Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh

JENAZAH Yumna Dimakamkan & Jaket Minnie Mouse yang Utuh, Dikenang Paman: Gak Punya Siapa-siapa Lagi

Jauh sebelum jenazah Yumna Fanisyatuzahra teridentifikasi, jekat Minnie Mouse miliknya lebih dulu ditemukan oleh para nelayan.

Editor: Fadhila Rahma
(KOMPAS.COM/HENDRA CIPTA)
Sebanyak enam jenazah korban pesawat Sriwijaya Air tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Minggu (24/1/2021), sekitar pukul 06.25 WIB. Keenam jenazah tersebut masing-masing bernama Toni Ismail, Rahmawati, Athar Rizki Riawan, Ratih Windania dan Yumna Fanisyatuhzahra, mereka merupakan satu keluarga, asal Kota Pontianak. Kemudian satu jenazah lain bernama Muhammad Nur Kholifatul Amin, asal Kabupaten Mempawah. 

"Nah saya bilang 'boleh pak, kan bapak gatau nyampe jam berapa dan mau kemana dulu' itu jawaban saya," ucap Irfan.

Yumna bersama ibunya Ratih Windania, menjadi korban Sriwijaya Air SJ 182
Yumna bersama ibunya Ratih Windania, menjadi korban Sriwijaya Air SJ 182 (Tribunnews)

"Qodarullah dia udah salat jamak dan dapat kabar pesawat jatuh," cerita Irfan dengan suara terbata.

Air mata Irfan tak bisa dibendung lagi kala mengingat nasib keluarganya.

Irfan mengaku merupakan dua bersaudara.

"Bapak ibu adik saya, saya dua bersaudara, udah gak ada siapa-siapa lagi," tutur Irfan seraya ditenangkan rekannya.

Irfan menyebut adiknya, Ratih sedang hamil 5 bulan.

Suami Ratih sudah menunggu di bandara di Pontianak saat itu.

"Adik saya lagi hamil 5 bulan, suaminya nunggu di Pontianak.

Semua ada di pesawat itu, saya sekarang tinggal pasrah, serahkan semua sama Allah," kata Irfan.

Irfan mengenang momen bahagia semua orangtua, adik, dan keponakannya pulang ke Pontianak dengan menaiki Sriwijaya Air SJ-182.

Bersama keluarganya, Irfan mengaku baru saja pulang liburan.

"Kami jalan-jalan, makan, seneng-seneng, sekarang baru kerasa,"

"Nyampe rumah kosong, ga ada siapa-siapa sepi. Bener-bener gak bisa digambarin lagi," tutur Irfan menangis.

Irfan mengaku ikhlas menerima musibah yang terjadi di keluarganya.

Jika ada hal yang membuat keluarganya kembali, Irfan mengaku akan melakukannya.

"Kalau ada sesuatu yang bisa saya lakukan buat bikin mereka kembali, saya lakukan, tapi gak mungkin ini sudah takdir Allah," kata Irfan.

Irfan lantas mengingat lambaian tangan terakhir Ratih Windania di Bandara.

"Dia dadah, pulang dulu ya. Itu saja," ucap Irfan menangis.

Irfan bahkan memeragakan lambaian tangan Ratih sesaat sebelum berjalan masuk ke pesawat Sriwijaya Air.

Mendengar cerita pilu Irfan, terdengar pewarta menyampaikan bela sungkawanya.

"Astagfirullah, turut berduka mas," ucap pewarta.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Jaket Utuh Yumna Diantara Badan Pesawat yang Hancur, Momen Terakhir Ratih Windania Dikenang Kakak

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved