Berita Internasional
Mutasi Covid-19 Afrika Selatan Sudah Ada di Inggris, Ilmuwan Minta Waktu 6 Pekan Uji Coba Vaksin
Akan tetapi, vaksin yang sudah diluncurkan di Inggris tersebut dianggap tidak efektif untuk mutasi Virus Corona Afrika Selatan.
SRIPOKU.COM - Dunia tengah disibukkan dengan ujicoba vaksin untuk menghilangkan wabah Virus Corona atau Covid-19.
Akan tetapi, di saat vaksin Covid-19 belum didistribusikan ke masyarakat luas, timbul persoalan baru terkait mutasi virus yang sudah mematikan jutaan manusia di dunia ini.
Dicemaskan, vaksin yang ada sekarang tidak bisa membuat seseorang terhindar dari penularan mutasi Virus Corona.
Salah satu negara yang sudah meluncurkan vaksin Covid-19 adalah Inggris.
Akan tetapi, vaksin yang sudah diluncurkan tersebut dianggap tidak efektif untuk mutasi Virus Corona Afrika Selatan.
Baca juga: ADA Pihak yang Sengaja Hapus REKAMAN CCTV Aksi Penembakan 6 Laskar FPI, Bukan Rusak: Untuk Apa?
Mutasi virus baru dari SARS-CoV-2 yang pertama kali teridentifikasi pertama kali di Afirka Selatan itu telah menyebar cepat ke sejumlah negara di dunia.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (9/1/2021), Virus Corona baru ini lebih dapat menular dengan cepat.
Hanya dalam waktu beberapa minggu, mutasi tersebut telah mendorong lonjakan kasus Covid-19, terutama di Inggris.
Profesor mikrobiologi seluler di University of Reading, Simon Clarke mengatakan bahwa meskipun kedua varian virus baru ini memiliki beberapa fitur baru yang sama,
namun mutasi virus yang ditemukan di Afrika Selatan memiliki sejumlah mutasi tambahan yang mengkhawatirkan.
Clarke mengatakan perubahan itu termasuk yang lebih ekstensif pada bagian penting dari virus corona yang dikenal sebagai protein spike.
Baca juga: Residivis Jambret Tersungkur Ditangkap Petugas, Mengaku Untuk Kuliah Daring Anak
Protein spike adalah bagian pada virus corona yang digunakan virus untuk menginfeksi sel inang atau sel manusia.
Diduga perubahan mutasi pada protein spike inilah yang kemungkinan membuat virus menjadi kurang mempan terhadap respons kekebalan yang dipicu oleh vaksin.
Lawrence Young, ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Warwick University juga mencatat bahwa varian virus Afrika Selatan memiliki mutasi ganda protein spike.
"Akumulasi lebih banyak mutasi spike pada varian (virus SARS-CoV-2) Afrika Selatan lebih memprihatinkan dan dapat menyebabkan virus lolos dari perlindungan kekebalan," ungkap Young.