sudah hampir dua tahun belum sembuh

Editor: Wiedarto
Tribunnews.com
Kisah Kompol Aditya, Kasat Reskrim Polres Wonogiri yang dikeroyok massa saat bertugas, kini sudah 2 tahun terbaring karena cedera otak. Aditya adalah korban pengeroyokan kelompok perguruan pencak silat Persaudaraan Silat Hati Terate (PSHT) pada Mei 2019. 

“Karena uang bantuan yang dikelola oleh rumah sakit Polri masih ada untuk 5 kali stem cell lagi,” sambung Dewi.

Pihak keluarga berharap terapi ini bisa menyembuhkan Kompol Aditia.

Pascajadi korban penganiayaan massa tersebut, Kompol Aditia sempat mendapat perawatan di Singapura.Tetapi, belum banyak perubahannya hingga sekarang.

Selesai dirawat di negara tetangga itu, Kompol Aditia menjalani perawatan di rumahnya di Kota Semarang.

Pelaku Mengaku Tak Tahu Korban Polisi
Beberapa tersangka kasus pengeroyokan mantan Kasatreskrim Polres Wonogiri AKP Aditya Mulya Ramdhani mengaku tidak tahu kalau yang dikeroyok adalah seorang anggota polisi.

Para tersangka mengira korban adalah anggota perguruan pencak silat PSH Winongo.
"Saya tidak tahu kalau dia seorang anggota polisi. Setahu kami dia itu anggota STK (Sedulur Tunggal Kecer),” kata tersangka berinisial AP dalam jumpa pers kasus pengeroyokan mantan Kasatreskrim di Mapolres Wonogiri, Rabu (29/5/2019).

AP merupakan satu dari sejumlah tersangka yang mengeroyok Aditya.

Tersangka AP ditahan bersama tersangka lainnya.

Sementara tersangka yang masih anak di bawah umur tidak ditahan.

Menurut tersangka AP, mantan Kasatreskrim dikeroyok masa lantaran dikira salah satu anggota dari kelompok PSH Winongo (STK).

Apalagi saat itu, posisi tersangka terpisah dari rombongan anggota polisi yang lain.

Tak hanya itu, saat menghalau masa PSH Terate, korban tidak mengenakan seragam polisi.

Mantan Kasatlantas Kebumen dan Purworejo itu hanya mengenakan baju preman.

Tersangka AP menyatakan situasi sementara panas, lalu ada yang meneriaki keberadaan mata-mata.

Kontan masa dari PSHT turun dan memukul korban.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved