Musibah Sriwijaya Air

SIANG INI: MEdia Asing Ungkap Misteri Jatuhnya SJ182: Pesawat Oleng ke kanan, Ke Kiri Lalu Menukik

Pakar penerbangan Rusia menduga cuaca buruk bisa menjadi penyebab utama kecelakaan Boeing 737-500.

Editor: Wiedarto
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anggota TNI membawa bagian pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut 

SRIPOKU.COM, JAKARTA--Masuk awal tahun 2021, Indonesia dikejutkan dengan kabar kurang menyenangkan.

Kabar itu datang dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air, yang membawa kabar duka pasca jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan SJ182.

Pesawat itu dilaporkan jatuh pada Sabtu (9/1/21), setelah hilang kontak 4 menit setelah lepas landas.

Pesawat itu dalam perjalanan dari bandara Soekarno-Hatta Jakarta menuju Pontianak.

Namun, hanya 4 menit setelah lepas landas, pesawat itu kehilangan kontak dan diketahui sudah terjatuh di daerah perairan kepulauan Seribu.

Sementara itu, banyak upaya dilakukan untuk melakukan pencarian puing-puing dan jejak Sriwijaya Air SJ182.

Pada Minggu (10/1/20), kotak hitam dari Boeing 737-500 dari pesawat Sriwijaya Air 737-500 dilaporkan telah ditemukan.

Menurut laporan misteri tentang penyebab jatuhnya pesawat tersebut kemungkinan akan segera diuraikan.

Soerjanto Tjahjono, Ketua Komite Nasional Keselamatan Lalu Lintas Indonesia mengatakan lokasi dua kotak hitam pesawat Boeing 737-500 itu sudah ditemukan.

"Kami telah menemukan kedua kotak hitam. Penyelam akan mulai mencari mereka sekarang. Mudah-mudahan bisa segera kita bangun," kata Pak Tjahjono.

Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat kecelakaan pesawat di dunia.

Sementara media dari Vietnam 24h.com.vn, pada Senin (11/1/20) mengatakan, ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab jatuhnya Sriwijaya SJ182.

Menukil pernyataan Sergei Melnichenko, Direktur Jenderal Analisis dan Konsultasi Keselamatan Penerbangan Internasional (Rusia), mengatakan bahwa cuaca buruk bisa menjadi penyebab utama kecelakaan Boeing 737-500.

"Saat bencana, cuaca sangat rumit. Hujan deras dan badai petir yang kuat saat pesawat meninggalkan Jakarta," katanya.

"Mesin itu tiba-tiba menurun dari ketinggian saat mencapai 3.230 meter. Saat itu, pesawat mungkin telah rusak karena cuaca," kata Melnichenko.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved