Jaringan Teroris

Awas Jaringan Teroris Rekrut Pemuda, Sasarannya Orang Penting

Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengingatkan, jaringan teroris merekrut dan melatih anak-anak berusia muda untuk sasaran tertentu.

Editor: Sutrisman Dinah
Tribunnews.com
23 Terduga teroris buronan Bom Bali mendarat di Bandara Soekarno-Hatta 

SRIPOKU.COM -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengingatkan, ideologi radikalisme saat ini menjadi ancaman besar terhadap keutuhan bangsa dan negara. Salah satu ancaman nyata itu, radikalisme dalam bentuk aksi teror.

Mahfud mengatakan, telah menerima informasi bahwa adanya sekelompok anak muda yang direkrut dan dilatih untuk meneror orang penting.

"Saya dapat info, ada sekelompok anak-anak muda yang dilatih di suatu tempat khusus untuk meneror VVIP (very-very important person atau orang sangat penting)," ujar Mahfud di Jakarta, Rabu malam.

Baca juga:  20.000 Kotak Amal untuk Jaringan Teroris Tersebar di Minimarket 12 Kota  

Baca juga: 23 Teroris Bom Bali Mendarat di Jakarta: Taufik Bulaga, Panglima Askari Dibawa ke Mako Brimob

Peringatan itu disampaikan ketika memberi sambutan dalam acara "Penyerahan Hasil Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Kementerian/Lembaga di Bidang Kesatuan Bangsa" di Jakarta, Rabu (16/12/2020) malam.

Dikatakan, pihaknya telag mengaku mengantongi foto-foto anak muda yang mengikuti kegiatan pelatihan teror tersebut.

"Saya dapat foto latihannya juga. Nah yang seperti ini, itu radikalisme yang mengarah, menghantam ideologi. Itu satu, intoleran. Dua yang lebih parah dari itu adalah teror. Teror itu karena paham jihadis, paham jihad yang salah," kata Mahfud.

Bukti lain, teror menjadi ancaman ideologi Pancasila adalah keberhasilan aparat keamanan meringkus 23 orang terduga teroris baru-baru ini.

Mereka yang ditangkap, ternyata sudah mempunyai persiapan untuk menebar teror. "Polisi (telah) menangkap 23 orang teroris dari berbagai tempat yang kemudian dikumpulkan di Lampung," kata Mahfud.

"Lalu diangkut ke Jakarta tadi, sebanyak 23 itu sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan teror. Mengebom, membikin kerusuhan dan sebagainya di berbagai tempat," katanya.

Baca juga: Teroris Kini Gunakan Medsos Target Serang TNI-Polri: Densus Cokok 7 Pelaku Amaliyah

Selain ancaman teror, Pancasila juga mendapat ujian dengan merebaknya intoleransi. Intoleransi ini membuat tidak ingin menyatu dengan orang yang dianggap berbeda dengan pahamnya.Untuk meredam radikalisme ini, Mahfud menekankan pentingnya kembali menguatkan persatuan.

"Tugas kita adalah menjalankan pemerintahan, negara yang bersumbu pada kesatuan bangsa kita. Semua energi kita, harus kita kerahkan untuk jaga keutuhan dan kebersamaan, kebersatauan kita," kata Mahfud.

Diberitakan sebelumnya, kepolisian mengungkap terduga jaringan teroris yang berafiliasi dengan Organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI). Kelompok ini ternyata tidak cukup memenuhi kebutuhan aktivitasnya.

Diantaranya melakukan mengumpulkan dana adalah dengan menyebarkan kotak amal dan berbaur dengan masyarakat. Kepala Diivisi Humas Polri Irjen pol Argo Yuwono menyampaikan organisasi terlarang itu mengalami kesulitan dana untuk operasional kegiatannya sehari-hari.

Jaringan kelompok terorisi, berencana untuk terjun langsung ke masyarakat mencari dana.

"Untuk organisasi teroris khususnya jamaah islamiah saat ini mulai berusaha untuk go public (terjun ke masyarakat) karena semakin sulitnya mengumpulkan dana jika hanya lewat Infaq Anggotamaupun Ikhtisod (jumlahnya tidak pasti dan tidak selalu ada)," kata Argo di Jakarta, Kamis (17/12/2020).

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved