Korban Sriwijaya Air SJ 182

Kedua Orangtuanya Korban Sriwijaya Air SJ 182, Ketegaran 3 Anak Yatim Piatu Ini Mendapat Pujian

Berbagai reaksi yang dilakukan seseorang tatkala mendapat musibah, apalagi kedua orangtunya tempat bergantung selama ini jadi korban.

Editor: Salman Rasyidin
WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO
Kabupaten Kepulauan Seribu menyelenggarakan kegiatan tabur bunga dan doa bersama untuk mengenang korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. 

SRIPOKU.COM—Berbagai reaksi yang dilakukan seseorang tatkala mendapat musibah, apalagi kedua orangtunya tempat bergantung selama ini jadi korban.

Tidak jarang ada yang cukup lama mengalami depresi lama bahkan sulit untuk pulih seperti sediakala.

Kisah yang ditayangkan WARTAKOTALIVE.COM ini patut jadi pembelajaran untuk pembaca. Sebab,  ketiga anak yang menjadi yatim piatu karena orangtuanya menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu tinggal di Ketapang, Kalimantan Barat.

Dalam video yang diunggah di kanal Youtube Keuskupan Ketapang, putri tertua keluarga Iuskandar dan Nelly, yaitu Tania memberikan sambutan saat misa requiem untuk mengantar kedua orang tuanya ke peristirahatan terakhir. 

Tania terlihat begitu tegar memberikan sambutan dalam keheningan Katedral Santa Gemma Galgani, Ketapang. 

Sejak diunggah pada Rabu (23/1/2021), video tersebut ditonton 13.907 kali dan mendapat dukungan dari 1.100 warganet yang mengungkapkan simpati.

Proses pencarian korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Ditemukan jenazah mengapung dan Rekaman FDR pesawat.
Proses pencarian korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Ditemukan jenazah mengapung dan Rekaman FDR pesawat. (ANTARA)

Dalam sambutan itu, Tania menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penanganan insiden jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu.

Tak terlihat derai air mata atau suara tersendat saat Tania berdiri di mimbar altar. 

Bagian yang paling mengharukan adalah saat Tania mengungkapkan warisan nilai-nilai luhur yang ditinggalkan orangtuanya kepada anak-anaknya, yaitu agar tetap dekat kepada Tuhan.

Mama dan Papa mengajarkan kami untuk selalu mengandalkan Tuhan.

Itulah sebabnya kami sangat tegar melewati lembah kehidupan ini.

Sebab kami bersandar bukan pada kekuatan diri kami, tetapi kekuatan yang berasal dari Tuhan.

Kami juga percaya bahwa Tuhan telah merancang rencana yang indah untuk kami.

Kepergian mama dan papa justru membuat kami semakin bisa merasakan kehadiran Tuhan di kehidupan kami.

Tak pernah sedikitpun Tuhan meninggalkan kami, tak pernah sedetik pun Tuhan menyalahkan kami.. -

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved