Wong Kito

Epri Warga Tanjung Batu Impikan Halaman Rumah Jadi Hutan Bonsai, Tak Mudah Tapi tidak Mustahil

Di sekitar halaman rumah Epri, terdapat 35 batang tanaman bonsai baik yang belum jadi, setengah jadi dan sudah jadi bahkan pernah ikut kontes.

Editor: Refly Permana
tribunsumsel.com/agung
Epri menunjukkan tanaman bonsai Hujan Emas dengan warna daun hijau muda kekuningan. Ini merupakan satu dari 35 batang bonsai yang ada di halaman rumah Epri di Desa Seri Bandung, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir. 

"Cuaca panas itu paling ideal untuk tanaman bakal bonsai. Tapi bukan berarti tidak butuh air dan sekali," kata Epri.

Pada daftar koleksi bonsai milik Epri, ada beberapa yang sudah tampak alur eloknya di akar, batang dan dahan.

Baca juga: Video Nasib Raffi Ahmad, Polisi Periksa Tempat Pesta Artis di Mampang, Suami Nagita Minta Maaf

Bahkan ada dua jenis bonsai milik Epri yang masuk peringkat tiga besar of kontes bonsai tingkat kecamatan pada Oktober 2020 lalu.

"Tanaman yang Beton dan Sapu-sapu masuk tiga besar. Lumayan, artinya apa yang saya pelajari dan lakukan bertahun-tahun, mulai ada hasilnya," ungkap Epri.

Bahkan tanaman bonsai jenis Sapu-sapu hasil kreasi Epri pernah laku terjual seharga Rp 1,7 juta.

Tanaman lainnya, juga pernah dilego mulai dari harga Rp 200 ribu ke atas.

"Harga bonsai tergantung jenis, ukuran, bonggol maupun batang," ujar Epri.

Dari puluhan batang bonsai yang dimiliki, ada jenis Hujan Emas.

"Kalau jenis Hujan Emas ini bonsai pertama saya. Tapi sepertinya yang ini tidak akan dijual," kata Epri seraya tertawa.

Di masa pandemi ini, selain meraup keuntungan, bagi Epri, merawat tanaman bonsai menimbulkan kesenangan tersendiri untuk meningkatkan imun agar tak mudah terjangkit virus.

Baca juga: Video Nasib Raffi Ahmad, Polisi Periksa Tempat Pesta Artis di Mampang, Suami Nagita Minta Maaf

Bahkan saking getolnya merawat tanaman, Epri melakukan aktivitas merawat bonsai di saat larut malam.

"Kadang kalau belum bisa tidur, lihat-lihat bonsai. Di mas pandemi, merawat bonsai ini bisa jadi alternatif hobi yang juga untuk menambah pendapatan. Syaratnya harus tekun dan sabar," ujarnya.

Epri juga tergabung dalam organisasi pecinta tanaman yang dinamakan Penggemar Bonsai Penesak (PBP) beranggotakan 100 yang dibentuk pada pertengahan 2020 lalu.

Penesak sendiri merupakan nama suku asli yang tinggal di wilayah Tanjung Batu dan sekitarnya.

"Kalau mau belajar, berbagi ilmu, tukar pikiran mengenai bonsai, inilah wadah kami. Tanaman bonsai ini tidak ada musimnya dan sangat menyenangkan serta menjanjikan," kata Epri sambil terus melilitkan kawat pada batang Cemara, sejak wawancara dimulai.

Penulis: Agung Dwipayana 

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved