Berita Palembang

Prasasti Talang Tuo, Bercerita Pohon Sagu & Aren, Bukti Pempek sudah Ada Sejak Masa Sriwijaya

Di taman tersebut ditanam berbagai banyak tanaman pohon seperti kepala pinang, aren, sagu da berbagai macam pohon

Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Maya Citra Rosa
Replika Prasasti Talang Tuo di Museum Balaputra Dewa Palembang. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Cita Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Lokasi penemuan Prasasti Talang Tuo di Dusun Talang Tuo atau sekarang Talang Kelapa, Sukarami, Palembang saat ini sudah dikelilingi oleh perkebunan sawit dan pemukiman warga.

Kabar terbarunya, di sekitar lokasi tersebut akan dibangunnya pondok pesantren.

Hal ini membuat Balai Arkeologi (Balar) Sumsel kembali meninjau dan mendatangi lokasi tersebut.

Dalam sejarah singkatnya, Prasasti Talang Tuo adalah sebuah prasasti yang menceritakan seorang Raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang Sri Jayanasa, yang sudah ada sejak 684 Masehi, menerangkan tentang pembangunan Taman Sriksetra.

Penemuan Prasasti Talang Tuo terjadi pada 17 November 1920, yang dalam peta dahulunya masih satu rangkaian dengan Bukit Siguntang.

Sejarahwan Kota Palembang, Kemas Ari Panji mengatakan bahwa Prasasti Talang Tuo bercerita tentang lingkungan hidup.

Di taman tersebut ditanam berbagai banyak tanaman pohon seperti kepala pinang, aren, sagu da berbagai macam pohon lainnya yang ditanam di sekitar kanal atau sungai kecil yang dapat dimakan dan dimanfaatkan.

Oleh karena itu, kuat hubungannya antara Prasasti Talang Tuo yang sudah ada sejak masa Kerajaan Sriwijaya ini dengan makanan khas Kota Palembang, pempek.

"Berdasarkan tanaman yang disebutkan dalam prasasti itu, ada sagu dan aren yang merupakan bahan dasar pempek, menunjukkan memungkinan ketersediaan dari dulu sudah ada," ujarnya, Rabu (27/1/2021).

Tidak hanya itu, tanaman sagu yang biasanya tumbuh di pinggir sungai secara alami masih bisa ditemui di beberapa titik di Kota Palembang, meskipun sudah tidak banyak lagi.

"Masih ada tanaman sagu itu, kalo melihat di area Pemakaman Saboking King, atau Muara Telang itu masih ada, ini menunjukkan bahwa alam kita ini faktual," ujarnya.

Dari sejarah ini juga melahirkan perhatian dari aktivis lingkungan untuk melestarikan lingkungan di Sumsel.

Tempat penemuan prasasti itu kemudian diberikan penanda dan replika prasasti.

Sedangkan prasasti yang asli berada Museum Nasional Jakarta.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved