Pengejaran Kelompok Ali Kalora

Jumlahnya Hanya 10 Tapi Ali Kalora Licin Bak Belut: 5 Tahun Diburu, Hasilnya Zonk, Ini Penyebabnya

Menurutnya, salah satu faktor penyebab kelompok teroris Ali Kalora sulit ditumpas yakni kondisi geografis yang mayoritas hutan

Editor: Wiedarto
Kolase Istimewa/Tribun Manado dan youtube
Ali Kalora (kiri) dan Moeldoko (kanan). Moeldoko membeberkan Penyebab Ali Kalora Cs Sulit Ditumpas. 

SRIPOKU.COM, JAKARTA-Kepala Staf Presiden Moeldoko menjelaskan penyebab Ali Kalora Cs atau Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sulit ditumpas.

Menurutnya, salah satu faktor penyebab kelompok teroris Ali Kalora sulit ditumpas yakni kondisi geografis yang mayoritas hutan dan perbukitan.

Moeldoko menyebut kondisi medan gunung yang berlapis-lapis dan luas menjadikan Ali Kalora Cs sulit untuk dilacak.

"Intinya bahwa saya tahu persis medan di sana, medan gunungnya berlapis-lapis, itu sangat luas.

Hutannya masih cukup lebat dan masyarakat itu tinggal cukup berjauhan sehingga untuk menjaga rasa aman mereka tidak mudah," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa, (1/12/2020).

Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Moeldoko Ungkap Sulitnya Tumpas Kelompok Teroris MIT di Sulawesi Tengah'

Selain itu, menurut Moeldoko kelompok teroris MIT berbaur dengan masyarakat.

Jumlahnya yang sedikit membuat kelompok tersebut lebih leluasa dalam bermanuver.

"Kalau kita gambarkan di sini mungkin kok susah amat sih gak bisa diberesin, tapi kalau temen-temen melihat medannya di sana yang gunungnya itu berlapis-lapis seperti itu memang tidak mudah, apalagi mereka (MIT) dalam jumlah yang kecil.

Dia bisa membaur dengan masyarakat, dia punya manuver yang cepat karena dia sudah tahu daerah operasi mereka sendiri itu juga salah satu kesulitan yang dihadapi pasukan yang diturunkan ke sana," katanya.

Karena itu pada saat menjabat Panglima TNI, Moeldoko meminta kepada Presiden SBY saat itu untuk menggelar latihan militer di Poso.

Tujuannya untuk memecah konsentrasi kelompok tersebut.

"Saya lakukan di sana, setelah itu mereka konsentrasinya rusak dan polisi yang tinggal menangkap di bawah. Itu sebuah referensi yang bagus," katanya.

Puluhan Anak Buah Jenderal Andika Perkasa diterjunkan

Sementara itu, pemerintah menambah lagi kekuatan untuk memburu kelompok teroris Ali Kalora.

Kali ini, puluhan pasukan TNI AD anak buah Jenderal Andika Perkasa dan Marinir ditambah untuk membantu pengejaran pelaku.

Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel '30 Orang Pasukan TNI AD dan Marinir Bantu Pengejaran Kelompok Ali Kalora Cs di Sigi'

"Hari ini ada informasi tambahan dari TNI AD dan Marinir angkatan laut sebanyak 30 orang baru tiba digeser dari Poso.

Tentunya kami juga akan menunggu update informasi tambahan dari Jakarta," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (1/12/2020).

Di sisi lain, Polri juga mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mengantisipasi adanya kemarahan dari kelompok warga.

Khususnya mencegah adanya merebaknya isu agama dalam penyerangan tersebut.

"Pertemuan untuk memberikan pemahaman dan satu persepsi bahwasanya memang betul ini kasus murni kasus teror yang dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur dan Kelompok Ali Kalora Cs," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri membenarkan terjadi pembunuhan terhadap satu keluarga di Dusun 5 Lewonu, Sigi, Sulawesi Tengah. Pembunuhan tersebut diduga oleh jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Aparat gabungan dari kepolisian dan TNI kini mengejar jaringan MIT teroris tersebut. Mabes Polri pun membeberkan kronologis kejadian.

"Jumat, 27 November 2020 pukul 10.30 WITA, anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal," kata Brigjen Pol Awi Setiyono selaku Karopenmas Divhunas Polri dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (28/11/2020).

Sesampainya di TKP, ada empat mayat yang ditemukan dan 7 rumah dibakar. Polisi kemudian melakukan olah TKP dipimpin oleh Kapolres Sigi Akbp Yoga Priyahutama SH., S.I.k., MH dan tim inavis Polda Sulteng.

"Lima saksi yg diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," kata Awi.

Setelah diperlihatkan DPO teroris MIT, Awi mengatakan para saksi yakin identitas tiga orang OTK tersebut adalah kelompok teroris Ali Kalora.

"Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," pungkas Awi.

Instruksi Terbaru Kapolri Soal Ali Kalora Cs

Dan baru-baru ini, Kapolri Jenderal Idham Azis memerintahkan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Abdul Rakhman Baso berkantor di Poso.

Seperti dilansir dari Warta Kota dalam artikel 'Buru Teroris MIT, Kapolri Perintahkan Kapolda Sulteng Berkantor di Poso, Foto Wajah 11 Buron Disebar'

Hal ini dimaksudkan guna memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang diduga menjadi pelaku pembantaian satu keluarga di Sigi.

"Perintah Kapolri hari Selasa 1 Desember 2020, Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan diback up oleh tim terbaik Bareskrim Polri," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 2 Desember 2020.

Lebih lanjut, Argo menuturkan, saat ini Satgas Tinombala yang merupakan gabungan aparat TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT.

Tim Densus 88, pasukan TNI, dukungan drone serta intel IT dikerahkan guna membantu proses pengejaran.

"Pasukan satgas Operasi Tinombala ke wilayah Desa Lembahtongoa, Sausu, Salatanga," ujarnya.

Selain memburu Kelompok MIT, aparat gabungan juga melakukan trauma healing kepada warga pascaaksi teror yang dilakukan kelompok MIT.

Penempatan personel Brimob di tiga lokasi areal transmigrasi Desa Levonu Sigi juga dikerahkan guna memberikan rasa aman kepada warga.

"Bantuan Sembako 400 paket dari Polda untuk masyarakat transmigrasi yang mengungsi di Dusun Levonu.

Lalu perbaikan 6 buah rumah tinggal atau pos pelayanan umat sudah mulai dilaksanakan inisiasi dari Polda untuk kecepatan serta bantuan proses pemakaman korban berupa 4 peti mati dan bantuan duka air mata," katanya.

Lebih lanjut, Argo mengatakan pihaknya sudah melakukan dialog dengan tokoh masyarakat, agama serta tokoh adat Sulteng agar masyarakat tak termakan isu hoaks.

"Pertemuan dengan pihak MUI, FKUB, media termasuk Komnas HAM sudah dilakukan untuk meredam suasana agar tetap kondusif," tutup Argo.(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Penyebab Ali Kalora Cs Sulit Ditumpas Menurut Moeldoko, Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Dikerahkan, https://surabaya.tribunnews.com/2020/12/02/penyebab-ali-kalora-cs-sulit-ditumpas-menurut-moeldoko-anak-buah-jenderal-andika-perkasa-dikerahkan?page=all.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Musahadah

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved