news
Resepsionis Hotel Ini Tak Pernah Menyangka Bakal Jadi Dubes: "Modalnya Cuma Pandai Bicara"
Namanya melejit dan melekat dengan acara populernya 'Who Wants To Be A Millioner'.
"Betul. Saya itu sebenarnya pada dasarnya itu adalah seorang public speakers," terang Tantowi.
Kini jadi duta besar dengan hunian mewah di Selandia Baru, siapa sangka Tantowi dulunya memulai karir menjadi seorang resepsionis hotel.
"Karena apapun yang saya kerjakan dari awal saya bekerja sebagai resepsionis hotel ya. Ya kan (pekerjaannya) ngomong. Ngomong menjadi petugas PR menjadi marketing, menjadi anggota DPR. Speakers kan ya," jelasnya.
Berbicara dan menyakinkan orang adalah inti dari pekerjaannya sejak dulu.
Sehingga ia pun tak pernah membeda-bedakan pekerjaan yang diselaminya.
"Sampai sekarang itu core pekerjaan saya itu adalah berbicara. Menyakinkan orang apa yang saya yakini itu adalah benar. Intinya sama, meyakinkan orang melalui public speakers," tambahnya.
Mengutip dari Tribunnewswiki, lelaki asal Palembang ini pernah bersekolah di akademi kepariwisataan di Yogyakarta dan Bandung.
Usai lulus kuliah, ia pun hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Pada 1982, Tantowi mulai bekerja menjadi resepsionis di Hotel Borobudur Intercontinental Jakarta.
Setelah bekerja satu setangah tahun, Tantowi Yahya diterima sebagai Assistant Manager di Hotel Jakarta Hilton International.
Tantowi Yahya pindah ke PT BASF Indonesia pada tahun 1987.
BASF sendiri merupakan perusahaan pembuat pita kaset audio dan video yang berpusat di Ludwigshafen, Jerman.
Ia tercatat tujuh tahun berkarier bersama PT BASF.
Tantowi Yahya dengan dukungan sepenuhnya dari Danny Jozal berhasil mengibarkan nama perusahaan Jerman tersebut melalui kegiatan musik tahunan, BASF Award.
Pada 1994, suami Dewi Handayani ini membuat perusahaan sendiri yang bergerak dibidang produksi dan distribusi rekaman serta jasa penyelenggaraan pertunjukan (event organizer).