Sriwijaya Air Hilang Kontak

'Saya Baru Setahun Kerja, Mereka Kesini Mau Liburan', Tangis Yamin Pecah Pikirkan Nasib Istri & Anak

Ia mengungkapkan bahwa istri dan ketiga anaknya merupakan penumpang di pesawat yang lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Ist/handout
Polri Terjunkan Penyelam Terbaik dan Armada Laut, Bersama TNI Cari Pesawat Sriwijaya Air yang Hilang 

SRIPOKU.COM - Proses pencarian Pesawat Sriwijaya Air JS182 yang yang jatuh di Pulau Laki Kepulauan Seribu dimulai.

Jajaran Polri Terjunkan Penyelam Terbaik dan Armada Laut.

Bersama TNI Lakukan Penyisiran Cari Pesawat Sriwijaya Air yang Hilang.

Memang tak mudah melakukan pencarian, namun dengan gabungan Tim TNI Polri, maka tim optimis bisa menemukan pesawat Sriwijaya Air dan para penumpangnya yang hilang.

Sebab, petugas Polri dan penyelam terbaiknya juga berpacu dengan waktu, sebab pihak keluarga Penumpang Sriwijaya Air juga sudah memadati posko di Kramatjati, mereka berharap keluarga mereka segera ditemukan.

Diketahui, pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Pesawat Sriwijaya Air sempat ke luar jalur yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak.

Basarnas kini telah mengerahkan kapal dan sea-rider menuju lokasi jatuhnya pesawat.

Peristiwa jatuhnya pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Sabtu (9/1/2021) siang menyisakan duka mendalam bagi banyak keluarga.

Satu diantaranya dirasakan Yaman Zai, pria asal Nias, Sumatera Barat yang merantau ke Pontianak.

Saat ingin membahagiakan istri dan ketiga anaknya, keempat keluarganya malah terenggut bersama jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Rencana keluarganya berlibur ke Pontianak bakal menjadi bencana.

Yaman Zai kehilangan kontak dengan empat keluarganya, yaitu satu istri dan tiga anaknya seiring dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Yaman Zai, sudah satu tahun tinggal di Pontianak ini terus menangis histeris setibanya di Bandara Supadio Pontianak.

Ia mengungkapkan bahwa istri dan ketiga anaknya merupakan penumpang di pesawat yang lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.

"Istri saya, lalu tiga anak saya jadi penumpang. Saya itu bekerja setahun lebih di sini, mereka mau kesini mau liburan," ungkapnya sembari menangis.

Bahkan, di katakannya, turut pula anaknya yang baru lahir beberapa bulan lalu pun ikut menjadi penumpang di pesawat yang belum di ketahui keberadaannya ini.

"Tadi terakhir kontak saya setengah 2 siang tadi, mereka sudah di bandara, maknanya saya tunggu tunggu, palingkan biasa satu jam sudah sampai, tapi ditunggu tidak datang, di telpon tidak aktif,"katanya yang berasal dari Pulau Nias.

Sejumlah Keluarga Penumpang pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182, menangis histeris di Bandara Internasional Supadio saat mengetahui pesawat yang di tumpangi Keluarganya hilang kontak.

Baca juga: Sisi Lain Pesawat Sriwijaya Air SJ182, Ternyata Sudah Berumur 26,7 Tahun, Dioperasikan Sejak 2012

Baca juga: Tangis Yaman Pecah: Saya tunggu-tunggu tidak datang Basarnas Temukan Serpihan Sriwijaya Air Jatuh

Selamat Karena Tunggu PCR

Seorang calon penumpang Sriwijaya Air SJY182 selamat dari maut kecelakaan pesawat tersebut setelah batal ikut terbang.

Adalah Rachmawati, warga Mempawah, Kalbar yang batal terbang ke Pontianak pada Sabtu (9/1/2021).

Sejatinya adalah penumpang nahas itu, namun karena surat keterangan PCR Swab-nya belum jadi maka ia batal menumpang pesawat tersebut.

Rachmawati yang juga qoriah internasional asal Kalbar itu selamat karena tak jadi terbang.

"Sebenarnya saya akan berangkat menggunakan pesawat tersebut, tetapi karena menunggu hasil PCR SWAB yang baru hari ini keluar, jadi batal ikut pesawat itu," kata Hj Rachmawati warga Mempawah yang bertugas di Kemenag RI ini pada Sabtu (9/1/2021).

Dikatakan, sudah menghubungi pihak travel untuk pesan tiket beberapa hari sebelumnya. Tapi karena ke Pontianak harus pakai PCR SWAB harus menunggu sampai hasil keluar.

Mantan Qoriah Internasional era tahun 1985-1986 menjelaskan, hasil Swab baru di ketahui hasilnya pada Sabtu siang.

Sehingga keberangkatan pulang ke Pontianak menggunakan Pesawat Sriwijaya jadwal hari Sabtu dibatalkan.

"Karena PCR SWAB baru keluar tadi, akhirnya saya jadinya berangkat besok (Minggu) menggunakan pesawat air Asia," ujar Rachamati.

Rachmawati bersyukur masih diberi umur panjang karena batal berangkat ikut pesawat naas itu.

"Tadi banyak yang telepon juga, anak dan saudara yang di Mempawah dan Sambas, karena beredarnya nama penumpang, yang tertera ada nama saya, dan pihak keluarga juga sebenarnya sudah tahu kalau saya rencana pulang hari ini,"katanya.

Pegawai Kemenag RI ini pun turut mendoakan semoga almarhum dan almarhumah yang jadi korban kecelakaan pesawat semoga husnul khatimah.

Pesawat rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021.

Pesawat jenis boeing 737-524 type classic ini diduga jatuh di sekitar Kepulauan Seribu.

Dari data yang ada, awak kabin yang bertugas di pesawat tersebut yakni SFA Dhika, FA Okky Bisma, FA Mia Tresetyani, dan FA Gita Lestari.

Sementara yang pilot pesawat adalah Capt Afwan dan FO Diego Mamahit.

Sementara Juru Bicara Kementerian Perhubungan RI Adita mengonfirmasi bahwa pesawat Sriwijaya

Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021.

Pesawat hilang kontak saat berada di atas kawasan Kepulauan Seribu. "Informasi saat ini, ada lost contact Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak SJ 182, ada kontak 14.40 WIB," ujar Adita.

Saat ini, Kemenhub membuka posko di Terminal II Bandara Soekarno-Hatta. "Terakhir ada di atas perairan Pulau Seribu," ujar dia.

Bupati Kepulauan Seribu Djunaedi mengatakan, pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak jatuh di sekitar Pulau Laki.

"Betul (di Pulau Laki)," ujar Djunaedi seperti dilansir Kompas.com, Sabtu 9 Januari 2021.

Djunaedi menyatakan bahwa ia menerima informasi tersebut dari pihak kelurahan setempat.

Dari pihak kelurahan ia menerima informasi bahwa seorang nelayan bubu sempat melihat ledakan api dari peristiwa twrsebut, kemudian meminta tolong kepada warga sekitar

Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Kisah Yaman Zai Kehilangan Istri dan 3 Anak di Peristiwa Jatuhnya Sriwijaya Air SJY-182

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved