Harga Karet di Sumsel
Harga Getah Karet di OKU Selatan 10 Januari Tembus Rp 9500, Tawas Jadi Andalan Hadapi Musim Hujan
"Sebelumnya hanya Rp 6 hingga Rp 7 ribu, kini tembus Rp 9.500 perkilo. Tentunya membuat kita bersemangat melakukan penyadapan,"
Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Alan Npopriansyah
SRIPOKU.COM, MUARADUA - Harga karet mingguan meroket tembus Rp 9.500 per kilogram.
Petani karet di daerah Kabupaten OKU Selatan sumringah lakukan penyadapan hingga perawatan penyadapan getah karet.
"Sebelumnya hanya Rp 6 hingga Rp 7 ribu, kini tembus Rp 9.500 perkilo.
Tentunya membuat kita bersemangat melakukan penyadapan dan perawatan,"ujar Sukamto warga Desa Karet Jaya Kecamatan Buay Pemaca, Minggu (10/1/2021).
Baca juga: Pilot Cuma Punya Waktu 2 Menit, Jika Elevator Copot, Pengamat : Tak Bisa Apa-apa Setelah Itu Jatuh
Kendati demikian, di wilayah Kecamatan Kisam Ilir, harga karet Mingguan Rp 7 ribu per kilonya yang kerap dijual para petani di waktu akhir pekan Sabtu dan Minggu.
"Kalau di sini harga jualnya Rp 7 ribu, sepekan bisa 40 sampai 70 kilogram,"ujar Andi warga Kecamatan Kisam Ilir.
Tak hanya itu, dampak harga karet yang terus meroket petani melakukan berbagai macam cara untuk mendapat hasil yang maksimal.
Mulai dari perawatan hingga memanfaatkan tawas saat penyadapan.
Dituturkan Sukamto, dengan memanfaatkan tawas tak lain agar getah cepat beku serta menghindari gagal beku mengingat saat ini mengalami musim penghujan.
Baca juga: Ditimpa Ujian Bertubi-tubi, Aura Kasih Curhat Tentang Pesan yang Disampaikan Allah: All Is Well
Bahkan dalam sepekan dilahan dua hektare miliknya kurang dari 2 Kilogram tawas digunakan.
"Seminggunya bisa habis satu kilo lebih, tujuannya sih biar lebih efektif dan getah lebih cepat kering," ujarnya.
Dikatakannya, selain bertujuan agar getah lebih cepat beku, mengingat musim penghujan dengan menggunakan bantuan tawas getah karet yang berada di tempat penampungan berkemungkinan kecil akan mengalami gagal beku.
Hal itu dilakukannnya dalam penyadapan sejak 3 tahun terakhir.
Hanya saja harga karet setahun belakangan yang sempat turun drastis membuat ia dan para petani lainnya enggan memanfaatkan tawas karena memerlukan tambahan biaya.
Baca juga: Lirik Lagu Minyak Wangi - Ayu Ting Ting, Lengkap Chord Gitar: Biasanya Tak Pakai Minyak Wangi
"Baru-baru ini kembali digalakan, karena harga lumayan tinggi sedangkan saat malam hari kerap kali hujan," katanya.