Kisah Perjuangan Seorang Ibu Sebelum Wafat, Memburu Semua Pelaku Pembunuhan Putrinya Seorang Diri

Siapa sangka, selama 3 tahun lamanya, Miriam sudah melakukan perjalanan seorang diri untuk mencari semua pelaku kejahatan yang membunuh putrinya.

Facebook/Newsner
Selama menjalankan misinya, Miriam bahkan diketahui berhasil menemui beberapa anggota keluarga dari geng tersebut untuk mencari tahu dimana alamat orang-orang yang selama ini ia cari. 

SRIPOKU.COM, MEKSIKO -- Miriam Rodriguez, seorang wanita asal Meksiko ini mungkin nampak seperti wanita biasa pada umumnya.

Namun, siapa sangka, selama 3 tahun lamanya, Miriam sudah melakukan perjalanan seorang diri untuk mencari semua pelaku kejahatan yang tega membunuh putri kandungnya.

Seperti apa kisah Miriam ?

===

Dilansir dari Newsner, niat Miriam untuk memburu semua pelaku bermula ketika putrinya yang berusia 20 tahun, Karen Alejandra Salinas Rodriguez, tiba-tiba menghilang.

Saat berusaha mencari keberadaan putrinya, Miriam kaget ketika mendapat berita kalau putrinya sudah diculik.

Para pelaku penculikan ini bahkan menghubungi Miriam dan memintanya menyiapkan uang tebusan jika ingin Miriam selamat.

Tak mau hal buruk terjadi, keluarga Miriam memutuskan mengabulkan permintaan para pelaku.

Segala cara mereka lakukan demi bisa menebus Miriam, termasuk sampai berhutang dengan orang lain.

Uang permintaan tebusan sudah mereka berikan, namun sedihnya, Karen tak kunjung pulang.

Yang lebih mengiris hati Miriam, pada 2014, pihak berwajib mengabarinya jika mereka menemukan jasad Karen yang sudah tak bernyawa di salah satu bangunan yang berada di sebuah komplek peternakan.

Niat Miriam untuk memburu semua pelaku bermula ketika putrinya yang berusia 20 tahun, Karen Alejandra Salinas Rodriguez, tiba-tiba menghilang.
Niat Miriam untuk memburu semua pelaku bermula ketika putrinya yang berusia 20 tahun, Karen Alejandra Salinas Rodriguez, tiba-tiba menghilang. (Facebook)

===

Dalam sebuah artikel yang dimuat oleh New York Times, sebelum putrinya ditemukan tewas, Miriam rupanya sempat menemui dua anggota geng yang menculik putrinya.

Di hadapan merea, Miriam sempat memohon agar putrinya dikembalikan kepadanya.

Namun, mereka menjawab kalau putrinya tidak ada bersama mereka.

Bahkan, mereka menawarkan diri untuk membantu Miriam mencari keberadaan putrinya jika diberi uang.

Miriam menuruti permintaan mereka, uang pun diberikan.

Di saat yang sama, Miriam mendengar jika salah satu pria tersebut bernama Sama. Nama tersebut ia dengar ketika kedua pria ini sedang berbicara.

===

Berbekal informasi ini, Miriam memutuskan untuk memulai investigasinya sendiri melalui media sosial.

Melalui media sosial, Miriam akhirnya menemukan profil seseorang yang ia kenal dan tinggal di sebuah toko es-krim yang jarak lokasinya dua jam dari Kota Ciudad Victoria.

Wanita berusia 56 tahun ini pun mulai memata-matai toko es-krim tersebut selama beberapa minggu sampai akhirnya pria yang ia cari akhirnya muncul, yaitu Sama.

Miriam kemudian membuntuti Sama sampai ke rumahnya.

Berpura-pura sebagai petugas pencatat data warga, Miriam mulai menggali informasi dari semua orang yang tinggal di sekitar rumah Sama.

Layaknya adegan dalam film "Taken", Miriam kemudian mulai melacak keberadaan setiap orang yang terlibat dengan kasus pembunuhan anaknya.

Agar tak dikenali, Miriam bahkan sampai merubah penampilannya dan kepribadiannya agar bisa dengan mudah masuk ke dalam lingkungan kartel Zeta, kelompok yang sudah menculik dan membunuh Karen.

Pada Hari Ibu tahun 2017, ketika sedang memburu target terakhirnya, Miriam ditembak sebanyak 12 kali di depan rumahnya.
Pada Hari Ibu tahun 2017, ketika sedang memburu target terakhirnya, Miriam ditembak sebanyak 12 kali di depan rumahnya. (Facebook)

===

Selama menjalankan misinya, Miriam bahkan diketahui berhasil menemui beberapa anggota keluarga dari geng tersebut untuk mencari tahu dimana alamat orang-orang yang selama ini ia cari.

Bahkan pada suatu hari, Miriam berhasil berhadapan satu lawan satu dnegan seorang pria yang terlibat dalam pembunuhan Karen.

Saat itu, Miriam berhasil membuat pria ini terpojok di sebuah lorong sempit.

"Kalau kau bergerak, kau akan kutembak," ujar Miriam sembari mengancam pria tersebut dengan sepucuk pistol yang ia todongkan ke punggungnya, seperti yang diberitakan oleh New York Times.

Selama perjalanannya memburu para pelaku, Miriam mengetahui kalau sebagian besar dari mereka sudah menjalani kehidupan yang baru.

Tapi meski begitu, rasa sakit hati dan sedih di dalam hatinya tak mengurungkan niatnya untuk memburu mereka.

Setelah berjuang cukup lama, Miriam bahkan berhasil mengetahui keberadaan dari sebagian besar pelaku.

Setiap kali mengetahui dimana pelaku berada atau tinggal, Miriam langsung memburu mereka dan pada akhirnya berhasil menjebloskan mereka semua ke dalam penjara.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah anggota kartel Zeta yang berhasil ia penjarakan sebanyak 10 orang.

Sayangnya, meski usahanya sebagian besar berhasil, misi Miriam justru berujung tragis.

Pada Hari Ibu tahun 2017, ketika sedang memburu target terakhirnya, Miriam ditembak sebanyak 12 kali di depan rumahnya, Miriam tewas seketika.

Untuk menghormati perjuangannya, sebuah pelakat dari perunggu dipasang warga di dalam rumahnya yang berlokasi di Kota San Fernando.
Untuk menghormati perjuangannya, sebuah pelakat dari perunggu dipasang warga di dalam rumahnya yang berlokasi di Kota San Fernando. (Twitter New York Times / Daniel Berehulak)
===

Untuk menghormati perjuangannya, sebuah pelakat dari perunggu dipasang warga di dalam rumahnya yang berlokasi di Kota San Fernando.

Seperti diketahui, mengutip dari New York Times, sebanyak lebih dari 70.000 orang di Meksiko dinyatakan hilang.

Sayangnya, pihak berwajib kerap menutup mata akan hal ini, membuat pihak keluarga harus berjuang sendiri mencari keberadaan anggota keluarga mereka yang hilang.

===

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved