Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh

'Papa Jatuh dari Pesawat tak Ada yang Nolong' Rion Korban Sriwijaya Air Datangi Anak Lewat Mimpi

Putri pertama Rion, korban Sriwijaya Air SJ 182, mengigau melihat ayahnya terjatuh dari pesawat.

Editor: Yandi Triansyah
TribunSumsel.com, Eko Hepronis
Rion Yogatama Warga Jl Kenanga II Lintas RT 5 Kelurahan Senalang Kecamatan Lubuklinggau Utara II Korban pesawat Sriwijaya Air SJ182. 

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU - Putri pertama Rion, korban Sriwijaya Air SJ 182, mengigau melihat ayahnya terjatuh dari pesawat.

Namun saat ayahnya jatuh tak ada orang yang menolong.

Cerita ini sempat diutarakan oleh sang ibu Rion, Oni Kartika Sari.

"Kemarin anak pertamanya seperti ngigau bilang papa jatuh dari pesawat gak ada yang nolong, oh gitu ya nak, jawabnya lagi iyaa jatuh gak ditolong," ujarnya menirukan ucapan cucunya, Selasa (19/1/2021).

Oni juga mengaku bermimpi juga mendengar suara anaknya itu Rion.

"Tadi pagi sehabis sholat subuh sembari nonton berita ketiduran depan TV, kemudian terkejut seperti suara Rion memanggil saya Mama, suaranya jelas sekali, saya pun terbangun," ungkapnya.

Tidak hanya dirinya, sang istri Rion juga merasakan hal yang sama, beberapa kali bermimpi didatangi oleh Rion, namun mimpi tersebut tidak terlalu jelas.

Sampai saat ini pihak keluarga masih menunggu nasib jenazah Rion Yogatama  korban pesawat Sriwijaya Air SJ- 182 belum teridentifikasi.

Pihak keluarga baru menerima kabar dari media bahwa penyelam TNI Angkatan Laut telah menemukan gawai dan sim card miliknya di kedalamam 17 meter laut Kepulauan Seribu.

Oni Kartika Sari ibunda Rion mengaku kaget dan shock, saat mendapat kabar dari berita
bila gawai milik anaknya telah ditemukan oleh tim penyelam di kepulaan seribu.

"Semalam dapat kabar kami langsung shock, kemudian langsung saya tanya dengan istrinya ternyata itu benar, gawai yang dipakai Rion selama ini," ungkapnya pada wartawan, Senin (18/1/2021).

Di tengah kepanikan itu, adiknya Rion yang berada di Jakarta memberi kabar, dan meminta pihak keluarga di Lubuklinggau untuk tidak dibuat beban sebelum barang-barang yang ditemukan diserahkan kepada pihak keluarga.

"Semalam anak saya bilang jangan dulu percaya mak, kalau itu yang ditemukan barang-barang kakak pasti nanti diserahkan kepada kita," ujarnya menirukan ucapan anaknya.

Oni sendiri pun mengaku sudah pasrah kepada takdir yang diterima oleh anaknya, namun ia berharap semoga jasad anaknya masih bisa ditemukan dan dibawa pulang ke Lubuklinggau.

"Sebenarnya ini sudah suratan takdir kita tinggal menemuinya lagi, tapi kalau bisa jasadnya ketemu (kalau tidak utuh tidak apa-apa) akan tetap kami makamkan secara layak" ungkapnya.

Oni juga baru menyadari pertanda perpisahan terakhir dari Rion ketika mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan ke Danau Aur dan Sungai Kasie sehari sebelum berangkat menuju Jakarta.

"Ditambah kepulangan Rion bersama anak istrinya ke Lubuklinggau satu bulan ini ternyata adalah tanda perpisahan, karena sebelum-sebelumnya ia tidak pernah pulang selama itu," ujarnya.

Saat itu Oni tidak sadar sama sekali, bahkan ia mengira Rion pulang ke Lubuklinggau karena terlilit hutang di Jakarta dan memilih untuk pulang kampung ke Lubuklinggau.

"Saat itu dia masih kerja, hampir tiap malam dia dihadapan laptopnya.
saya tanya kok lama sekali di Linggau, apa ada hutang di Jakarta, dia bilang tidak, kemudian istrinya juga saya tanya, di jawab istrinya juga tidak ada hutang, kalau ada hutang pasti Rion cerita kepadanya," ungkapnya. (Joy)

Baca juga: Nasib Berubah, Setelah dirinya Menolak Divaksin, Ribka Tjiptaning Anggota Fraksi PDIP, Kini Digeser

Baca juga: Langsung Didistribusikan ke Palembang, Sisanya Disimpan, Sumsel Terima 29.840 Vial Vaksin Sinovac

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved