Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia

Video 2 Minggu Lalu Jadi Postingan Terakhir Syekh Ali Jaber: Jangan Sampai Nabi Muhammad SAW Kecewa

Sebelum dikabarkan meninggal dunia, Syekh Ali Jaber ternyata sempat unggah postingan ini di Instagramnya.

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
Kolase Sripoku.com/YouTube
Syekh Ali Jaber 

"Karena itu doa saya, saya ndak pernah belajar sekolah, sekolah Indonesia atau kursus Bahasa Indonesia atau nyari kamus nggak, cuma hanya bergaul duduk, saya dengar Alhamdulillah bisa hafal," tuturnya.

Baca juga: Cerita Lucu Syekh Ali Jaber Pertama Kali Tinggal di Indonesia, Belajar Bahasa Cuma Hafal 4 Kata ini!

Syekh Ali Jaber tetap optimis meski cemoohan datang kepadanya lantaran tidak lancar berbahasa Indonesia.

"Ketika ucapkannya mungkin belum begitu pas, orang-orang ketawain dulu nggak papa, diketawain, dibodohin nggak papa yang penting saya bisa sampaikan yang bermanfaat," ungkap Syekh Ali Jaber.

Tak hanya diterima oleh masyarakat dan bisa bebicara bahasa Indonesia, ternyata Syekh Ali Jaber juga bertemu dengan sanak saudaranya di Tanah Air.

"Alhamdulillah sedikit demi sedikit bisa mendapatkan bahkan saya dapat kejutan, saya menemukan segala keluarga saya di Indonesia,

Dulu ibu saya tidak pernah cerita, tapi saya ketika sudah berada di sini (Indonesia), baru saya menemukan segala keluarga," ujarnya.

Bahkan Syekh Ali Jaber mengurai silsilah keluarganya yang berasal dari Indonesia.

"Ternyata kakek saya dan ayah kakek saya dua-duanya kelahiran Lombok,

Bahkan ayah kakek saya dibunuh sama penjajah Belanda dan dia dimakamkan di Ampenan, Lombok dan dia mampu mempersatukan orang Sasak di Lombok untuk melawan penjajah Belanda," jelasnya.

Syekh Ali Jaber pun sempat membuat lelucon kala bertemu dengabn Presiden Indonesia Jokowi beberapa waktu lalu terkait darah Indonesia yang mengalir di dirinya.

"Makanya ketika bertemu Jokowi saya sampaikan saya cucu pahlawan tapi belum terdaftar," kelakar Syekh Ali Jaber disambut gelak tawa jamaah.

Pendakwah asal Madinah ini pun tak menyangka akan bertemu keluarga besarnya di Tanah Air yang awalnya negara yang masih asing baginya saat datang.

"Subhanallah tidak membayangkan begitu saya ke Indonesia bisa menemukan sejarah keluarga, bahkan saya punya keluarga besar di Lombok, Cirebon, Surabaya, salah satu kakek saya nikah sama orang Bumi Ayu di Jawa Tengah," tambahnya.

"Kemudian bertemu dengan keluarga di Cirebon, ada juga di Bali, kemudian di Jakarta, jadi Subhanallah begitu dunia ini kecil, kita bisa terus bertemu dengan keluarga dan kita terus bisa melanjutkan perjuangan," lanjutnya.

"Dan saya berharap sama-sama kita memperjuangkan negeri kita Indonesia," ungkap Syekh Ali Jaber.

Sepak terjang Syekh Ali Jaber sebagai pendakwah dalam menyiarkan Islam hingga ke Tanah Air pun penuh dengan cerita.

Bahkan terdapat kisah lucu saat Syekh Ali Jaber pertama kali tinggal di Indonesia pada tahun 2008.

Mendapat penghargaan tersebut justru menjadi beban bagi Syekh Ali Jaber, mengapa begitu?

Dalam tayangan ceramah terbarunya yang dibagikan melalui kanal YouTube Syekh Ali jaber, ia pun sangat mencintai negara Indonesia.

"Selalu saya berkata orang yang sering bilang Indonesia negara terbesar penduduk Islam sedunia dan saya berkata InsyaAllah tidak lama lagi Indonesia menjadi negara terbesar para penghafal Alquran sedunia," ungkap Syekh Ali Jaber mengawali ceramahnya.

"Mudah-mudahan apa yang bisa kita beri terbaik untuk Indonesia, apalagi semenjak saya mendapatakan penghargaan dari bapak Presiden SBY," tambahnya.

"Waktu itu tahun 2011 saya diberikan penghargaan oleh beliau menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) semenjak itu saya merasa terbeban karena menerima penghargaan ini," ujarnya.

Beban yang dimaksud oleh Syekh Ali Jaber yakni ia harus menjaga nama baik dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia.

"Karena saya merasa ini harus saya menghormati penghargaan ini dan saya harus jaga nama baik Indonesia, saya harus memperjuangkan Indonesia dan saya harus memberi yang terbaik untuk Indonesia," kata Syekh Ali Jaber.

Bahkan Syekh Ali Jaber bertaruh jika dirinya melanggar kepercayaan demi menjaga nama baik Indonesia, ia rela kewarganeraannya dicabut.

"Kalau saya tidak bisa menjaga nama baik Indonesia dan tidak bisa berbuat yang terbaik untuk Indonesia, lebih baik dicabut warga negara Indonesia," ungkap Syekh Ali Jaber.

Hal ini tentu bukan tanpa alasan, Syekh Ali Jaber merasa mendapatkan amanah sebagai bangsa Indonesia.

"Karena saya merasa ini amanah dan wajib kita sebagai rakyat Indonesia memperjuangkan yang terbaik dari segi masing-masing, semuanya di posisi dimana posisi anda tolong beri yang terbaik untuk Indonesia," katanya.

"Karena negeri Indonesia ini sangat berjasa bagi kita dan kita tidak akan mampu membalas jasa Indonesia, tapi kita berusaha memberi yang terbaik, mudah-mudahan apa yang kita perjuangkan untuk Indonesia menjadi saksi baik di hadapan Allah SWT dan sebagai amal sholeh," lanjutnya.

"Syekh Ali jaber juga meminta untuk meniatkan segala sesuatu dengan menjalankan yang terbaik sembari diiringi dengan istighfar karena manusia tidak ada yang sempurna," ujar Syekh Ali Jaber.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved