Intel Jerman yang Kunjungi Markas FPI, Masuk Daftar Hitam dan Dicegah Masuk Indonesia

Menurut Munarman, kasus kematian enma laskar FPI itu bukan sekadar masalah politik. Ada yang lebih serius, dan berdampak pada reputasi atas standar hak asasi manusia yang rendah di Indonesia dan akan menjadi perbincangan intelijen internasional.

"Sebab dalam perspektif dunia intelijen, ada fatsoen (kesepakatan etika), keberadaan aparat keamanan negara adalah untuk menangkal bahaya terhadap negara, bukan untuk membunuh warga negara sendiri," kata Munarman.

Munarman mengatakan, insiden  kematian laskar FPI tersebut justru membuktikan bahwa dunia internasional sudah tahu kejadian sesungguhnya.

"Oleh karenanya yang diturunkan adalah orang yang punya kemampuan investigasi, bukan diplomat politik untuk mencampuri urusan dalam negeri Indonesia," pungkas Munarman.

Sebelumnya, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Muhammad Farhan, mengomentari status staf Kedubes Jerman yang mendatangi markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat.

"Ternyata dia bukan diplomat, namanya Suzanne Hol, dan setelah diselidiki lewat beberapa sumber, dia ternyata bukan sebagai pegawai di Kementerian Luar Negeri Jerman.

Tetapi ternyata dia adalah tercatat sebagai pegawai Badan Intelijen Jerman, BND (Bundesnachrichtendienst)," kata Farhan di Jakarta, Senin lalu.

"Kan kita ini juga harus melengkapi diri dengan berbagai macam sumber informasi gitu. Anda bisa, gini, Anda bisa cek ke Dirjen Imigrasi, cek aja, keberangkatan dia tanggal berapa kembali ke Jerman. Namanya siapa, pasti paspornya tercatat," ujar Farhan.

"Ditanya dulu ke Kedubes Jerman, tanggal berapa dia balik keluar dari Indonesia, lalu cek ke imigrasi tanggal berapa dia keluar karena walaupun dia memegang paspor diplomat, pasti tercatat dong," imbuhnya.****

__________________________

Sumber: staf-kedubes-jerman-yang-sambangi-markas-fpi-dilarang-masuk-indonesia-lagi?page=all