Kudeta Myanmar

KUDETA Myanmar: Tentara Turun ke Jalan, Saluran Telepon dan Internet Diputus

Aroma “kudeta” semakin jelas pasca-penangkapan dan penahan Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Mynt dan sejumlah tokoh partai, Senin dinihari.

Editor: Sutrisman Dinah
kompas.com
Tokoh Myanmar Aung San Suu Kyi 

SRIPOKU.COM – Pasukan tentara bersenjata lengkap diturunkan di jalan-jalan kota Myanmar sejak Senin (01/02/2021) pagi. Jaringan telepon dan internet diputus pasca-penangkapan dan penahanan tokoh partai Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Mynt, Senin (01/02/2021) dinihari.

Seperti diberitakan jaringan stasiun televisi  berbasis di Turki, TRTWorld, melaporkan dari Bangkok (Thailand, Negara tetangga Myanmar), pasukan tentara bersenjata lengkap telah diturunkan di jalan-jalan utama ibokota Myanmar.

Media kesulitan melaporkan peristiwa “kudeta militer” dari Myanmar, setelah jaringan telepon dan internet diputus sejak dinihari. Sampai sejauh ini, belum ada laporan yang menggambarkan situasi di Myanmar.

Presiden Myanmar Win Mint dan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi (73), ditangkap dalam penyerbuan militer Senin dinihari. Penangkapan dan penahanan juga ditujukan terhadap tokoh-tokoh partai partai NLD Suu Kyi ini dan.

Baca juga: Jelang Pelantikan Parlemen, Militer Tangkap Tokoh Partai Aung San Suu Kyi dan Presiden

Baca juga: Militer Tuduh Pemilu Curang, Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar Ditangkap

Penyerbuan dalam operasi itu berlangsung dilakukan beberapa jam menjelang pelantikan anggota parlemen, Senin pagi. Anggota Parlemen Myanmar yang baru, telah mengagendakan mengamandemen Konstitusi itu, mayoritas berasal dari NLD.

Jurubicara partai mengatakan sejumlah petinggi partai ditangkap, menyusul ketegangan pasca-Pemilu di Myanmar November 2020. Pemilu yang dimenangkan partai berkuasa pimpinan Aung San Suu Kyi itu, dituduh oleh pihak militer berlangsung curang.

Pihak militer,, sebelumnya telah meminta pemerintahan sipil agar menunda pelantikan anggota parlemen tersebut.

Pelantikan anggota parlemen terpilih menurut rencana dilantik hari ini (Senin, 01/02/2021).  Parlemen yang mayoritas anggotanya dari partai berkuasa, mengagendakan mengamandemen konstitusi.

Baca juga: Etnis Rohingya Dibunuhi, Petisi Cabut Nobel Perdamaian Untuk Aung San Suu Kyi Makin Kencang

Baca juga: Aktivis Indonesia Ajukan Petisi Cabut Nobel Aung San Suu Kyi

 Perubahan Konstitusi itu, diantaranya untuk mengurangi “kekuasaan besar” yang dimiliki militer.

Penangkapan terjadi di ketegangan antara pemerintah sipil dan militer, setelah hasil Pemilu memenangkan NLD kursi di parlemen untuk membentuk pemerintahan.

Partai Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu Myanmar, meski etnis Rohingya tidak dapat memberikan suara. Etnis Rohingya yang mendiami wilayah barat Myanmar telah mengungsi akibat pembantaian yang dilakukan pemerintahan saat ini.

Juru bicara NLD, Myo Nyunt seperti dikutip Reuter, Suu Kyi dan Presiden Win Myint, serta tokoh lainnya berada di tangan militer.

BBC News melaporkan, sejumlah pasukan tentara terlihat di jalan-jalan ibu kota Naypyitaw, dan kota utama, Yangon. Saluran telepon dan internet di kota itu, telah diputus.

Selain dua tokoh pemerintahan sipil yang ditangkap, sejumlah petinggi senior Partai Liga Demokrasi, partai berkuasa di Myanmar, dikabarkan juga ditangkap.

Aung San Suu Kyi, aktivis perempuan yang dipuja sebagai aktivis demokrasi, puteri diktator mantan pemimpin Myanmar Aung San, ini ditangkap dalam penggerebekan yang berlangsung saat orang masih tertidur lelap

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved