Kasus Pembunuhan

Konspirasi Ayah dan Anak Berujung Duka, Ardeni Dieksekusi: Harta Warisan Gelapkan Mata Sang Kakak

Ayah dan anak membunuh saudaranya di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Korban diketahui bernama Ardeni

Editor: Wiedarto
TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH
Harun Sohar bin M Awi (55) menjadi otak pembunuhan yang menewaskan saudaranya bernama Ardeni alias Den bin M Awi (50) diamankan di Polres Muratara, Sabtu (16/1/2020). Sebelumnyo. polisi telah menangkap anak Harun bernama Alek Sander. 

SRIPOKU.COM, MURATARA - Ayah dan anak membunuh saudaranya di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Korban diketahui bernama Ardeni alias Den bin M Awi (50).

Korban tercatat sebagai warga Dusun II Desa Karang Dapo I, Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Muratara.

Awalnya warga menemukan mayat Ardeni pada hari Kamis (14/1/2021) sekitar 15.00 WIB.

Mayat Ardeni tergeletak di muara pintu pondok yang ditempatinya di KM 4 Desa Jadi Mulya 1, Kecamatan Nibung, Kabupaten Muratara.

Saat ditemukan, mayat Ardeni dengan posisi terlentang diselimuti sehelai kain dan kepalanya miring ke kanan.

Tubuh Ardeni berlumuran darah dengan luka bacok di leher.

Setelah melihat korban, warga kemudian memberi tahu ke pemerintah desa setempat lalu melapor ke Polsek Nibung.

Kepala Desa Jadi Mulya 1, Gunardi mengatakan meski korban pembunuhan itu ditemukan di desanya, namun bukan warganya.

"Dia orang Karang Dapo, mencari nafkah di desa kami, kalau kata orang-orang dia kerjanya gesek kayu," ujar Gunardi.

Korban Ardeni awalnya diduga dibunuh keponakannya sendiri bernama Alek Sander (26).

Namun belakangan, pembunuhan tersebut diotaki Harun Sohar bin M Awi alias HS (50) yang tak lain kakak kandung korban sekaligus ayah dari Alek Sander alias AS.

Polisi pun kini sudah menetapkan Alek Sander dan bapaknya Harun Sohar sebagai tersangka karena keduanya yang menghabisi nyawa Ardeni.

"Dua-duanya memang terlibat (membunuh), tapi pelaku utamanya bapaknya (HS), anaknya membantu," kata Kasatreskrim Polres Muratara, AKP Dedi Rahmad, Sabtu (16/1/2021).

"Bapaknya yang mengajak anaknya mencari korban, bapaknya pula yang pertama kali menebaskan parang ke leher korban," timpal Dedi.

Pelaku hendak lari ke Tasikmalaya

Dedi menjelaskan, sebelumnya polisi yang awalnya diduga sebagai pelaku utama pembunuhan.

AS sempat ingin melarikan diri ke wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Kami mendapat informasi bahwa tersangka Alek naik travel jurusan Nibung-Linggau," kata Dedi.

Polisi mengejar AS ke Kota Lubuklinggau dan mendapatinya sedang berada di terminal Petanang.

Polisi langsung melakukan penangkapan dan pada saat akan ditangkap, tersangka AS berusaha melarikan diri.

"Kami sudah memberikan tembakan peringatan ke atas sebanyak tiga kali, tapi dia tetap ingin kabur," ujar Dedi.

Alhasil polisi memberikan tindakan tegas dan terukur dengan menembak kaki AS mengenai betis kanan dan kiri.

Tersangka AS yang berhasil dilumpuhkan langsung dibawa ke Mapolres Muratara untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap AS didapati keterangan bahwa orangtuanya (HS) yang merupakan pelaku utama pembunuhan.

"Bapaknya yang mengajak mencari korban, bapaknya pula yang pertama kali menebaskan parang ke leher korban," ungkap Dedi.

Polisi kemudian menangkap ayah dari AS yakni HS di kediamannya tanpa perlawanan.

Diduga berebut warisan

Menurut Dedi, berdasarkan pengakuan kedua tersangka, keluarga mereka sudah sering ribut sejak lama dengan korban.

Sebelumnya diungkapkan polisi, motif dari pembunuhan sadis ini diduga dilatarbelakangi masalah harta warisan.

Belakangan diketahui ternyata tak hanya perkara harta warisan saja, masalah lain pun banyak yang memicu saudara kandung ini berseteru.

"Masalah dalam keluarga mereka ini sebenarnya sudah lama, masalahnya banyak, tidak hanya masalah harta warisan saja."

"Sudah sering ribut, tapi tidak sampai terjadi perkelahian, ribut mulut saja, baru kali ini disertai pakai senjata tajam," jelas Dedi.

Kejam nian...

Ardeni dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) setempat, Jumat (15/1/2021) siang.

Setelah korban dikebumikan, sebagian warga pulang namun keluarga korban tetap di pemakaman.

Mereka membaca Surah Yasin dan doa bersama di samping makam korban.

Istri dan anak-anak korban tak henti-hentinya menangis sambil membaca Surah Yasin.

Korban diketahui memiliki dua orang istri dan 10 orang anak.

Anak yang ditinggalkan korban ada yang masih balita (bawah lima tahun) dan ada juga yang telah menikah.

"Ya Allah, kejam nian," tutur istri korban. (tribunsumsel.com/ sripoku.com/Rahmat Aizullah)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Perebutan Harta Warisan Berujung Pembunuhan di Muratara, Ayah Ajak Anaknya Habisi Nyawa Saudara, https://www.tribunnews.com/regional/2021/01/16/perebutan-harta-warisan-berujung-pembunuhan-di-muratara-ayah-ajak-anaknya-habisi-nyawa-saudara?page=all.
Penulis: Adi Suhendi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved