Virus Corona

Orangtua tak Kerja karena Corona, Bocah-bocah Sampai Minta Kardus dengan Warga untuk Tidur di Jalan

Mirisnya, beberapa anak-anak di kota ini bahkan harus ikut merasakan dinginnya tidur di luar karena orangtuanya kehilangan pekerjaan.

Penulis: Ahmad Sadam Husen | Editor: Yandi Triansyah
Twitter
Jeratan ekonomi akibat Pandemi COvid-19 membuat beberapa anak-anak terpaksa ikut orangtua hidup di jalanan. Mereka bahkan meminta karduus dari orang-orang yang lewat agar bisa dijadikan alas tidur. 

Tidak sedikit yang mengaku iba dan tak habis pikir, kenapa fenomena ini bisa terjadi.

Beberapa reaksi netizen terkait fenomena anak-anak terdampak Covid-19 yang terpaksa hidup di jalanan.
Beberapa reaksi netizen terkait fenomena anak-anak terdampak Covid-19 yang terpaksa hidup di jalanan. (Twitter)

===

"Siapa yang tak menangis mendengar anak-anak ini meminta kardus untuk dijadikan alas tidur. Suara mereka memilukan," tulis seorang netizen.

"Sekarang aku faham kenapa banyak volunteer sering merasa tak sanggup melakukan pekerjaannya. Mereka juga tak tahan dan tak kuat melihat fenomena ini," tulis netizen lainnya.

Hingga artikel ini dimuat, belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah Kuala Lumpur terkait kejadian ini.

===

Terpaksa Belajar di Kuburan Karena Tak Bisa Ikut Sekolah Online

Tak hanya di Kuala Lumpur, dampak Pandemi Covid-19 serupa juga ikut dirasakan anak-anak di Indonesia.

Tepatnya di pinggir Tempat Pemakaman Umum (TPU), Dadi, Makassar.

Kondisi memprihatinkan anak-anak yang tak bisa ikut belajar online menggugah hati seorang anggota Polsekta Mamajang, Aiptu Paleweri.

Dikutip dari Kompas.com, Paleweri, yang juga bekerja sebagai Bhabinkamtibmas, kemudian menginisiasi penyediaan fasilitas internet di kompleks TPU Dadi hingga mendirikan tempat belajar bersama.

Kompleks TPU Dadi dipilih menjadi lokasi belajar karena daerah sekitarnya penuh dengan rumah penduduk.

Tak ada lagi lokasi untuk bisa mendirikan bimbingan belajar (bimbel).

Paleweri juga tidak segan mengeluarkan dana pribadi untuk membangun tempat tersebut, misalnya untuk tenda, kursi, meja, serta fasilitas internet.

“Saya lihat banyak anak-anak dari keluarga tidak mampu, tidak bisa sekolah online."

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved