Berita Palembang
Sosok Maestro Seni dan Songket Palembang Anna Kumari Hibahkan Alat Tenun Tua Berusia Ratusan Tahun
Guna melestarikan peninggalan bersejarah di Sumsel, maestro seni tari dan songket Palembang, Anna Kumari menghibahkan alat tenun songket atau gedongan
Penulis: maya citra rosa | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Guna melestarikan peninggalan bersejarah yang ada di Sumsel, maestro seni tari dan songket Palembang, Anna Kumari menghibahkan alat tenun songket atau gedogan miliknya, kepada Museum Negeri Sumsel Balaputera Dewa, Kamis (21/1/2021).
Peyerahan alat tenun songket atau gedogan yang diperkirakan sudah ada selama 3 generasi ini diterima langsung oleh Kepala UPTD Museum Balaputera Dewa Palembang.
Anna yang sudah berusia 75 tahun menyerahkan langsung alat tenun songket tersebut dengan menggunakan kursi roda dibantu anak dan keluarganya.
wanita yang sudah terkenal di nasional ini menceritakan, bahwa alat tenun songket yang sudah ada sejak neneknya ini ia wariskan dari sang ibu, yang dulunya juga seorang penenun songket diperkirakan sudah berusia ratusan tahun.
Anna Kumari pun sudah terkenal namanya internasional itu, datang dengan mengenakan baju kurung berwarna merah dengan motif emas khas Palembang.
Dia bercerita, mengenai betapa berharganya gedogan yang sudah membawa namanya, mendapatkan penghargaan Upakarti atau apresiasi bidang industri dari Presiden Soeharto pada masa itu.
Baca juga: Ramalan 12 Zodiak Cinta Besok, Jumat 22 Januari 2021, Sagitarius Jangan Ragu, Taurus Jangan Cemas
Baca juga: PS Palembang Gandeng BUMN Jadi Sponsor, Ini Alasan Pertamina Mensponsori Klub Sepakbola di Palembang
Songket yang ditenun, awalnya hanya untuk kebutuhan sanggar tari yang didirikannya saja.
Kemudian, Anna akhirnya mendirikan PT Songket Anna Kumari.
Namun wanita kelahiran 10 November 1945 ini, melihat banyak anak muda yang putus sekolah, Anna mengajarkan mereka menenun songket.
Sekitar 50 anak belajar menenun songket, darinya tanpa membayar sedikit pun, justru Anna memberikan makan dan uang transport selama satu bulan.
"Waktu itu saya tidak pernah tau bahwa kanwil departemen perindustrian mengetahui hal tersebut, hingga usaha saya itu didengar oleh Presiden RI, tidak disangka saya yang mendapat penghargaan Upakarti itu, padahal niat saya hanya ingin membantu orang sekitar," ujarnya bercerita.
Hibah alat tenun songket tersebut dilakukan Anna untuk membantu pemerintah dalam berupaya melestarikan peninggalan bersejarah yang ada di Sumsel.
"Saya berharap alat tenun songket ini dapat bermanfaat untuk bernilai sejarah bagi generasi selanjutnya," ujarnya.
Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Balaputera Dewa Palembang, Chandra Amprayadi sangat terharu atas kedatangan seorang maestro atau seniman sepuh yang menghibahkan salah satu koleksinya.