Akbar Alfaro Benarkan Sedang Bangun Pesantren di Sekitar Lokasi Prasasti Talang Tuo
Anggota DPRD Palembang, Akbar Alfaro, membenarkan bahwa pesantren yang sedang dibangun seluas 5 hektare di dekat penemuan Prasasti Talang Tuo
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Anggota DPRD Palembang, Akbar Alfaro, membenarkan bahwa pesantren yang sedang dibangun seluas 5 hektare di dekat penemuan Prasasti Talang Tuo merupakan miliknya.
Pembangunan pesantren tersebut, diakui politisi Partai Gerindra ini, tidak bakal mengganggu atau merusak areal cagar budaya Prasasti Talang Tuo.
"Lahan pesantren kami memang berdekatan Prasasti Talang Tuo, tetapi lahannya aman, tidak tumpang tindih, atau bahkan mengganggu lokasi cagar budaya," kata Alfaro, Senin (25/1/2021).
Baca juga: Perempuan Muda Ini Coba Selundupkan Sabu ke Lapas Muaraenim, Disembunyikan di Dalam Hati Ampela
Lokasi pesantren yang dekat dengan Prasasti Talang Tuo, membuat pria yang karib disapa Gery ini berencana bakal menjadikan cagar budaya Prasasti Talang Tuo sebagai wisata sejarah baru di kota Palembang.
Pihaknya pun terlah berkordinasi dengan balai arkeologi terkait wacana menjadikan objek wisata Prasasti Talang Tuo.
"Di sana akan kita jadikan wisata sejarah.
Kita juga akan bekerjasama dengan balai arkeologi dalam pengembangan objek wisata itu. Termasuk akses jalan akan kita perbaiki," ungkap Alfaro.
Menurut Kepala Balai Arkeologi Sumsel, Budi Wiyana, bahwa pada Tahun 1980an, Balai Arkeologi Pusat sudah melakukan penelitian terhadap lokasi penemuan tersebut.
Wilayah penemuan diberikan pagar kawat dengan luas 20x20 Meter, pada waktu itu sudah ada replika Prasasti Talang Tuo sebagai penanda penemuan, namun replika tersebut hilang.
Saat ini, lokasi tersebut masih adanyaa tanda berupa cungkup, dan tanda batu, serta adanya makam baru, yang menurut cerita sudah ada sejak masa Sriwijaya.
Padahal, menurut Budi, tidak mungkim makam itu sudah ada sejak masa Kerajaan Sriwijaya.
Baca juga: Presiden Joko Widodo Resmikan Ruas Tol Kayu Agung - Palembang, Pembangunan Rampung 100 Persen
Lokasi penemuan prasasti cukup jauh dari pusat kota, dengan perjalanan sekitar 20 menit dari Jalan Soekarno-Hatta.
Masuk ke Jalan Tanjung Barangan, wilayah tersebut sudah ramai dengan banyaknya perumahan yang baru dibangun dan sudah ada sebagiannya dihuni oleh masyarakat.
Selain itu, untuk sampai ke lokasi penemuan setidaknya harus melewati jalan tanah merah, karena masih belum dibukanya akses jalan di area penemuan prasasti.
Lokasi penemuan prasasti sudah dibebaskan, namun belum diketahui atas nama pemerintah kota atau provinsi, sedangkan wilayah sekitar lahan masih luas ditemui tanaman kelapa sawit milik pererorangan.
Budi bersama tim bertemu dengan seorang pekerja yang kabarnya akan membangun sebuah pondok pesantren di wilayah sekitar penemuan prasasti.
Baca juga: POLISI Tarik Paksa Bayi,Beri Aku 5 Menit untuk Menyusui: Momen Haru Ibu Pertahankan Anaknya
Menurut pekerja tersebut, tanah yang akan dibangun pesantren adalah milik salah seorang anggota DPRD Kota Palembang yang kabarnya sudah mengetahui bahwa adanya lokasi penemuan prasasti bersejarah.
"Kabarnya memang akan menjadi lahan untuk pendidikan, tapi mereka juga tetap akan melestarikan lokasi penemuan prasasti dengan tidak akan merekayasa wilayah seperti tempat lain, melainkan membiarkan lahan tersebut seperti saat ini," ujarnya.
Budi memberikan masukan kepada pekerja yang dipercayakan untuk membangun area tersebut, Maulana untuk menanam tanaman seperti yang disebutkan di dalam Prasasti Talang Tuo.
"Mereka menerima masukan tersebut dan terbuka untuk menerima saran lainnya, dengan akan tetap mempertahankan lahan aslinya," ujarnya.
Budi juga sempat bercerita bahwa tanah di sekitar lokasi penemuan sudah menjadi milik pererorangan, bahkan sudah banyaknya perumahan sebagian besar sudah ada pemiliknya.
Baca juga: Tiga Hari Lagi Gubernur Sumsel Herman Deru Suntik Vaksin Covid-19 Kedua, Lokasinya bukan di Gandus
Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih lanjut terhadap lokasi penemuan tersebut, jika tidak maka lahan tersebut akan tertutupi oleh lahan bisnis di sekitar.
Untuk itu, Balar Sumsel meminta agar adanya koordinasi satu meja untuk membahas kelanjutan lokasi penemuan Prasasti Talang Tuo tersebut.
"Hal yang jelas tanah lokasi penemuan prasasti sudah dipagar, dan diberikan tanda bahwa di tempat itu pernah ada ditemukan prasasti, hal itu perlu.
Tapi untuk siapa yang leading sectornya, harus duduk satu meja masing-masing tidak bisa menentukan berhak atau tidak, oleh karena itu Balar juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait bagaimana bagusnya kedepan," ujarnya.
Dari penenitian Balar Pusat pertama kali yang menggunakan penelitian Pollen atau serbuk sari, tidak ditemukan apa-apa pada permukaan tanah seperti gerabah atau keramik.
Baca juga: Gubernur Dapatkan Vaksinasi Covid-19 Kedua Kamis Depan, Penyuntikan di Puskesmas Multiwahana
Apalagi saat ini sudah ditanami kelapa sawit, tentu akan semakin menyulitkan untuk melakukan penelitian Pollen.
Namun jika dilakukannya ekskavansi harus melihat adanya indikasi penemuan pada permukaan, hal tersebut masih dalam kajian Balar Sumsel.
"Langkah awal ini harusnya memang dilakukan penelitian pollen atau serbuk sari yang pernah dilakukan pada tahun 1980 itu diulang lagi. Kita harus survei dulu," ujarnya.
Terpenting lainnya, menurutnya perlu duduk bersama untuk pemangku kepentingan tersebut, karena setelah adanya penelitian itu, harusnya memang ada lanjutan dari dinas-dinas terkait.
"Kita akan diskusikan kembali penelitian seperti apa yang cocok untuk wilayah tersebut, juga penting karena jika memang tidak segera, wilayah itu sudah menjadi wilayah metropolitan dibangun perumahan," ujarnya.