Komisaris Jenderal Agus Andrianto Disebut-sebut Calon Kuat Kapolri

Jika mengacu pada UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, pasal 11 ayat(6) huruf-B menyatakan, Kapolri yang baru sebelum dipilih dilihat dari dua aspek, yakni kepangkatan dan jenjang karier.

"Yang dimaksud dengan jenjang kepangkatan ialah prinsip senioritas dalam arti penyandang pangkat tertinggi di bawah Kapolri," kata Poengky ketika itu.

Poengky menuturkan, Kompolnas telah menerima masukan dari sejumlah pihak soal nama-nama calon Kapolri.

"Kami menerima masukan-masukan dari internal Polri dan eksternal Polri, termasuk tokoh-tokoh masyarakat dan purnawirawan Polri tentang kriteria kapolri di masa depan," kata Poengky seperti dikutip Kompas.com.

Kompolnas selanjutnya menyaring nama-nama perwira tinggi Polri yang memiliki prestasi, integritas, dan rekam jejak yang terbaik. Ini dilakukan merujuk pasal 11 ayat(6) UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri.

Ketentuan pasal ini menyebutkan bahwa calon Kapolri adalah perwira tinggi yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier. Setelah itu, Kompolnas akan menyerahkan lebih dari satu nama calon untuk dipilih presiden.

Berdasarkan kewenangan dan hak prerogatif presiden, dan mengirimkan nama calon Kapolri yang dipilih presiden untuk disetujui DPR.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai penunjukkan tersebut secara tidak langsung mengubah bursa calon Kapolri ke depannya.

Menurut Neta, peluang jenderal bintang dua Polri untuk masuk dalam bursa calon Kapolri telah tertutup usai penunjukkan tersebut.

Jika melihat berbagai argumen dari dua institusi yang dapat memberikan rekomendasi kandidat calon Kapolri kepada Presiden, ada dua angkatan yang paling memungkinkan menjadi Kapolri yaitu angkatan pendidikan akademi kepolisian 1988 dan angkatan 1989.*****

Sumber: mengenal-komjen-pol-agus-andrianto-disebut-sebut-calon-kuat-kapolri-pengganti-idham-azis