Sriwijaya Air SJ182 Jatuh
Cium Anak hingga Minta Baju Warna Ini, Gelagat Aneh Suami Korban Sriwijaya Air SJ182 Dibongkar Istri
"Harapannya kita semoga selamat semua, bisa pulang dengan selamat," kata Vivi saat dibincangi dirumahnya, Minggu (10/1/2021).
SRIPOKU.COM - Musibah di awal tahun ini membuat seluruh warga Indonesia berduka.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Proses pencarian Pesawat Sriwijaya Air JS 182 yang yang jatuh di Pulau Laki Kepulauan Seribu dimulai.
Dari kejadian ini banyak kisah sisi lain yang terungkap.
Baru-baru ini muncul cerita seorang penumpang Sriwijaya Air yang jatuh sempat menelepon istrinya.
Ia meminta istrinya untuk memakai baju berwarna putih dan mewakilkan mencium sang anak.
Korban bernama Rion Yogatama, warga Kelurahan Senalang, Kecamatan Lubuklinggau Utara, Kota Lubuklinggau.
Rion menjadi salah satu korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Tanjung Pasir, Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2020).
Saat ini istrinya Vivi dan kedua anaknya berusia tiga tahun dan delapan bulan berharap ada mukjizat Rion Yogaprama bisa ditemukan dalam keadaan selamat.
"Harapannya kita semoga selamat semua, bisa pulang dengan selamat," kata Vivi saat dibincangi dirumahnya, Minggu (10/1/2021).
Sambil menggendong putra bungsu mereka, Vivi bercerita tidak mempunyai Firasat langsung bahwa suaminya Rion akan menjadi korban pesawat nahas tersebut.
Namun, saat berkomunikasi via telepon ketika Rion berada di Jakarta dan hendak berangkat sempat memintanya untuk memakai baju putih dan meminta mewakilkan mencium anaknya.
"Saat itu aku gak ngeh, tapi ketika kejadian ini baru tau bahwa permintaannya minta pakai baju putih dan wakilkan cium Bianca (anak pertama) itu firasat," ujarnya.
Vivi mengungkapkan, suaminya berangkat dari Lubuklinggau hari Jumat sekira pukul 11.00 WIB naik Batik dan rencananya transit di Jakarta naik Nam Air.
"Kemudian karena transit 20 jam dia (Rion) pulang ke kontrakan kami di Jakarta, seharusnya berangkat pukul 07.00 WIB, karen telat akhirnya diganti dialihkan naik Sriwijaya Air pukul 13.00 WIB," ujarnya.
Vivi mengaku terakhir berkomunikasi via whatsapp dengan suaminya sekitar pukul 12.20 WIB, saat itu Rion mengabarkan pesawatnya akan berangkat pukul 13.00 WIB.
Selanjutnya sekira pukul 14.00 WIB Vivi kembali mengirim pesan, namun hanya ceklis, selang satu jam kemudian pukul 15.00 WIB Vivi kembali mengirim pesan namun kembali ceklis.
"Kemudian aku telpon tidak bisa, sekira pukul 17.00 WIB aku tanya teman yang satu kantor sama suami di Pontianak, dari Jakarta ke Pontianak berapa jam dijawabnya pejalanannya 1,5 jam," ungkapnya.
Karena tidak ada kejelasan Vivi pun langsung panik mencari-cari informasi, ditengah kepanikan itu teman suaminya dari kantor Jakarta mengabarkan bila Rion masuk dalam manifes salah satu korban penumpang pesawat jatuh.
Hingga kejadian tersebut saat ini pihak keluarga masih menunggu kabar, saat ini saudara ayahnya sudah berangkat dari Lubuklinggau menuju Jakarta semalam.
"Ditambah di Jakarta juga saudara saya sudah ada yang di bandara, sekarang kita masih menunggu informasi lebih lanjut," tambahnya
Baca juga: Telepon Terakhir Penumpang Sriwijaya Air Asal Lubuklinggau, Minta Istrinya Pakai Baju Putih
Baca juga: Apakah Manusia yang Meninggal Jatuh dari Pesawat Mati Syahid? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
TNI Angkatan Udara ( TNI AU) menemukan dugaan tumpahan minyak pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak di selatan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Dugaan tumpahan minyak ini berasal dari adanya perubahan warna air pada permukaan laut.
"Kami bisa melihat adanya anomali perubahan atau kontras warna permukaan laut. Saya berasumsi bahwa itu adalah tumpahan minyak," ujar Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (Asops KSAU) Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi usai memantau lewat udara sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (10/1/2021).
Dengan perubahan permukaan laut itu, Henri meyakini jika itu merupakan tumpahan minyak dari pesawat Sriwijaya Air.
"Sangat jelas sekali. Anomali perubahan kontras itu dan luas sekali jangkauannya karena kurang lebih 18 jam, kira-kira itu tumpahan minyak bahan bakar pesawat," kata dia.
Dalam pemantauan ini, Henri bersama sejumlah personel TNI AU mengitari perairan Pulau Laki dengan menggunakan helikopter EC-725 Caracal dari Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor, Jawa Barat.
Adapun titik observasi pencarian ini dengan koordinat 0555 23 LS dan 1063605 bujur timur.
Dalam pencarian itu, pihaknya juga menemukan banyaknya serpihan. Ia meyakini jika serpihan itu bukan berasal dari sampah.
"Saya tak yakin apakah itu serpihan laut, yang jelas itu sampah. Sampah itu terdiri atas berbagai macam. Akan tetapi, kecurigaan kami itu adalah bagian dari hal yang mudah mengapung dari bagian pesawat," kata dia.
Dari temuan awal ini, pihaknya juga telah melaporkan kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono yang berada di KRI John Lie (358) dan posko yang berada di KRI Parang-647.
Baca juga: Kumpulan Serpihan Badan Pesawat Diduga Sriwijaya Air SJ182 Sudah Ditemukan: Di Antara Pulau Lancang
Baca juga: Titik Lokasi Diduga Tempat Hilang Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Akhirnya Ditemukan, 1 Jenazah Ketemu
Diketahui, pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat Sriwijaya Air sempat ke luar jalur yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak.
Basarnas kini telah mengerahkan kapal dan sea-rider menuju lokasi jatuhnya pesawat.
Seorang warganet berinisial WW (26), menceritakan kisah rombongan penumpang yang batal naik pesawat Sriwijaya Air SJ 812.
Cerita ini ia bagikan lewat akun story Instagram pribadinya.
WW mengunggah tangkap layar tiket penerbangan dari Jakarta menuju ke Pontianak.
Story kedua dirinya menuliskan keterangan:
"Jadi teamnya suami harusnya flight hari ini. Suami sendiri, karena suatu hal berangkat besok. Pas teamnya di bandara dikasih kabar wajib swab PCR, akhirnya semua gagal terbang. Sempet kesel juga karena dikasih taunya dadakan dan akhirnya refund tiket. Ternyata ALLAH punya rencana lain #prayforsriwijayaairsj182," tulisnya.
Baca juga: Jemput Mertua di Bangka, Warga OI Ini Turut Menumpang Sriwijaya Air SJ182, Hilang Kontak Sekeluarga
Baca juga: Temuan Diduga Puing Pesawat Sriwijaya SJ-182 Tiba di Posko Terpadu, Serpihan Dibungkus Kantong Mayat
Kepada Tribunnews, WW menyebut suami RA (29) dan rombongannya akan berangkat ke Pontianak karena urusan bisnis.
Perjalanan ini sudah direncanakan dari bulan lalu.
Sedangkan pemesanan tiket baru dilakukan minggu ini.
Diketahui, RA dan timnya berangkat di hari dan lokasi berbeda.
RA direncanakan terbang ke Pontianak pada Minggu (10/1/2021) dengan rute Jogja - Jakarta - Pontianak.
Sedangkan tim RA yang terdiri 4 orang berangkat hari ini (Sabtu) dengan pesawat Sriwijaya Air SJ 812.
"Team berangkat hari ini dari Palembang - Jakarta - Pontianak. Mereka rencannya naik pesawat Sriwijaya Air, untuk kodenya benar itu karena jam keberangkatannya sama," kata WW, Sabtu (9/1/2021).
Perempuan asli Ponorogo Jawa Timur ini melanjutkan ceritanya.
Ia mengatakan, lantaran tidak membawa hasil tes swab PCR, rombongan akhirnya batal berangkat dan memilih melakukan refund tiket.
Mereka juga memutuskan kembali ke Palembang.
"Sedangkan tim hanya berbekal rapid antigen. Karena swab tidak bisa langsung jadi, akhirnya tidak bisa berangkat," imbuh WW.
Tunggu Hasil PCR Swab
Terpisah, warga Mempawah Pontianak batal menjadi penumpang pesawat naas tersebut lantaran menunggu hasil PCR SWAB Covid-19.
Tribun Pontianak mengkonfirmasi warga Mempawah tersebut melalui telepon, yang mengatakan dirinya sebenarnya calon penumpang pesawat Sriwijaya SJ812 tersebut.
"Sebenarnya akan berangkat menggunakan pesawat tersebut, tetapi karena menunggu hasil PCR SWAB baru hari ini ke luar, jadi batal ikut pesawat itu," ujar Hj Rachmawati, warga Mempawah yang bertugas di Kemenag RI ini pada Sabtu 9 Januari 2021 dikonfirmasi melalui telepon.
Mantan Qoriah Internasional ini mengatakan, dirinya sudah menghubungi travel untuk pesan tiket beberapa hari sebelumnya.
"Tapi karena ke Pontianak harus pakai PCR SWAB, jadi saya menunggu hasil itu ke luar," kata Mantan Qoriah Internasional era tahun 1985-1986 ini.
Ia pun menjelaskan Hasil PCR SWAB itu baru diketahui pada Sabtu siang, dan akhirnya dibatalkan keberangkatan pulang ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya jadwal hari Sabtu tersebut.
"Karena PCR SWAB baru keluar tadi, akhirnya saya jadinya berangkat besok (Minggu) menggunakan pesawat air Asia," katanya.
Hj Rahmawati mengatakan dirinya bersyukur masih diberi umur panjang atas batalnya berangkat mengikuti pesawat naas tersebut.
"Tadi banyak yang telepon juga, anak dan saudara yang di Mempawah dan Sambas, karena beredarnya nama penumpang, yang tertera ada nama saya, dan pihak keluarga juga sebenarnya sudah tahu kalau saya rencana pulang hari ini," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Sebelum Berangkat ke Pontianak, Rion Yogatama Sempat Sampaikan Permintaan, Istri Baru Sadar