Mengenang Syekh Ali Jaber dan Nasehat untuk Raffi Ahmad, Pernah 2 Tahun Tak Pegang HP Demi Istri

Jejak Syekh Ali Jaber memang pantas untuk dikenang, karena tindak-tanduknya yang menyejukkan, kenangan tak terlupakan bagi Raffi Ahmad.

Editor: Hendra Kusuma
Ist/handout
Syekh Ali Jaber bersama Raffi Ahmad dan Nagita dalam sebuah acara 2009 silam, Raffi berduka dan mengenang sosok sang pendakwah 

Ia lahir di Madinah, Arab Saudi pada 3 Februari 1979, atau dalam penanggalan Hijriah bertepatan dengan 3 Shafar 1396 H.

Masih tak lekang dalam ingatan bagaimana perjuangan Syekh Ali Jabes yang berjuang dan dakwah ini, sempat ditikam orang yang dikenal saat mengisi ceramah di Masjid Falahuddin, Sukajawa, Bandar Lampung. Akibatnya Syekh Ali Jaber mengalami luka tusuk bagian lengan kanan.

Sementara pelakunya Alfin Andrian, kelahiran 1 April 1996 ini berhasil diamankan, sementara Ali Jaber sendiri memaafkan pelaku.

Hafiz Quran

Seperti diketahui, Syekh Ali Jaber adalah sosok ulama besar dan salah satu Hafiz Quran terbaik yang dimiliki Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan ia kerpa menceritakan bahwa sejak kecil Ali Jaber telah memang menekuni membaca Al-Quran.

Dia memang hidup di lingkungan keluarga yang religius, ayahnyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al-Quran.

Dalam mendidik agama, khususnya Al-Quran dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan sang ayah tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat.

Sebab itu, semua didikan melekat dan awalnya memang hanya mengikuti, tetapi lama kelamaan menjadi kebutuhan hidup dan dia pun sukses menjadi pendakwah dan penghafal Quran 20 Juz.

Seperti diketahui, Ali Jaber memang memiliki keluarga yang dikenal sebagai keluarga yang religius. Di Madinah ia memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam.

Maka itu, sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.

Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri dan pada usia sebelas tahun, di usia 10 tahun ia telah hafal 30 juz Al-Quran

Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga Aliyah di Madinah.

Usai lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran pada tokoh dan ulama ternama di Arab Saudi.

Menikah dengan Wanita Indonesia

Sejak tahun 2008, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 2012.

Pada tahun 2008, Syekh Ali Jaber menikah dengan Umi Nadia, wanita asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Keduanya, hingga tahun 2020 telah dikaruniai seorang anak yang diberi nama Hasan.

Digembelang Ulama Ternama

Usai lulus dari sekolah menengah, Syekh Ali Jaber mulai menekuni pendidikan khusus pendalaman Alquran pada berbagai tokoh dan ulama ternama di dalam maupun luar Madinah atau Arab Saudi.

Guru-guru yang mengajar Syekh Ali Jaber tentang pendalaman Alquran antara lain:

Syekh Muhammad Husein Al Qari’ - Ketua Ulama Qira’at di Pakistan
Syekh Said Adam - Ketua Pengurus Makam Rasulullah
Syekh Khalilul Rahman - Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat
Syekh Khalil Abdurahman - seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah
Syekh Abdul Bari’as Subaity - Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
Syekh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ - Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba
Syekh Muhammad Ramadhan - Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi

Perjalanan Dakwah

Selama penggemblengan dirinya, Syekh Ali Jaber rutin mengajar dan berdakwah khususnya di tempat tinggalnya dan Masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan Ilmu Alquran.

Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru hapalan Alquran di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu Masjid Kota Madinah.

Pada tahun 2008, Syekh Ali Jabir terbang ke Indonesia menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), asal istrinya tinggal.

Di sini ia menjadi guru hafalan Alquran, Imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara Lombok, Indonesia.

Kariernya berlanjut saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sudan Kelapa, Menteng, Jakarta.

Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus Alquran dan imam salat Ied di Masjid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta.

Kehadiran Syekh Ali Jaber mendapat sambutan baik oleh masyarakat Indonesia karena dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci dilengkapi dengan ayat-ayat Alquran dan hadits.

Sejak saat itu, Syekh Ali Jaber mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam.

Pada tahun 2012, ketulusannya dalam berdakwah, membuatnya dianugerahi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sejak itu pula ia rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne dan menjadi juri Hafizh Indonesia di stasiun televisi RCTI.

Untuk menyiarkan Islam lebih efektif dan melahirkan para penghafal Alquran di Indonesia, ia mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber yang berkantor di Jatinegara, Jakarta.

Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir, ia mulai tampil di berbagai program telivisi, bahkan ia juga mulai menjadi aktor dalam film “Surga Menanti” (2016).

Popularitas Syekh Jaber tak kalah dengan penceramah ternama Indonesia lainnya.

Meski sudah tenar lewat media, ia tetap berendah hati dan masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Mengenang Syekh Ali Jaber, Mengalah Tak Pakai Ponsel Selama 2 Tahun Karena Istri Pencemburu, https://jakarta.tribunnews.com/2021/01/14/mengenang-syekh-ali-jaber-mengalah-tak-pakai-ponsel-selama-2-tahun-karena-istri-pencemburu?page=4.

Editor: Kurniawati Hasjanah

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved