Laskar FPI

Istana Menjawab Ketika Dicecar DPR tentang 6 Pengawal Habib Rizieq Tewas

Kepala Kantor Staf Kepresiden Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan Istana masih mengumpulkan informasi menyeluruh insiden penembakan enam laskar FPI

Editor: Sutrisman Dinah
kompas.com
Kepala Staf Presiden Jendneral (Purn) Moeldoko 

SRIPOKU.COM -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko menegaskan bahwa pihak Istana measih terus mengumpulkan informasi secara utuh dan menyeluruh terkait tewasnya enam pengawal pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq (55).

Jawaban itu disampaikan Moeldoko ketika rapat kerja dengan anggota Komisi II DPR RI, diselenggarakan secara virtual Senin (7/12). Rapat kerja Komisi II DPR menggelar rapat kerja yang dihadiri Kepala KSP, Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Sekretaris Kabinet.

Dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Gerindra Sodik Mudjahid menyinggung kasus penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) yang mengawal Habib Rizieq di Tol Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari.

Baca juga: Enam Pengawal Habib Rizieq Tewas Ditembak di Jalan Tol

Baca juga:  Kapolda Metro Ultimatum Habib Rizieq, FPI Sembunyikan Rizieq di Tempat Rahasia

Baca juga: Komnas HAM Turun Tangan Pantau Penembakan 6 Pengawal Habib Rizieq, LPSK SIap-siap

 Sodik menanyakan, apakah pemerintah pusat sudah mendapatkan informasi yang utuh terkait kasus penembakan 6 orang simpatisan FPI tersebut. Kasus tersebut tengah menjadi sorotan publik, sebab penjelasan Kepala Polda Metro Jaya terkait insiden tersebut, dibantah pihak FPI.

"Apakah pihak Istana sudah mendapatkan informasi sesungguhnya? Kami ingin mendapatkan informasi yang sesungguhnya kenapa? Karena di media sangat kontroversi antara pernyataan polisi dengan pihak HRS," kata Sodik seperti dilansir Kompas.com, Selasa (8/12/2020).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, belum bisa memberikan informasi yang sebenarnya karena baru menerima informasi terkait penembakan tersebut melalui media.

"Saya belum bisa memberikan informasi yang sesungguhnya Pak, karena saya baru membaca di media, dan perlu akurasi yang sangat tinggi, perlu proses. Dan saya sudah mengkalkulasi situasinya seperti apa karena kejadian ini cukup sensitif," kata Moeldoko.

Sementara itu, anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKS Nasir Djamil mengatakan, Presiden Joko Widodo bisa membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kasus tersebut.

"Karena ada kesimpang siuran informasi terkait peristiwa tersebut, mudah-mudahan dengan tim pencari fakta, kita dapatkan kebenaran dengan peristiwa tersebut," kata Nasir.

Menjawab hal tersebut, Moeldoko mengatakan, belum bisa memberikan komentar terkait tim pencari fakta tersebut. Namun, kata Moeldoko, usulan tersebut akan disampaikan kepada pemerintah.

"Tentang tim pencari fakta saya belum bisa memberikan komentar, tapi akan kami sampaikan nanti," kata Moeldoko.

Polisi menembak mati 6 dari 10 orang yang disebut merupakan simpatisan pemimpin FPI Habib Rizieq di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di Kilometer 50, pada Senin (7/12/2020) dini hari.

Kapolda Metro Jaya Fadil Imran mengatakan, insiden penembakan terhadap enam orang tersebut dilakukan karena mereka diduga melakukan penyerangan terhadap jajarannya saat menjalankan tugas penyelidikan kasus Habib Rizieq.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS, dan meninggal dunia sebanyak enam orang," kata Fadil dalam konferensi pers, Senin siang.

Menurut Fadil, ada tiga peluru senjata api asli yang telah digunakan dalam aksi penyerangan terhadap polisi itu.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved