Musibah Sriwijaya Air
BERBAJU SErba Putih dengan Kopor Pramugari, Grislend 'Temui' Ayah:'Dia Tak Bicara Hanya Menatap'
Bahkan beberapa waktu sebelum peristiwa nahas terjadi, Grislend baru saja mengganti foto profil Facebooknya bersama sang ibunda.
SRIPOKU.COM, JAKARTA--Walau sudah hampir sebulan berlalu, duka masih dirasakan keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182. Salah satunya keluarga Grislend Gloria Natalies yang merupakan pramugari di pesawat yang jatuh, Sabtu (9/1/2021) tersebut.
Duka kepergian masih jelas terlihat membayangi orangtua Grislend, Robert Sinaga dan Lince Joice Sinaga. Tak hanya mereka, adik Grislend, Febrina Sinaga ikut merasakan duka mendalam.
Grislend menjadi salah satu dari korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Jenazahnya berhasil teridentifikasi pada Selasa, (19/1/2021).
Dan kini telah dimakamkan di TPU Selapanjang, Tangerang, 22 Januari 2021.
Saat mengenang sosok sang putri, Lince sangat terpukul.
Ia bahkan tak bisa menyampaikan sepatah kata pun karena air matanya terus jatuh.
"Mama gak bisa," kata Lince dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Intens Investigasi, Senin (1/2/2021).
Sang suami di sampingnya memberikan kekuatan agar Lince bisa menghadapi musibah tersebut.
"Gapapa mah, jangan nangis udahlah," ucap Robert.
Robert mengungkap kedekatan istrinya dengan Grislend.
Bahkan beberapa waktu sebelum peristiwa nahas terjadi, Grislend baru saja mengganti foto profil Facebooknya bersama sang ibunda.
"Nih foto cium mamahnya, belum lama itu," ucap Robert seraya memperlihatkan foto tersebut.
Robert mengungkap sang istri sangat terpukul dengan musibah yang menimpa putrinya.
Kesedihan masih menyelimuti Lince hingga membuatnya kerap seperti berhalusinasi.
"Kayaknya bayang-bayangnya itu belum hilang, jadi kayak ngigo dan halusinasi," tutur Robert.
Di sisi lain, Robert bercerita sang putri yang mendatangi mimpinya dua hari lalu.
Di dalam mimpi Robert, Grislend terlihat hanya menatapnya saja tanpa mengucapkan satu kata pun.
"Jadi dua hari yang lalu dia lihatin saya terus," kata Robert dengan suaranya yang bergetar menahan tangis.
"Kenapa di situ kakak, dia diem aja. Langsung bangun aku, kaget saya," sambungnya.
Tak hanya Robert, adik Grislend ikut merasakan dimimpikan sang kakak.
Dalam mimpinya, Febrina bercerita sang kakak memakai baju putih membawa koper pramugari di depan pintu rumahnya.
Saat itu, Grislend tersenyum di depan rumah bak mengisyaratkan dirinya sudah tenang dan baik-baik saja.
"Dia senyum-senyum, menandakan kayak dia baik-baik aja 'di sini loh aku baik-baik aja'," tutur Febrina.
Mendapatkan mimpi tersebut, Febrina percaya sang kakak sudah bahagia bersama Tuhan di surga.
"Tinggal kita yang harus menerimanya."
Walau merasa terpukul, Robert sadar ia dan keluarga tak boleh terlalu lama bersedih.
Memang berat, tapi Robert akan berusaha menerima semuanya dengan ikhlas.
"Memang kita kan gak bisa terlalu lama bersedih, udah ada support dari teman-temen, dari bapak presiden juga,"
"Itu semua di luar kemampuan kita," sambung Robert.
Daftar 4 orang belum teridentifikasi
Tim Disaster Victim Identification (DVI) sudah berhasil mengidentifikasi sebanyak 58 jenazah jenazah penumpang korban Sriwijaya Air SJ-182.
Dari jumlah korban teridentifikasi yang tercatat hingga Jumat (29/1/2021) atau hari ke-21 proses identifikasi korban Sriwijaya Air SJ-182.
Karopenmas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan kini tersisa empat jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182 yang dalam proses identifikasi.
"Yang belum teridentifikasi, pertama atas nama Arkana Nadhif Wahyudi (7 bulan), kedua Razanah (57), ketiga Dania (2), dan terakhir Panca Widia Nursanti (46)," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jumat (29/1/2021).
Bila mengacu manifes penumpang Sriwijaya Air, Arkana tercatat duduk satu kursi dengan Rizki Wahyudi (26) yang teridentifikasi pada Selasa (16/1).
Dania tercatat duduk satu kursi Supianto yang teridentifikasi pada Kamis (14/1), Razanah dalam manifes di nomor 16, lalu Panca Widia dalam manifes di nomor 14.
"Itu nama-nama korban yang sampai sekarang, empat korban tersebut belum teridentifikasi dari 62 korban yang ada," ujarnya.
Meski belum teridentifikasi, Rusdi memastikan proses pencocokan data DNA antemortem dengan postmortem yang dilakukan belum berhenti.
Tim DVI masih berupaya melakukan proses rekonsiliasi yang merupakan fase IV dalam proses identifikasi DVI, dalam kasus ini lewat pencocokan DNA.
Beda dengan dua parameter lain dalam DVI yakni sidik jari dan gigi, data DNA postmortem dapat didapat dari berbagai bagian tubuh korban.
Hanya saja proses identifikasi lewat pencocokan sampel DNA antemortem dengan postmortem lewat uji laboratorium ini butuh waktu cukup lama.
"Untuk seluruh korban yang telah teridentifikasi sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. Seluruhnya telah diserahkan kepada keluarga," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Didatangi Anak di Mimpi, Suara Ayah Grislend Pramugari Korban Sriwijaya Air Bergetar: Dia Diam Saja, https://jakarta.tribunnews.com/2021/02/01/didatangi-anak-di-mimpi-suara-ayah-grislend-pramugari-korban-sriwijaya-air-bergetar-dia-diam-saja?page=all.
Penulis: Siti Nawiroh
Editor: Muji Lestari