Rencana PAM Swakarsa yang Akan Dijalankan Kapolri Listyo Sigit, Mendapat Kritik Hingga Analisi
Rencana Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk melaksanakan program Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pam Swakarsa) menjadi sorotan
SRIPOKU.COM -- Rencana Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk melaksanakan program Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pam Swakarsa) menjadi sorotan berbagai kalangan.
Tak pelak program ini pun mendapat tanggapan, kritik, hingga analisis.
Seperti halnya Koordinator Kontras, Fatia Maulidiyanti mengaku khawatir, rencana pengaktifan Pam Swakarsa ini dapat menciptakan konflik horizontal di tengah masyarakat.
Lalu SETARA Institute menilai pembentukan Pam Swakarsa memperlihatkan watak pemerintah yang semakin mengutamakan penggunaan pendekatan keamanan sebagai jawaban atas berbagai persoalan.
Namun, pengamat dan Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Reza Indragiri Amriel menyebut, Pam Swakarsa yang ingin dibentuk oleh Polri menjadi hal positif.
Dalam hal itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menegaskan bahwa Pam Swakarsa nantinya tak seperti yang dikhawatirkan beberapa pihak.
Lalu bagaimana faktanya?
Berikut inilah fakta-fakta dirangkum dari berbagai sumber mengenai Pam Swakarsa termasuk polemik hingga penjelasan sang Kaolri Jenderal Listyo Sigit:
Kekhawatiran Kontras
Koordinator Kontras, Fatia Maulidiyanti mengaku khawatir, rencana pengaktifan Pam Swakarsa ini dapat menciptakan konflik horizontal di tengah masyarakat.
Sebab, Fatia menyebut pengaktifan Pam Swakarsa akan memberikan ruang bagi kelompok tertentu melakukan kekerasan atas nama menjaga ketertiban umum.
Hal itu, kata Fatia, semakin diperparah dengan tidak adanya sistem pengawasan dan evaluasi Pam Swakarsa itu sendiri.
"Yang ditakutkan ke depan, Pam Swakarsa membuat rasa takut yang lebih luas lagi kepada masyarakat, menimbulkan konflik horizontal," Fatia kepada Kompas.com, Jumat (22/1/2021).
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti jelaskan alasan pihaknya tak menghadiri rekonstruksi penembakan berujung tewasnya 6 laskar FPI pada acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (17/12/2020). (Tangkapan Layar Youtube Najwa Shihab)
Selain itu, kata dia, rencana ini juga menandakan negara belum bisa lepas dari bayang-bayang otoritarianisme.