Vaksin Covid 19

Vaksin Sinovac Naikkan Kekebalan Tubuh hingga 23 Kali Lipat: BPOM Hasil Uji Relawan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan Vaksin Sinovac dapat meningkatkan kekebalan tubuh

Editor: Wiedarto
sripoku.com/jati
Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru saat disuntik vaksin Covid-19 Sinovac di puskesmas Gandus, Kamis (14/1/2020). 

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan Vaksin Sinovac dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus corona hingga 23 kali lipat.

Hal itu diungkapkan Penny dalam rapat kerja lanjutan Komisi IX DPR RI dengan pihaknya dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Berdasarkan rata-rata hasil uji klinik di Bandung, itu naik sampai 23 kali. Sehingga bisa melindungi kita," ujar Penny, di Ruang Rapat Komisi IX DPR RI, Kamis (14/1/2021).

Meski demikian, Penny tak menutup kemungkinan adanya penurunan tingkat kekebalan tubuh seiring waktu berjalan.

Dia mengungkap bahwa relawan uji klinis fase 3 Vaksin Sinovac di Bandung tak mengalami penurunan tingkat kekebalan yang signifikan.

Berdasarkan penuturan Penny, standar minimal vaksin akan meningkatkan kekebalan terhadap virus hingga 4 kali lipat. Dan selama tiga bulan uji klinis, diketahui orang yang tak lagi memiliki kekebalan minimal 4 kali lipat hanya berkurang 0,4 persen.

Penny pun akan terus memantau perkembangan kondisi relawan uji klinis di Bandung hingga 6 bulan pascavaksinasi untuk melihat persentase orang dengan tingkat kekebalan minimal 4 kali lipat.

"Kita tunggu sampai nanti Maret atau 6 bulan (pascavaksinasi di Bandung), berapa persen. Kalau berdasarkan fase 1-2 di China masih 80 persen, jadi masih bagus, masih tinggi," tandasnya.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Bahkan jumlah penambahan per harinya kian mengkhawatirkan. Kamis (14/1) kemarin misalnya, jumlah kasus positif Covid-19 bertambah 11.557 orang. Jumlah penambahan ini menjadi rekor baru lagi. Padahal, baru sehari sebelumnya rekor tercipta dengan penambahan 11.278 orang.

Kasus terbanyak didapati di Jakarta dengan penambahan 3.165 orang dalam 24 jam. Lalu disusul Jawa Barat dengan penambahan kasus 2.201, dan Jawa Tengah dengan penambahan kasus 1.497. Dengan penambahan 11.557 kasus itu, maka total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 869.600 orang. Sementara jumlah kasus aktif di Indonesia saat ini mencapai 129.628 kasus.

Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo mengatakan, tren kasus corona di Indonesia saat ini memang terus mengalami kenaikan. Bahkan dalam waktu 2 bulan saja, terjadi peningkatan kasus aktif hingga 130 persen. "Dalam kurun waktu 2 bulan lebih terjadi peningkatan 130 persen sehingga angka itu menjadi 129 ribu yang tadi kami laporkan dan tentunya ini tidak boleh membuat kita lengah," ujar Doni saat rapat dengan Komisi VIII DPR, Kamis (14/1).

Dia mengatakan, di awal November kasus aktif di Indonesia masih ada di kisaran 54 ribu kasus. Namun kini naik menjadi 129 ribu kasus lebih. Adapun kasus aktif merupakan total dari pasien corona yang masih menjalani perawatan dan isolasi, baik itu dalam keadaan kritis, sedang, dan tak bergejala. ”Pada periode minggu kedua awal November kasus aktif kita berada pada posisi yang terendah sepanjang 10 bulan terakhir yaitu 12,12% dengan angka akumulasi mencapai 54 ribu orang artinya 54 ribu warga negara kita yang terpapar Covid-19 dalam kondisi tanpa gejala ringan, gejala sedang, berat dan kritis,” jelasnya.

Kenaikan kasus aktif ini, kata Doni, selain efek dari libur akhir tahun, juga bisa jadi karena faktor jenuh dari masyarakat. Sebab sudah sejak Maret seluruh warga Indonesia harus beraktivitas dengan protokol kesehatan. ”Selama 2 bulan terakhir ini kemungkinan besar selain libur panjang adalah faktor kejenuhan, kelelahan, dan juga berbagai faktor lainnya yang menembus batas psikologis masyarakat kita ada kecenderungannya mulai menganggap abai terhadap protokol kesehatan,” tuturnya.

Dia mengatakan, Presiden Jokowi sudah memerintahkan jajarannya hingga para kepala daerah untuk membangun kembali semangat disiplin protokol kesehatan di masyarakat. ”Bapak Presiden dalam berbagai kesempatan menyampaikan kepada para menteri dan juga khususnya kepada ketua gugus tugas untuk mengingatkan kembali," kata dia. ”Juga presiden pada kesempatan khusus dua minggu yang lalu menyampaikan pesan kepada Gubernur seluruh Indonesia agar kembali memotivasi seluruh komponen bangsa yang ada di daerah masing-masing agar kembali patuh kepada protokol kesehatan," tutupnya.

Di sisi lain Pemerintah juga telah berupaya menekan penyebaran virus corona dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 11 Januari sampai 25 Januari 2021. Selain itu, proses vaksinasi Covid-19 juga telah dimulai dengan yang disuntik pertama adalah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 13 Januari 2021.

Jokowi disuntik dengan vaksin merek Sinovac yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pemeriksa Obat-obatan dan Makanan (BPOM) RI. BPOM menyebut bahwa vaksin Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3 persen. Vaksinasi dilanjutkan kepada tenaga kesehatan di sejumlah daerah mulai 14 Januari 2021.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved